Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 207 Pengalihan Bank Banyuli

Share

Bab 207 Pengalihan Bank Banyuli

Author: Sarjana
Tina adalah wanita yang sangat arogan. Ardika tidak menyangka wanita itu juga bisa takjub pada orang lain.

Hal ini di luar dugaan Ardika.

Tina melemparkan sorot mata meremehkan kepada pria itu dan berkata, "Ardika, apa kamu bisa tahu malu sedikit? Aku sedang membicarakan tentang presdir Grup Sentosa Jaya, bukan kamu. Kamu nggak mungkin benar-benar berpikir orang-orang itu datang berinvestasi pada Grup Agung Makmur karena kamu, 'kan?"

"Aku adalah ...."

Saat Ardika hendak menyangkal ucapan Tina, Luna buru-buru berkata, "Tina, kali ini kamu benar-benar sudah salah menuduh Ardika. Ardika mengenal sekretaris Grup Sentosa Jaya yang bernama Jesika itu. Memang dia yang menelepon dan memanggil orang-orang itu untuk datang.

Luna tahu, sebelumnya Ardika menang lotre perabotan rumah adalah dengan meminta bantuan Jesika.

Tina menatap Ardika dengan tatapan terkejut, tetapi dia tetap mendengus dan berkata, "Itu juga karena presdir Grup Sentosa Jaya kebetulan memiliki kemampuan untuk melawan tiga kelu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2715 Harus Selalu Waspada

    "Aku yakin kalian sudah lihat betapa menakutkan saat sindrom dingin kumat. Sedangkan saat sindrom panas kumat, ada kemungkinan jatuh koma bahkan terbakar mati hidup-hidup.""Jadi, sebaiknya kalian nggak menggunakan berbagai cara pengobatan sembarangan seperti sebelumnya lagi, karena nggak ada gunanya.""Sama seperti sebelumnya, tunggu saja aku datang dengan patuh untuk membantunya menanganinya.""Kalau sampai ada kesalahan, aku juga nggak berdaya untuk membantu lagi.""Bagaimanapun juga, aku juga bukan ahlinya. Yah, hanya kurang lebih paham saja."Setelah Ardika selesai berbicara, Wilgo langsung mematung di tempat. Dia menatap Ardika dengan tercengang, raut wajahnya sangat muram.Dia tidak menyangka Ardika sudah mengambil langkah untuk mewaspadainya.Pria itu tidak menyembuhkan Betty sepenuhnya!Beberapa saat kemudian, Wilgo baru tersadar kembali. Dia menghela napas, lalu berkata dengan ekspresi muram, "Ardika, kamu ini terlalu perhitungan. Dengan karaktermu ini, kamu sangat sulit bisa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2714 Masih Terlalu Cepat

    "Baik! Baik! Baik!"Wilgo mengangguk dengan sangat senang. Perasaan lelah yang menyelimuti dirinya seolah-olah sirna begitu saja, dia kembali tampak bersemangat.Raja Obat dan para ahli medis itu juga ikut menghela napas lega.Betty sudah disembuhkan, kalau begitu mereka juga tidak perlu ikut tersiksa lagi.Tak lama kemudian, ahli bedah itu berjalan keluar. Setelah menyeka keringat di wajahnya, dia tersenyum dan berkata, "Vitalitas Nyonya Betty sudah menunjukkan perbaikan. Ardika, kamu benar-benar seorang dokter genius yang luar biasa!"Mendengarnya berbicara seperti itu, beberapa orang ahli medis tersebut juga menatap Ardika dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, jumlah mereka sebanyak ini dan sudah berdiskusi selama beberapa hari, tetapi mereka bahkan belum bisa menemukan penyebab penyakit Betty.Namun, begitu Ardika datang, tidak butuh waktu lama baginya untuk menyembuhkan Betty."Aku bukanlah dokter genius, hal-hal seperti ini tetap membutuhkan ahlinya. Aku hanya kebetulan memaha

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2713 Sindrom Dingin Telah Ditangani

    "Lakukan saja sesuai instruksinya!"Wilgo juga mengatupkan giginya dengan rapat, menginstruksikan ahli bedah itu untuk mendengarkan Ardika.Apa daya, situasi sudah seperti sekarang ini. Selain memercayai Ardika, dia tidak punya pilihan lain lagi.Dengan Raja Obat buka suara dan Wilgo sendiri juga sudah setuju, akhirnya ahli bedah itu mengangguk. Berdasarkan titik akupunktur yang disebutkan oleh Raja Obat, dia mulai mengambil pisau bedahnya.Begitu pisau bedah yang tajam itu bersentuhan dengan kulit pasien, saat itu beberapa kristal berwarna darah langsung keluar.Kristal-kristal berwarna merah darah ini tampak kehitaman, memancarkan hawa dingin yang kuat. Secara naluriah, ahli bedah tersebut menggunakan telapak tangannya yang telah dibalut dengan sarung tangan untuk menekan kristal berwarna darah itu. Saat itu juga, tubuhnya menggigil, lengannya yang satu itu langsung membeku bahkan mulai mati rasa."Benda apa ini? Kenapa begitu dingin?! Bagaimana benda seperti ini bisa ada dalam tubuh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2712 Memulai Pengobatan

    Mendengar ucapan ini, ekspresi Wilgo tampak agak muram.Walaupun dalam lubuk hatinya dia sudah tidak menganggap Rosa sebagai putrinya, tetapi mendengar Ardika berbicara demikian tepat di hadapannya tetap saja membuatnya merasa agak marah.Namun, Wilgo tahu apa yang paling penting saat ini. Jadi dia hanya berpura-pura tidak mendengarnya saja."Pak Wilgo, kalau begitu, bagaimana dengan persyaratan kedua?"Saat ini, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Wilgo, bertanya dengan santai.Kilatan dingin melintasi mata Wilgo sejenak. Kemudian, dia berkata, "Tentu saja aku juga menyetujui persyaratan kedua kalian. Tapi kalian juga tahu, bagaimanapun juga hal ini sudah berlalu selama bertahun-tahun. Ada hal-hal tertentu nggak bisa sekadar omong saja, jadi butuh bukti.""Aku harap kalian bisa memberiku waktu untuk menyusun bukti-bukti ...."Ardika menyela tanpa sungkan, "Oh? Berapa lama itu?""Paling nggak ... juga butuh sepuluh hari atau setengah bulan," kata Wilgo sembari menahan emosinya."Ng

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2711 Pengangkatan

    "Nggak, nggak, bukan begitu. Ardika, kamu salah paham!"Wilgo buru-buru maju untuk menarik lengan Ardika dan berkata dengan suara merendah, "Ardika, aku percaya padamu, aku percaya padamu. Tolong selamatkan Betty! Aku sungguh-sungguh memohon padamu!""Rosa, tolong bantu aku bujuk Ardika!"Usai memohon pada Ardika, Wilgo berbalik untuk memohon pada putrinya dengan tulus.Baginya, hal yang paling penting sekarang adalah menyembuhkan Betty.Martabat dan harga diri sudah tidak penting lagi di saat seperti ini."Menyembuhkan Betty sangat sederhana saja."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Tapi masih kalimat yang sama. Ingin aku menyelamatkannya? Boleh saja. Ada dua persyaratan yang harus kamu penuhi.""Pertama, membiarkan Rosa menjabat sebagai presdir Grup Gozam.""Kedua, Rosa ingin tahu kebenaran ibunya bisa jatuh koma kala itu. Pada saat bersamaan, juga harus memberikan ibunya sebuah penjelasan."Rosa mengepalkan tangannya dengan gugup.Walaupun apa yang dikatakan oleh Wilgo dalam pang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2710 Wilgo Tunduk

    "Jangan beromong kosong lagi!"Wilgo yang ekspresinya tampak linglung tersadar kembali mendengar pembicaraan dua orang itu. Dia buru-buru menghampiri Ardika dan berkata dengan ekspresi panik, "Ardika, cepat periksa kondisi Betty.""Tadi malam hingga satu jam yang lalu, dia tertidur dan baik-baik saja. Vitalitas tubuhnya juga sangat stabil.""Tapi sebelumnya dia terbangun sejenak dan mengucapkan beberapa patah kata saja, sekujur tubuhnya tiba-tiba menegang. Sebelumnya hanya tubuh bagian bawah dan tubuh bagian atasnya, kali ini dia bahkan nggak bisa bicara lagi.""Lebih anehnya lagi adalah, setelah penyakitnya kumat, senyuman di wajahnya juga seperti membeku, otot-otot wajahnya nggak bisa rileks kembali.""Aku khawatir kalau dia seperti ini terus, dia benar-benar akan jatuh koma dan nggak bisa bangun lagi!" kata Wilgo dengan mata memerah seperti hantu.Sebagai wakil ketua cabang Provinsi Denpapan, boleh dibilang dia juga sudah berpengalaman dalam menghadapi berbagai hal.Namun sekarang k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status