Share

Kegalauan

Semenjak pertemuan di mall kala itu, pikiran Aldio entah kenapa menjadi terpecah. Ada rasa yang aneh di sana, dia tak mengerti kenapa sekarang otaknya terdistraksi oleh sosok perempuan lain selain Naira. Bayangan perempuan itu membuatnya menggila seminggu terakhir ini. Senyuman, ketenangan dan pandangan perempuan itu yang sungguh berbeda dari biasanya membuat Aldio sedih, kesal tapi juga rindu.

“Kenapa dia bisa seperti itu saat melihatku kemarin?” tanya Aldio dalam hati. Dia mulai mengingat kembali bagaimana sosok Alula dengan begitu tenangnya tersenyum lepas bahkan saat melihatnya perempuan itu hanya melihat dirinya sekilas. Tak ada lagi mata yang menatapnya penuh sayang, tak ada lagi pandangan mata yang penuh pemujaan, sungguh itu membuatnya sangat kesal dan marah.

“Ada apa dengan nya? Apa dia melupakan aku?” guman Aldio kembali tapi sayangnya dia tak tetap juga tak bisa menemukan jawabannya. Saat ini Aldio ingin bertemu dengan Alula, bayangan cantik Alula yang penuh percaya diri membuat Aldio menggila.

“Aah! Kenapa aku tak bisa melupakan senyuman itu dan ke mana dia pergi sebenarnya?” umpat Aldio yang sudah mulai tak waras karena ingin bertemu dengan sosok Alula.

Lelaki tampan itu kehilangan jejak Alula, dia yang saat pertemuan pertamanya setelah sekian tahun berpisah itu mulai mengingat sosok Alula kembali. Seorang perempuan yang rela melakukan apapun untuknya bahkan tak peduli jika dia dijadikan sebagai tong sampah oleh Aldio, sosok yang juga selalu bisa membuat Aldio kembali tenang dan nyaman. Sosok yang akan selalu memberikan senyuman terindahnya menyambut Aldio.

Sosok yang begitu menyenangkan seperti rumah bagi Aldio, yang sayangnya menurut Aldio tak akan pernah bisa masuk ke dalam hatinya. Dulu bahkan Aldio pernah berkata pada Alula kalau dia tak akan pernah bisa membalas cinta Alula, tapi Alula hanya tersenyum mengangguk mengerti, hingga akhirnya mereka pun sepakan untuk menjadi friend with benefit. Di mana Alula akan selalu siap kapan pun Aldio butuh Alula.

“Ke mana aku harus mencarinya ya Tuhan?” ucapnya kesal. Seminggu ini Aldio memang mencari keberadaan Alula, sayangnya dia tak bisa menemukannya. Setelah pertemuan itu Aldio sangat tak tenang hingga Naira juga ikut merasakan ketidak nyamanan Aldio. Naira marah karena acara kencannya jadi berantakan dan meninggalkan Aldio sendiri di mall.

Sial bagi Naira yang berfikir kalau Aldio akan mengejarnya ketika dia mulai berdrama ngambek sayangnya Aldio yang otaknya sudah berpindah pada sosok lain yang membuatnya penasaran.

Setelah kepergian Naira, Aldio manfaatkan untuk menemui Alula di apartemenya sayangnya Alula sudah pindah dan tak ada satu pun tetangga yang tahu ke mana Alula pergi. Dia bertanya pada Camila juga berujung pada amarah sepupunya itu.

Tak mau menyerah Aldio juga mencari Alula di tempat kerjanya yang dulu, dan kembali lagi semua berujung nihil tak satupun dari mereka yang mengetahui ke mana Alula pindah karena memang sebagian dari mereka (Orang-orang lama) sudah Alula peringatkan untuk tak memberitahukan keberadaan Alula. Ditambah banyaknya orang baru tentu saja semakin membuat Aldio kesulitan menemukan jejak Alula.

“Aaahh” teriak Aldio yang sungguh saat ini sudah tak bisa berfikir jernih. Lelaki itu membuang apa saja yang ada di tempat tidurnya untuk meluapkan semua amarahnya. Bantal, guling dan selimut sudah menjadi korban kegalauannya saat ini semua benda itu sudah beterbangan di kamar bernuansa abu-abu putih itu.

Karena lelah lelaki itu hanya bisa tidur terlentang di atas tempat tidurnya, menatap langit-langit kamarnya mencoba mencari cara untuk menemukan Alula. Pikirannya saat ini terpenuhi wajah cantik Alula, wajah yang sangat terlihat segar, tenang dan lebih dewasa.

“Dia cantik sekali sekarang Tuhan,” guman Aldio. Otaknya melayang mengingat sosok Alula dan hari-hari yang dia lewati bersama perempuan cantik itu dulu. Ada nyeri di hatinya saat ini, lelaki itu merasakan sesal dan dipenuhi rasa bersalah saat mengingat bagaimana dia memperlakukan Alula tetapi perempuan itu tetap saja dengan penuh kasih sayang dan tulus menyayanginya.

‘Ddrrrtt... drtttt’

Ponsel Aldio diatas nakas berbunyi, lelaki itu pun segera mengambil ponselnya, sebuah nama terukir dilayar itu. Nama yang selalu membuatnya tersenyum bahagia tapi entah kenapa seminggu ini dia begitu tak berselera mengangkat ponsel dari perempuan yang membuatnya menggila itu. Karena terlalu malas Aldio pun meletakkan kembali ponselnya dan membiarkan ponselnya berdering.

Lelaki itu kembali memejamkan matanya, mencoba mengingat kembali semua tentang Alula. Hari-hari yang begitu indah yang dia lewati bersama perempuan yang kini sudah berubah dingin itu. “Kenapa kamu bisa berubah begitu? Bukankah kamu mencintaiku?” tanya Aldio dalam hati.

Kekesalan kini memuncak di hati Aldio karena ponselnya yang tak berhenti bergetar, dan lagi-lagi nama perempuan itu yang muncul di sana. “Kenapa sich dia, tumben banget telepon aku sampai segininya! Kemarin aja lupa pas ada lelaki itu,” omel Aldio kesal kemudian lelaki itu mematikan ponselnya jengah.

Di dalam sana perasaannya begitu berkecamuk, pikirannya kacau balau, Aldio pun bangkit dari tempat tidur lalu berjalan menuju ke lantai satu menuju ke dapur. Lelaki itu butuh pelampiasan dan penyegaran, dia akhirnya mengambil sebotol wine di tempat menyimpanan lalu membawanya ke balkon apartemennya. Dia menghabiskan harinya dengan minum dan menatap ke langit yang biru lalu berubah menjadi kuning hingga menggelap.

Pikirannya selalu terbang ke sosok Alula, rasanya ribuan jarum menusuk ke jantungnya ketika dia mengingat kembali sosok Alula yang berpura-pura tak melihatnya. “Kenapa kamu berubah? Kenapa?” teriak lelaki itu kesal. “Alula,” kembali Aldio berteriak dengan memukul-mukul dadanya yang kini sesak.

Cukup lama Aldio duduk di balkon dengan sesekali berteriak, hingga akhirnya lelaki itu masuk ke dalam apartemen-nya karena sudah bosan memandangi langit yang menggelap tanpa bintang tertutup awan mendung. 

Entah kenapa Aldio merasakan sakit yang teramat sangat padahal menurutnya dia hanya mencintai Naira, tapi kenapa hanya kerena dicueki oleh Alula dia bisa merasa sangat tersakiti begitu.

Aldio membaringkan tubuhnya di sofa depan televisi ruang keluarga, mencoba mencari acara yang bisa mengalihkan pikirannya pada Alula, sayangnya tak ada yang bisa kepalanya terus menampilkan wajah Alula dan kenangan-kenangan mereka bersama. Karena lelah dan pengaruh alkohol Aldio pun tertidur di sofa, dia bahkan tak sadar ada seseorang kini memasuki apartemenya.

Perempuan cantik dengan wajah penuh make up seperti hendak konser pun masuk dengan amarah yang membuncah. Tapi saat matanya menangkap sosok Aldio yang tengah tertidur dengan botol wine di atas meja Naira pun hanya menggeleng kesal. Perempuan itu tersenyum bahagia.

“Ternyata kamu menggila di apartement sendirian? Huh dasar! Makanya jangan bikin aku marah, kalau aku cuekin kan kamu yang susah,” pikir Naira bahagia, perempuan itu pun berjalan mendekati tubuh Aldio yang terbaring.

“Makanya jangan nakal kalau dicuekin kan gak enak,” kembali Naira dengan semua pikirannya berucap lalu mengecup bibir Aldio.

Naira berjalan memasuki kamar Aldio karena perempuan itu merasa sangat gerah, dia yang baru saja pulang dari kantor butuh waktu untuk menyegarkan badannya. Perempuan itu masuk ke dalam kamar Aldio dan perlahan menggeleng melihat bagaimana kamar Aldio sudah seperti kapal pecah. “Dasar bucin, didiemin beberapa hari aja udah kaya orang gila begitu,” guman Naira dengan tersenyum bangga.

Perempuan itu segera merendam tubuhnya di bathup yang sudah dia isi dengan air hangat juga beberapa aroma teraphy yang memang Aldio sediakan untuknya di rumah itu. Yah Aldio dan Naira memang sering menghabiskan waktu bersama dan melewati malam-malam panas bersama, entah itu di hotel atau di apartement-nya atau di apartement milik Aldio. Jadi di apartement Aldio pun terdapat semua perlengkapan milik Naira dari ujung rambut sampai kaki semua lengkap.

“Aldio, kamu itu sungguh seperti anak kecil. Aku cuekin sebentar sudah menggila begini, kamu memang sangat mencintaiku ternyata,” guman Naira penuh bahagia. Sayangnya Naira tak tahu kalau bukan dirinya yang Aldio pikirkan selama seminggu ini tetapi perempuan lain yang bernama Alula.

Caramia Yu

Hallo..terima kasih ssudah mau baca novel aku yah.. well kalau kalian juga mau bisa baca novel aku yang lain ada di PF Novelme juga KBM terima kasih semoga suka sama Aldio juga Alula

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status