Share

Diusir Dari Istana

Bahkan setelah percintaan yang memuaskan itu, Anna menangis bahagia karena ia akhirnya bisa merasakan "buah cinta" berupa kedutan di selangkangannya. Tidak ada jam dinding, jadi ia tak bisa menghitung berapa lama ia di puncak kenikmatan itu.

"Kau sangat menyukainya, ya?" tanya Erwin yang masih berada di atas tubuh Anna.

Anna hanya mengangguk.

"Tapi, kenapa kau sampai menangis, nona?"

"Karena rasanya memang senikmat itu."

"Jadi selama ini kau tidak pernah merasakan kenikmatan itu? Kita sudah sangat sering melakukannya. Apa selama ini kau berpura-pura menikmatinya?"

"Aku... sudahlah, Erwin..."

Setelah selesai, sepasang kekasih itu memakai pakaian mereka kembali dan berbincang sejenak sebelum tidur.

"Hei, Erwin..."

"Ya?"

"Aku ingin lagi..."

"Nona ! Kita kan baru saja melakukannya tadi."

"Mungkin sekali lagi."

"Aku lelah, nona. Besok saja ya."

Anna memasang ekspresi wajah cemberut.

****

Tak ada yang harus dikhawatirkan lagi, sebab Erwin telah bertambah begitu kuat. Jauh, jauh, jauh leb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status