Share

Bab 27

last update Huling Na-update: 2025-05-28 14:58:20

Abang udah gila ya?” Itu yang dikatakan Shella saat Joandra mengatakan pada adiknya bahwa dia akan menghadiri acara pertunangan sang mantan.

Sore itu Joandra sedang mengantar sepeda motor Shella yang tempo hari dipinjamnya. Sepeda motor matic tersebut dulu adalah milik Joandra. Setelah dia memiliki sepeda motor lain yang dihadiahkan Utami pada hari ulang tahunnya, Joandra memberikan sepeda motornya yang lama pada Shella.

“Gilanya di mana, Dek?”

“Gimana nggak gila? Kayaknya cuma Abang satu-satunya yang mau datang ke acara tunangan mantan sendiri. Nggak malu apa?”

“Kenapa harus malu? Abang kan diundang jadi harus datanglah. Beda lagi ceritanya kalau nggak diundang tapi maksa buat datang. Itu namanya baru malu-maluin.”

Shella menggeram kesal mendengar tanggapan ringan Joandra. Sedangkan laki-laki itu menahan agar tidak menampakkan senyum. Joandra tahu persis apa yang Shella maksudkan namun dia sengaja tidak menanggapinya dengan serius.

“Bukan itu maksudku, Bang. Masa Abang nggak ngerti?
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ana Setesia Dwi Wahyuningsih
gas....up Thor ...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 37

    Utami mengesah pelan ketika melihat spanduk dan baliho para calon legislatif di sepanjang jalan yang dilaluinya. Tahun ini adalah tahun politik dan hanya dalam hitungan bulan pemilihan presiden akan diselenggarakan. Kampanye demi kampanye terlihat di mana-mana, yang membuat Utami bosan. Dia tidak suka politik. Karena menurutnya politik itu kotor. Di dalam dunia politik banyak orang melakukan berbagai cara keji hanya demi melancarkan keinginan mereka termasuk menjegal teman bahkan saudara mereka sendiri. Malah Utami jarang menggunakan hak suaranya karena dia tidak percaya.Lampu merah di traffic light menyala tepat sesaat sebelum Utami berhasil melintasinya. Dia terpaksa berhenti di bagian paling depan. Lalu di belakangnya kendaraan lain mulai mengular.Sambil menanti, tanpa sengaja mata Utami bertemu dengan spanduk para caleg itu yang berada beberapa meter di depannya. Hanya spanduk biasa. Namun wajah yang berada di dalamnya sudah tidak asing lagi dengan Utami.Joandra.Dia ada di san

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 36

    Seiring berjalannya waktu, masa kampanye akhirnya tiba. Para partai politik pendukung capres pilihan mereka berlomba-lomba mempromosikan pilihan mereka tersebut. Mulai dari blusukan mendatangi masyarakat yang sekiranya potensial, lalu menanam citra positif mengenai pasangan capres yang diusung.Begitu pun dengan para kader partai yang mencalonkan diri menjadi calon legislatif. Spanduk dan baliho terpampang hampir sepanjang ruas jalan, termasuk Joandra.Kadang Joandra bertanya-tanya di dalam hati, apa dirinya pantas untuk menjadi wakil rakyat? Apa dirinya bisa amanah setelah terpilih nanti. Namun keraguannya itu sirna ketika ingat hinaan Daniel dan segala olokannya."Keren kali lah Abangku ini."Joandra tertawa ketika Shella main ke kantor partai lalu menunjukkan foto baliho yang dipotretnya saat melewati salah satu ruas jalan."Apanya yang keren, Dek?" tanya Joandra."Ya Abanglah. Kalau nanti Abang terpilih jangan sombong ya, Bang. Jangan lupa dari mana tempat kita berasal." Adiknya i

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 35

    Utami duduk memberengut di sebelah Daniel yang saat ini sedang menyetir. Utami memang kecewa pada Joandra. Namun dia juga merasa kesal pada Daniel yang bicara sembarangan dan menghina Joandra seenak perutnya.Saat tiba di traffic light menanti lampu hijau menyala, Daniel memandang ke sebelah. Dilihatnya Utami yang sejak awal mereka meninggalkan hotel tadi tidak mengatakan sepatah kata pun. Alih-alih akan berbicara banyak tunangannya itu malah memberengut seperti orang sakit gigi."Kamu kenapa diam aja, Tami?"Utami mendengar dengan jelas pertanyaan Daniel. Tapi dia sengaja tidak merespon laki-laki itu.Sikap yang ditunjukkan Utami tak ayal membuat Daniel kesal. Pria itu mendengkus menahan emosi. "Jadi kamu baper karena ketemu dia? Lagian aku heran kenapa kalian masih sering ketemu.""Aku nggak baper," sangkal Utami membantah tuduhan Daniel."Jangan bohong, Utami. Aku bisa membaca perasaan kamu," ujar Daniel tak percaya. "Aku curiga kenapa kalian selalu ketemu. Apa jangan-jangan kamu d

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 34

    Joandra mulai terbiasa dengan rutinitasnya yang baru sebagai politisi. Dia tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi karena pada dasarnya pekerjaannya sebagai advokat ‘tidak berbeda jauh’ dengan profesi baru yang digelutinya.Hari ini Joandra dan kader partai yang lain baru saja selesai rapat sekaligus pengikraran koalisi antara Partai Nusantara Muda dengan Partai Merah Putih dan Partai Kebangkitan Baru. Karena merasa memiliki visi dan misi yang sama ketiga partai tersebut sepakat untuk berkoalisi mendukung pasangan capres pilihan mereka.Setelah rapat selesai dilanjutkan dengan makan siang di restoran hotel tempat rapat tersebut diselenggarakan."Saya ke toilet sebentar, Om." Joandra meminta izin pada Adnan.Pria itu mengangguk.Toilet yang dituju berada di lantai yang sama dengan restoran tersebut. Beruntung siang itu toilet tersebut tidak terlalu ramai.Joandra baru saja membuka toilet setelah selesai buang air ketika matanya menangkap sosok yang juga sedang keluar dari toilet wanit

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 33

    Utami memejamkan mata. Sementara saat ini Inka sedang memijit-mijit pelipisnya. Akhir-akhir ini selain terserang mag dia juga semakin sering mengalami sakit kepala. Entah karena kondisinya tidak seprima biasa atau mungkin lantaran dirinya yang terlalu banyak pikiran."Lo itu mikirin apa sih, Ta? Kalau ada masalah ya jangan dipendam sendiri. Bagi-bagi ke gue. Kalaupun gue nggak ada solusinya tapi setidaknya lo jadi agak lega," kata Inka di sela-sela pijitannya di dahi Utami.Utami membuka matanya yang terpejam disusul dengan embusan napas. Lalu gadis itu membalas tatapan sahabatnya."Ka, lo pernah nggak ngerasa buang-buang waktu buat hal yang sia-sia?""Pernah.""Contohnya?""Gue rebahan hanya karena malas padahal waktu itu gue dikejar deadline," jawab Inka yang merupakan seorang penulis lepas. "Seharusnya hari itu gue bisa ngelakuin banyak hal. Tapi karena terlanjur bad mood dari pagi jadinya gue membuang banyak waktu.""Selain itu?" tanya Utami lagi."Hmm ... apa ya?" Inka terlihat s

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 32

    Berhari-hari joandra memikirkan penawaran Adnan padanya. Mengingat bergabung ke dalam partai politik memerlukan pertimbangan yang matang, maka Joandra tidak ingin gegabah. Salah-salah melangkah akan berakibat jangka panjang pada perkembangan karir dan juga eksistensisnya secara pribadi.Setelah Joandra meneliti dan mempelajari, Partai Nusantara Muda cukup sejalan dengan prinsip dan pikirannya. Mereka mengusung konsep kerakyatan dan membela kaum yang lemah. Tidak satu pun dari visi dan misi partai tersebut bertentangan dengan Joandra. Hanya saja sekali lagi Joandra tidak ingin salah langkah.Setelah tiba di puncak kebimbangan yang tidak sanggup lagi ditanggungnya sendiri, maka Joandra memutuskan untuk menghubungi mamanya. Mungkin mamanya itu bisa berbagi sedikit masukan padanya sebelum dia memutuskan mengambil langkah selanjutnya.Suara mamanya yang lembut mengisi pendengaran Joandra setelah panggilan terhubung.“Iya, Jo?”“Mama lagi sibuk?”“Nggak sibuk kalilah. Kamu sehat, Nak?”“Seh

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status