"Ya Tuhan, tidak salah lagi. Anda memang seorang Duchess of Gilbert" Puji seorang lady yang tengah menatap nya kagum sembari tangannya membelai pelan lengan gaun Verona"Terimakasih pujiannya lady" jawab Verona dengan senyum yang ia rangkai sebaik mungkinPergaulan kelas atas tidak akan menjadi masalah baginya. Dirinya yang pernah hidup di lingkaran orang-orang berpengaruh di negaranya dulu membuat Verona tidak asing dengan perkumpulan yang membentuk sebuah lingkaran dengan meja yang dipenuhi oleh berbagai macam makanan dan minuman.Hal-hal semacam ini tentu tidak luput dari pembicaraan yang hangat dengan dibumbui oleh percikan kebohongan untuk menambah kesan meyakinkan dari sebuah cerita yang keluar dari mulut mereka.Verona tidak akan heran dengan mereka yang berada di depannya ini saling memuji satu sama lain kemudian tak berselang lama akan saling menginjak dan melucuti kehormatan masing-masing di belakangJamuan kali ini di adakan di kediaman Lady Meredith, seorang Countess yang
Hari-hari berlalu kian cepat. Tak terasa hari ini adalah hari kepergian Lucius dan Lily pergi training selama dua bulan. Verona dan semua orang kepercayaannya pergi untuk mengantar Lucius dan Lily, tak terkecuali sang Duke yang kini tengah memperhatikan istrinya itu yang sedari tadi enggan melepas kedua tangan anaknya. "Jangan lupa makan, jangan terlalu lelah, jangan memaksa melakukan apapun jika kalian tidak mampu melakukannya, jangan lupa istirahat yang cukup, jangan lupa-.' "Iya ibu iyaaa, cukup oke?." sela Lucius. "Tapi ibu belum selesai mengatakan nya." "Bahkan ibu sudah mengulangnya sebanyak empat kali." sahut Lily. Verona cemberut, tangannya masih menggenggam erat tangan putra putrinya itu. Dirinya tidak rela jika Lucius dan Lily pergi meninggalkan nya sendirian, meski itu hanya dua bulan. Rasa khawatir kembali ia rasakan, bagaimana sepulangnya mereka dari akademi, mereka memilih untuk tinggal daripada harus bolak balik dari kediaman menuju akademi?, sudah pasti hari-har
"Salam, Duchess" sapa sang tabib kepada Verona yang tengah selesai dengan makanannyaVerona mengangguk sebagai jawaban nya, matanya beralih menatap Alexander yang berada di samping tabib"Jika kau sudah selesai dengan makanan mu, tabib akan memeriksa mu setelah ini" ujar Alexander"Aku baik-baik saja Duke, ku rasa aku hanya perlu beristirahat lagi dan akan membaik dengan sendirinya nanti"Alexander mengabaikan ucapan Verona. Iya pun menoleh kepada tabib sebagai instruksi nya untuk segera memeriksa keadaan VeronaVerona menghela nafas dengan sikap seenaknya Alexander, sepertinya dirinya akan terbiasa dengan sikap menyebalkan Alexander. Baiklah, anggap saja untuk menghargai usaha pria itu karena mau repot-repot membawa tabib kemari untuk memeriksa keadaan nya. Verona mengalah dan membiarkan sang tabib mendekatinya dengan tas yang Verona yakini berisi segala macam peralatan dan obat-obatanSedangkan Alexander masih setia berdiri melihatnya yang tengah duduk bersandar sembari sang tabib m
Suasana kamar yang sebelumnya dipenuhi gelak tawa kini menjadi senyap setelah mereka mendengar penuturan dari Lucius. Keterkejutan tidak hanya menghiasi wajah Jared melainkan dari anak-anak yang berada di dalam kamar itu jugaDiluar perkiraan mereka jika Lucius hanya akan diam tanpa menanggapi ocehan mereka seperti sebelumnya, tetapi bocah lelaki itu mengeluarkan ultimatum yang membuat wajah Jared sendiri tiba-tiba pucat. Bisa saja mereka hanya menanggapi ucapan Lucius hanya bualan semata namun bocah dengan surai cokelat nya itu menyorot tajam ke arah Jared sembari melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah sang targetMereka yang berada di dekat Jared memilih mundur dan membiarkan Jared berdiri sendirian di depan ranjang Theo, Theo sendiri sudah meringsut mundur bersama yang lainLucius dengan tangan terkepalnya hampir menyingkirkan jarak diantara nya dengan Jared sebelum suara melengking dari seorang bocah menghentikan langkahnya"Gawat!!! Petugas malam sedang menuju kemari!"Sontak
Rosella masih menatap tajam kearah sosok yang sedari tadi terdiam memandanginya"Ku tanya sekali lagi, apa yang kau lakukan disini?!! Bagaimana nanti jika ada yang melihat mu?!" Tekan Rosella sembari berdiri dari tempat duduknya"Mereka tidak akan tahu aku disini jika kau bisa memelankan suara mu" sahut pria ituMata Rosella berkeliaran kesana kemari untuk memastikan tidak ada yang masuk ke kamarnyaIa pun menarik tangan pria itu kedalam, terlalu beresiko jika ada yang melihat mereka dari balkon"Sekarang cepat katakan! Ada perlu apa kau kemari?""Tentu saja menagih janji mu"Rosella bergeming, kedua tangannya menyatu sembari memainkan kuku-kukunya"Ada sedikit masalah dengan rencana ku""Aku tidak peduli. Yang ku inginkan sekarang adalah kau cepat selesaikan masalah ini! Sesuai perjanjian kita, kau akan membuat Alexander berpisah dengan Verona atau..."Pria tersebut menjeda kalimatnya sembari tangannya terulur menyentuh pipi Rosella,"Aku akan mengatakan yang sebenarnya kepada semua o
Alexander menatapnya, seolah-olah ingin Verona segera menjelaskan apa maksud dari ucapannya.Verona menggigit ujung bibirnya sebelum kembali membuka suara,"Kurasa kau lebih baik menawarkan perdamaian kepada mereka daripada harus saling menyerang yang akan memakan banyak korban jiwa""Apa kau bercanda?" Tanya Alexander"Tentu saja tidak! Mana mungkin hal serius seperti ini ku jadikan bahan bercandaan" jawab Verona dengan sedikit menaikan suaranya.Verona saat ini memang tengah serius mengutarakan pendapat nya kepada Alexander, jika bisa berdamai tanpa pertumpahan darah, kenapa tidak? Baginya, saran yang ia berikan kepada Alexander cukup masuk akal untuk diterima.Alexander berdiri dengan kedua tangan yang ia masukan kedalam saku celana bahannya,"Jika itu memungkinkan, sudah kulakukan jauh sebelum kau menyarankannya. Penduduk Winterfell tentu tidak akan terima jika kita menawarkan sebuah perdamaian kepada para pemberontak itu sementara mereka telah melakukan banyak kerusakan dan kegelis
"Kau sudah pastikan orang suruhan mu itu melakukannya dengan benar bukan?" Tanya Rosella sembari tangannya bergerak mengunyah sebuah apel."Saya pastikan rencana anda akan berhasil" jawab Berta yang berada di seberangnya.Rosella telah memerintahkan Berta untuk mencari orang suruhan yang akan menjebak Verona pada malapetaka yang akan menghancurkannya. Dirinya menyuruh orang tersebut untuk menuangkan obat perangsang dengan dosis tinggi kepada Verona dan menjebak Verona di satu ruangan dengan pria lain.Dalam kondisi tubuh yang panas dibakar oleh gairah tentu akan membuat Verona tidak bisa berpikir jernih, maka dari itu Rosella harus memastikan jika orang suruhannya mampu membuat Verona sebisa mungkin untuk tidak bertemu dengan Alexander untuk menumpahkan hasratnya, melainkan menuntun Verona ke dalam sebuah ruangan yang berisi pria lain.Dengan begitu Verona akan menghabiskan waktu nya bercinta dengan orang lain hingga tiba dimana dirinya tertangkap basah oleh Alexander. Rosella tahu ba
Kedua pria itu saling menatap satu sama lain, kabut gairah terlihat jelas dimata keduanya. Bagaimana tidak, mereka berdua di suguhi pemandangan indah seorang wanita cantik yang tengah kesusahan membuka korset dengan keringat yang membasahi tubuhnya yang menambah kesan erotis. Melihatnya saja sudah membuat benda yang dibalik celana dalam keduanya mengembung. Ingin sekali keduanya membantu wanita cantik itu untuk menanggalkan seluruh pakaiannya.Namun, keduanya sangat amat sadar jika dihadapan mereka ialah Duchess Verona. Keduanya sempat bingung ketika melihat Duchess Verona masuk ke ruangan ini, seingat keduanya seorang pelayan mengatakan akan membawakan mereka seorang pelacur untuk melampiaskan hasrat mereka tapi yang datang justru Duchess Verona. Memang keduanya berencana untuk melakukan Threesome.Tapi, keduanya juga bingung mengapa mereka merasakan nafsu yang meledak-ledak, jika ini pengaruh dari minuman keras tidak mungkin sehebat ini karena mereka tidak sekali dua kali mabuk jadi