Share

Bab 26

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-27 14:48:58
Joandra tidak tahu kenapa Utami ikut. Dia belum lupa untuk mengingat bahwa mantan kekasihnya itu tidak pernah tertarik pada hal-hal yang bernuansa politis dan yang saat ini tengah dijalaninya.

Joandra masih terpaku di dekat motor Panji ketika Daniel berjalan menghampirinya. Pria itu tidak sendiri tapi menggandeng Utami ikut dengannya.

“Hai, Jo, ketemu lagi kita. Lo udah selesai?”

“Sudah.” Joandra mengangguk perlahan. Meski tatapannya mengarah pada Daniel namun Joandra bisa merasakan saat ini Utami sedang menatapnya dengan tajam. Joandra tidak sanggup memandang mantan kekasihnya itu. Jangan pernah lupakan satu hal, bahwa dirinya adalah seorang pengecut.

“Kebetulan Om Wira berhalangan hadir, jadi gue yang mewakili, terus—” Daniel melepaskan genggaman tangannya dari Utami. Bukan untuk benar-benar melepaskan, melainkan memindahkan rangkulannya ke punggung gadis itu. “Utami nemenin gue ke sini.” Daniel melanjutkan perkataannya.

Mau tidak mau Joandra terpaksa mengalihkan tatapannya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Cessyta Tanod
Gpp Jo. Sekuat apapun kita menutupi kebenaran, sekali kelak dia akan muncul tanpa di duga. Berjuanglah Jo, tetaplah pertahankan kejujuran. Walaupun Tami tau pasti, dirimu adlh benar & ayahnya yg salah.
goodnovel comment avatar
Ririn Indah
double nih sakitnya si Joandra
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 37

    Utami mengesah pelan ketika melihat spanduk dan baliho para calon legislatif di sepanjang jalan yang dilaluinya. Tahun ini adalah tahun politik dan hanya dalam hitungan bulan pemilihan presiden akan diselenggarakan. Kampanye demi kampanye terlihat di mana-mana, yang membuat Utami bosan. Dia tidak suka politik. Karena menurutnya politik itu kotor. Di dalam dunia politik banyak orang melakukan berbagai cara keji hanya demi melancarkan keinginan mereka termasuk menjegal teman bahkan saudara mereka sendiri. Malah Utami jarang menggunakan hak suaranya karena dia tidak percaya.Lampu merah di traffic light menyala tepat sesaat sebelum Utami berhasil melintasinya. Dia terpaksa berhenti di bagian paling depan. Lalu di belakangnya kendaraan lain mulai mengular.Sambil menanti, tanpa sengaja mata Utami bertemu dengan spanduk para caleg itu yang berada beberapa meter di depannya. Hanya spanduk biasa. Namun wajah yang berada di dalamnya sudah tidak asing lagi dengan Utami.Joandra.Dia ada di san

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 36

    Seiring berjalannya waktu, masa kampanye akhirnya tiba. Para partai politik pendukung capres pilihan mereka berlomba-lomba mempromosikan pilihan mereka tersebut. Mulai dari blusukan mendatangi masyarakat yang sekiranya potensial, lalu menanam citra positif mengenai pasangan capres yang diusung.Begitu pun dengan para kader partai yang mencalonkan diri menjadi calon legislatif. Spanduk dan baliho terpampang hampir sepanjang ruas jalan, termasuk Joandra.Kadang Joandra bertanya-tanya di dalam hati, apa dirinya pantas untuk menjadi wakil rakyat? Apa dirinya bisa amanah setelah terpilih nanti. Namun keraguannya itu sirna ketika ingat hinaan Daniel dan segala olokannya."Keren kali lah Abangku ini."Joandra tertawa ketika Shella main ke kantor partai lalu menunjukkan foto baliho yang dipotretnya saat melewati salah satu ruas jalan."Apanya yang keren, Dek?" tanya Joandra."Ya Abanglah. Kalau nanti Abang terpilih jangan sombong ya, Bang. Jangan lupa dari mana tempat kita berasal." Adiknya i

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 35

    Utami duduk memberengut di sebelah Daniel yang saat ini sedang menyetir. Utami memang kecewa pada Joandra. Namun dia juga merasa kesal pada Daniel yang bicara sembarangan dan menghina Joandra seenak perutnya.Saat tiba di traffic light menanti lampu hijau menyala, Daniel memandang ke sebelah. Dilihatnya Utami yang sejak awal mereka meninggalkan hotel tadi tidak mengatakan sepatah kata pun. Alih-alih akan berbicara banyak tunangannya itu malah memberengut seperti orang sakit gigi."Kamu kenapa diam aja, Tami?"Utami mendengar dengan jelas pertanyaan Daniel. Tapi dia sengaja tidak merespon laki-laki itu.Sikap yang ditunjukkan Utami tak ayal membuat Daniel kesal. Pria itu mendengkus menahan emosi. "Jadi kamu baper karena ketemu dia? Lagian aku heran kenapa kalian masih sering ketemu.""Aku nggak baper," sangkal Utami membantah tuduhan Daniel."Jangan bohong, Utami. Aku bisa membaca perasaan kamu," ujar Daniel tak percaya. "Aku curiga kenapa kalian selalu ketemu. Apa jangan-jangan kamu d

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 34

    Joandra mulai terbiasa dengan rutinitasnya yang baru sebagai politisi. Dia tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi karena pada dasarnya pekerjaannya sebagai advokat ‘tidak berbeda jauh’ dengan profesi baru yang digelutinya.Hari ini Joandra dan kader partai yang lain baru saja selesai rapat sekaligus pengikraran koalisi antara Partai Nusantara Muda dengan Partai Merah Putih dan Partai Kebangkitan Baru. Karena merasa memiliki visi dan misi yang sama ketiga partai tersebut sepakat untuk berkoalisi mendukung pasangan capres pilihan mereka.Setelah rapat selesai dilanjutkan dengan makan siang di restoran hotel tempat rapat tersebut diselenggarakan."Saya ke toilet sebentar, Om." Joandra meminta izin pada Adnan.Pria itu mengangguk.Toilet yang dituju berada di lantai yang sama dengan restoran tersebut. Beruntung siang itu toilet tersebut tidak terlalu ramai.Joandra baru saja membuka toilet setelah selesai buang air ketika matanya menangkap sosok yang juga sedang keluar dari toilet wanit

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 33

    Utami memejamkan mata. Sementara saat ini Inka sedang memijit-mijit pelipisnya. Akhir-akhir ini selain terserang mag dia juga semakin sering mengalami sakit kepala. Entah karena kondisinya tidak seprima biasa atau mungkin lantaran dirinya yang terlalu banyak pikiran."Lo itu mikirin apa sih, Ta? Kalau ada masalah ya jangan dipendam sendiri. Bagi-bagi ke gue. Kalaupun gue nggak ada solusinya tapi setidaknya lo jadi agak lega," kata Inka di sela-sela pijitannya di dahi Utami.Utami membuka matanya yang terpejam disusul dengan embusan napas. Lalu gadis itu membalas tatapan sahabatnya."Ka, lo pernah nggak ngerasa buang-buang waktu buat hal yang sia-sia?""Pernah.""Contohnya?""Gue rebahan hanya karena malas padahal waktu itu gue dikejar deadline," jawab Inka yang merupakan seorang penulis lepas. "Seharusnya hari itu gue bisa ngelakuin banyak hal. Tapi karena terlanjur bad mood dari pagi jadinya gue membuang banyak waktu.""Selain itu?" tanya Utami lagi."Hmm ... apa ya?" Inka terlihat s

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 32

    Berhari-hari joandra memikirkan penawaran Adnan padanya. Mengingat bergabung ke dalam partai politik memerlukan pertimbangan yang matang, maka Joandra tidak ingin gegabah. Salah-salah melangkah akan berakibat jangka panjang pada perkembangan karir dan juga eksistensisnya secara pribadi.Setelah Joandra meneliti dan mempelajari, Partai Nusantara Muda cukup sejalan dengan prinsip dan pikirannya. Mereka mengusung konsep kerakyatan dan membela kaum yang lemah. Tidak satu pun dari visi dan misi partai tersebut bertentangan dengan Joandra. Hanya saja sekali lagi Joandra tidak ingin salah langkah.Setelah tiba di puncak kebimbangan yang tidak sanggup lagi ditanggungnya sendiri, maka Joandra memutuskan untuk menghubungi mamanya. Mungkin mamanya itu bisa berbagi sedikit masukan padanya sebelum dia memutuskan mengambil langkah selanjutnya.Suara mamanya yang lembut mengisi pendengaran Joandra setelah panggilan terhubung.“Iya, Jo?”“Mama lagi sibuk?”“Nggak sibuk kalilah. Kamu sehat, Nak?”“Seh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status