Share

2. Bertemu Lagi

Empat tahun kemudian.

Bian baru saja pulang dari kantornya, terlihat kalau lampu rumah menyala. Artinya ada wanita itu ada di sini. Pembantunya pulang sore, malam harinya sudah tidak ada siapa pun di rumahnya.

Orang yang keluar masuk tidak lain adalah Freya.

Dia masuk ke dalam rumahnya dan langsung ke kamar. Baru saja dia membuka pintu, melihat wanita itu sedang ada di atas ranjangnya Bian.

Dia menghampiri Freya dan mencium pipi wanita itu. “Kamu lama di sini?”

“Tidak. Aku baru datang.”

Dengan kesibukan yang mereka jalani berdua membuat mereka jarang bertemu. Freya yang terlalu sibuk dengan urusannya. Wanita itu mengurus perusahaan milik orang tuanya, begitu juga dengan Bian. Jadi, wajar kalau mereka jarang sekali bisa bertemu.

Dia menghela napas dan kemudian Freya bangun dan memeluknya. “Kamu kelihatan lelah, mandilah!”

Bian menuruti perintah kekasihnya. Ini adalah tahun ke sepuluh Bian menjalin hubungan pacaran dengan Freya.

Perasaannya masih sama seperti dulu. Dia begitu menyayangi Freya, sekalipun mereka jarang bisa bersama seperti ini.

“Besok aku kedatangan sekretaris baru,” ucap Bian sebelum mereka tidur.

“Seorang wanita?”

“Hmmm, dia akan menggantikan Sierra selama tiga bulan.”

“Ah, ya. Sierra sebentar lagi melahirkan.”

Bian menaruh ponselnya, dia menarik wanita yang ada di sebelahnya. “Ayo tidur! Besok aku mengantarmu pulang.”

Jangan pernah berharap lebih untuk membahas hubungan dengan Freya, wanita ini tidak akan mau membahas tentang kelanjutan hubungan. Ingat dulu ketika Bian berusaha mencari wanita untuk dinikahi demi warisan, wanita ini justru mengatakan kalau Bian harus mencari wanita lain.

Pernikahan kontrak Bian pun didukung oleh wanita ini.

Keesokan harinya. Dia mengantar Freya terlebih dahulu sebelum ke kantor. Dibuatkan sarapan oleh wanita ini seperti biasa sebelum mereka memiliki kesibukan masing-masing.

“Tolong jemput aku kalau kamu ada waktu nanti sore!”

Bian mengangguk, mereka berdua berciuman sebelum berpisah. Sengaja dia tidak meminta diantar oleh sopirnya karena akan ada adegan panas seperti ini sebelum Freya keluar dari mobilnya.

Setibanya di kantor, Edo sudah ada di ruangannya. Pria itu adalah tangan kanannya yang akan mengikutinya ke mana pun. Bekerja di luar jam kerja juga dilakukan oleh Edo. Sementara itu, untuk sekretarisnya tentu saja dilakukan oleh Sierra. Wanita yang selalu profesional selama ini.

Pagi itu, ketika dia sedang bersantai di ruangannya. Edo langsung masuk ke ruangannya. “Pak, dia sudah datang.”

Bian berdiri untuk menemui sekretaris penggantinya Sierra. “Selamat pagi.”

Tubuhnya Bian membeku ketika melihat wanita yang berdiri sekarang di ruangannya itu. Setelah sekian tahun mereka tidak bertemu, mereka justru dipertemukan di sini. “Edo, kita bicara setelah ini.”

Edo keluar dari ruangannya dan sekarang dia menghampiri Jasmine. Mereka sama-sama terkejut dengan pertemuan ini. “Duduklah!”

Jasmine duduk di sofa yang berhadapan dengannya. Tidak menyangka kalau mereka akan bertemu lagi setelah sekian tahun. Membuat batas diri menjadi asing tapi justru dipertemukan dengan cara yang tidak sengaja.

Wanita yang duduk di depannya ini semakin cantik. Empat tahun lalu, wanita ini pernah dia nikahi demi harta. Empat tahun lalu, pernikahan mereka nyaris sempurna. Tidak ada cacat sama sekali dalam pernikahannya. Namun mereka harus berpisah sesuai dengan perjanjian.

Masih dalam keadaan tidak percaya kalau dia akan bertemu lagi dengan Jasmine. Dia menghela napasnya panjang. Lalu kemudian dia menatap wanita itu dengan intens. “Apa kamu yakin dengan pekerjaan ini?”

Jasmine mengangguk mantap. “Ya, saya pasti akan melakukannya dengan baik.”

Bian tahu kalau Jasmine mungkin langsung mencari pekerjaan setelah mereka bercerai. Sierra bekerja dengannya lebih dari tujuh tahun. Sementara wanita ini pasti tidak akan memiliki kinerja yang sama dengan Sierra. “Oke, aku harap kamu gesit seperti Sierra.”

“Hari ini saya sudah bisa bekerja?”

Bian berdiri dan mengantar Jasmine ke ruangannya. “Ruanganmu di sebelah, kamu akan bekerja dengan Edo nantinya.”

“Baik, terima kasih.”

“Aku harap kita sama-sama profesional!”

Dia berada di satu masalah yang mungkin akan berdampak besar nantinya. Pertemuan antara Jasmine dan juga Freya tidak bisa dihindari kalau seperti ini masalahnya. Freya sangat cemburuan, sekalipun Jasmine adalah orang di masa lalunya. Akan tetapi dia khawatir kalau itu akan menjadi masalah besar bagi mereka berdua.

Bagaimana pun juga, dia butuh orang yang menggantikan Sierra. Jasmine adalah orang yang dipilih oleh Edo dan juga Sierra. Mau menolak pun, rasanya agak sedikit mustahil. Karena Sierra sudah pasti punya persiapan matang sebelum memilih cuti dan menyerahkan semua pekerjaannya pada Jasmine.

Mau tidak mau, dia juga harus bersikap profesional dengan mantan istrinya.

Jam makan siangnya telah selesai. Dia kembali terlebih dahulu bersama dengan Edo ke ruangannya, Jasmine belum kembali karena memang belum waktunya untuk bekerja lagi.

Dia duduk bersama dengan Edo. “Kenapa kamu pilih Jasmine?”

Edo tentu saja tahu kalau Jasmine adalah mantan istrinya Bian. “Sierra yang memilihnya satu bulan lalu.”

“Kamu tidak memberitahuku tentang ini.”

“Saya tidak tahu, Pak. Sierra mengatakan kalau dia sudah persiapkan Jasmine sudah satu bulan lebih. Mereka berdua saling kenal.”

Ini bukan perkara saling kenal atau tidak, akan tetapi dia hanya tidak ingin terjadi masalah nanti dan mengacaukan pekerjaan mereka. “Kalau ada kandidat lain. Tolong cari yang lain, Edo! Ini akan jadi masalah besar kalau Freya melihat Jasmine ada di sini.”

“Pak, tidak ada yang tahu tentang dia selain saya.”

“Aku tahu, siapa yang bisa menjamin kalau Jasmine akan baik-baik saja setelah bertemu dengan Freya?”

“Waktu itu bukankah dia setuju dengan pernikahan Bapak dengan Jasmine?” Edo balik bertanya padanya saat dia mulai khawatir tentang keselamatan wanita itu.

Bian menghela napasnya. “Terserah. Semoga semuanya baik-baik saja. Aku sangat berharap dia bekerja dengan profesional. Aku tidak mau kalau nanti ini jadi masalah besar.”

“Tolong bertahanlah! Ini hanya tiga bulan.”

Tiga bulan bukan waktu yang sebentar, bertemu setiap hari. Mengobrol dan membahas tentang pekerjaan.

Dia sedikit merasa tidak nyaman kalau mengingat pertemuan mereka berdua untuk pertama kalinya.

Terdengar pintu ruangan mereka dibuka. Bian langsung mengusir Edo. “Kembalilah ke ruanganmu!”

Ruangan Edo dan Jasmine ada di sebelah. Ruangannya hanya terpisah kaca yang dapat dilihat satu arah. Hanya Bian yang bisa melihat dua orang yang ada di sebelahnya itu.

Kembali fokus bekerja, setiap hari dia akan bertemu dengan wanita ini. Semoga saja tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya. Terutama dia harus melarang orang-orang yang mengetahui pernikahannya dulu untuk berkunjung ke kantornya.

Mata elangnya mencuri tatapan ke arah ruangan sebelah dan melihat keduanya akrab mengobrol. Suara dua orang di dalam itu tidak akan terdengar. Karena sangat tertutup sekali. Entah apa yang mereka bicarakan sampai bisa tertawa seperti itu.

“Kamu adalah orang yang aku hindari, Jasmine.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status