Share

Bab Dua Puluh Tiga

Bola mataku membulat sempurna. Betapa tercengangnya aku mendengar apa yang Ayah katakan. Ini sungguh tak bisa dipercaya.

"Yah, gak bisa gitu, dong?" protesku, tak habis pikir.

"Dengar, Kalila! Kalau kamu punya suami, Amar gak akan ganggu kamu lagi," tutur Ayah, penuh keyakinan.

"Masalahnya, kenapa harus menikah sama Om Ilham? Dia itu Omnya Lila, Yah? Ini gak boleh terjadi." Aku coba mengingatkan, barangkali Ayah lupa.

"Lila, kamu sama Ilham bukan saudara." Kali ini Ibu yang bicara.

Aku menggeleng tak percaya. Ini tidak mungkin. Bagaimana bisa semuanya mendadak berubah seperti ini?

Aku berdiri meninggalkan kursi. Berjalan mundur menjauhi kedua orang tuaku.

"Lila," panggil Ibu.

Tak kuhiraukan beliau. Aku tak percaya ini semua. Tak kusangka jika yang dikatakan Mas Amar ternyata benar adanya.

Tapi, kenapa? Kenapa hany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status