Share

2. Bertemu Lagi

Auteur: Queenazalea
last update Dernière mise à jour: 2024-03-29 10:44:33

Empat tahun kemudian.

Bian baru saja pulang dari kantornya, terlihat kalau lampu rumah menyala. Artinya ada wanita itu ada di sini. Pembantunya pulang sore, malam harinya sudah tidak ada siapa pun di rumahnya.

Orang yang keluar masuk tidak lain adalah Freya.

Dia masuk ke dalam rumahnya dan langsung ke kamar. Baru saja dia membuka pintu, melihat wanita itu sedang ada di atas ranjangnya Bian.

Dia menghampiri Freya dan mencium pipi wanita itu. “Kamu lama di sini?”

“Tidak. Aku baru datang.”

Dengan kesibukan yang mereka jalani berdua membuat mereka jarang bertemu. Freya yang terlalu sibuk dengan urusannya. Wanita itu mengurus perusahaan milik orang tuanya, begitu juga dengan Bian. Jadi, wajar kalau mereka jarang sekali bisa bertemu.

Dia menghela napas dan kemudian Freya bangun dan memeluknya. “Kamu kelihatan lelah, mandilah!”

Bian menuruti perintah kekasihnya. Ini adalah tahun ke sepuluh Bian menjalin hubungan pacaran dengan Freya.

Perasaannya masih sama seperti dulu. Dia begitu menyayangi Freya, sekalipun mereka jarang bisa bersama seperti ini.

“Besok aku kedatangan sekretaris baru,” ucap Bian sebelum mereka tidur.

“Seorang wanita?”

“Hmmm, dia akan menggantikan Sierra selama tiga bulan.”

“Ah, ya. Sierra sebentar lagi melahirkan.”

Bian menaruh ponselnya, dia menarik wanita yang ada di sebelahnya. “Ayo tidur! Besok aku mengantarmu pulang.”

Jangan pernah berharap lebih untuk membahas hubungan dengan Freya, wanita ini tidak akan mau membahas tentang kelanjutan hubungan. Ingat dulu ketika Bian berusaha mencari wanita untuk dinikahi demi warisan, wanita ini justru mengatakan kalau Bian harus mencari wanita lain.

Pernikahan kontrak Bian pun didukung oleh wanita ini.

Keesokan harinya. Dia mengantar Freya terlebih dahulu sebelum ke kantor. Dibuatkan sarapan oleh wanita ini seperti biasa sebelum mereka memiliki kesibukan masing-masing.

“Tolong jemput aku kalau kamu ada waktu nanti sore!”

Bian mengangguk, mereka berdua berciuman sebelum berpisah. Sengaja dia tidak meminta diantar oleh sopirnya karena akan ada adegan panas seperti ini sebelum Freya keluar dari mobilnya.

Setibanya di kantor, Edo sudah ada di ruangannya. Pria itu adalah tangan kanannya yang akan mengikutinya ke mana pun. Bekerja di luar jam kerja juga dilakukan oleh Edo. Sementara itu, untuk sekretarisnya tentu saja dilakukan oleh Sierra. Wanita yang selalu profesional selama ini.

Pagi itu, ketika dia sedang bersantai di ruangannya. Edo langsung masuk ke ruangannya. “Pak, dia sudah datang.”

Bian berdiri untuk menemui sekretaris penggantinya Sierra. “Selamat pagi.”

Tubuhnya Bian membeku ketika melihat wanita yang berdiri sekarang di ruangannya itu. Setelah sekian tahun mereka tidak bertemu, mereka justru dipertemukan di sini. “Edo, kita bicara setelah ini.”

Edo keluar dari ruangannya dan sekarang dia menghampiri Jasmine. Mereka sama-sama terkejut dengan pertemuan ini. “Duduklah!”

Jasmine duduk di sofa yang berhadapan dengannya. Tidak menyangka kalau mereka akan bertemu lagi setelah sekian tahun. Membuat batas diri menjadi asing tapi justru dipertemukan dengan cara yang tidak sengaja.

Wanita yang duduk di depannya ini semakin cantik. Empat tahun lalu, wanita ini pernah dia nikahi demi harta. Empat tahun lalu, pernikahan mereka nyaris sempurna. Tidak ada cacat sama sekali dalam pernikahannya. Namun mereka harus berpisah sesuai dengan perjanjian.

Masih dalam keadaan tidak percaya kalau dia akan bertemu lagi dengan Jasmine. Dia menghela napasnya panjang. Lalu kemudian dia menatap wanita itu dengan intens. “Apa kamu yakin dengan pekerjaan ini?”

Jasmine mengangguk mantap. “Ya, saya pasti akan melakukannya dengan baik.”

Bian tahu kalau Jasmine mungkin langsung mencari pekerjaan setelah mereka bercerai. Sierra bekerja dengannya lebih dari tujuh tahun. Sementara wanita ini pasti tidak akan memiliki kinerja yang sama dengan Sierra. “Oke, aku harap kamu gesit seperti Sierra.”

“Hari ini saya sudah bisa bekerja?”

Bian berdiri dan mengantar Jasmine ke ruangannya. “Ruanganmu di sebelah, kamu akan bekerja dengan Edo nantinya.”

“Baik, terima kasih.”

“Aku harap kita sama-sama profesional!”

Dia berada di satu masalah yang mungkin akan berdampak besar nantinya. Pertemuan antara Jasmine dan juga Freya tidak bisa dihindari kalau seperti ini masalahnya. Freya sangat cemburuan, sekalipun Jasmine adalah orang di masa lalunya. Akan tetapi dia khawatir kalau itu akan menjadi masalah besar bagi mereka berdua.

Bagaimana pun juga, dia butuh orang yang menggantikan Sierra. Jasmine adalah orang yang dipilih oleh Edo dan juga Sierra. Mau menolak pun, rasanya agak sedikit mustahil. Karena Sierra sudah pasti punya persiapan matang sebelum memilih cuti dan menyerahkan semua pekerjaannya pada Jasmine.

Mau tidak mau, dia juga harus bersikap profesional dengan mantan istrinya.

Jam makan siangnya telah selesai. Dia kembali terlebih dahulu bersama dengan Edo ke ruangannya, Jasmine belum kembali karena memang belum waktunya untuk bekerja lagi.

Dia duduk bersama dengan Edo. “Kenapa kamu pilih Jasmine?”

Edo tentu saja tahu kalau Jasmine adalah mantan istrinya Bian. “Sierra yang memilihnya satu bulan lalu.”

“Kamu tidak memberitahuku tentang ini.”

“Saya tidak tahu, Pak. Sierra mengatakan kalau dia sudah persiapkan Jasmine sudah satu bulan lebih. Mereka berdua saling kenal.”

Ini bukan perkara saling kenal atau tidak, akan tetapi dia hanya tidak ingin terjadi masalah nanti dan mengacaukan pekerjaan mereka. “Kalau ada kandidat lain. Tolong cari yang lain, Edo! Ini akan jadi masalah besar kalau Freya melihat Jasmine ada di sini.”

“Pak, tidak ada yang tahu tentang dia selain saya.”

“Aku tahu, siapa yang bisa menjamin kalau Jasmine akan baik-baik saja setelah bertemu dengan Freya?”

“Waktu itu bukankah dia setuju dengan pernikahan Bapak dengan Jasmine?” Edo balik bertanya padanya saat dia mulai khawatir tentang keselamatan wanita itu.

Bian menghela napasnya. “Terserah. Semoga semuanya baik-baik saja. Aku sangat berharap dia bekerja dengan profesional. Aku tidak mau kalau nanti ini jadi masalah besar.”

“Tolong bertahanlah! Ini hanya tiga bulan.”

Tiga bulan bukan waktu yang sebentar, bertemu setiap hari. Mengobrol dan membahas tentang pekerjaan.

Dia sedikit merasa tidak nyaman kalau mengingat pertemuan mereka berdua untuk pertama kalinya.

Terdengar pintu ruangan mereka dibuka. Bian langsung mengusir Edo. “Kembalilah ke ruanganmu!”

Ruangan Edo dan Jasmine ada di sebelah. Ruangannya hanya terpisah kaca yang dapat dilihat satu arah. Hanya Bian yang bisa melihat dua orang yang ada di sebelahnya itu.

Kembali fokus bekerja, setiap hari dia akan bertemu dengan wanita ini. Semoga saja tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya. Terutama dia harus melarang orang-orang yang mengetahui pernikahannya dulu untuk berkunjung ke kantornya.

Mata elangnya mencuri tatapan ke arah ruangan sebelah dan melihat keduanya akrab mengobrol. Suara dua orang di dalam itu tidak akan terdengar. Karena sangat tertutup sekali. Entah apa yang mereka bicarakan sampai bisa tertawa seperti itu.

“Kamu adalah orang yang aku hindari, Jasmine.”

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (7)
goodnovel comment avatar
Mella Soplantila Mella
klo ga suka SM jasmin biasa aja kali
goodnovel comment avatar
Azana Sulistina
bagus,,lanjut kk
goodnovel comment avatar
Suhartati
ya kaya nya jasmin akan jd istri sah nya bukan istri kontrak
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   112. Aku Adalah Rumah Untukmu - TAMAT

    Bian tidak ingin mengambil keputusan yang fatal lagi seperti kemarin-kemarin. Dia tidak mau kalau dia dan istrinya bercerai lantaran dirinya yang tidak bisa menjadi suami yang baik. Dia menganggap perasaan istrinya terlalu lebay. Dia menganggap perasaan istrinya berlebihan ketika wanita itu cemburu. Padahal, yang terjadi sebenarnya adalah dirinya tidak pernah lagi mengerti bagaimana rasanya dicemburui. Tidak pernah merasakan itu sebelumnya pada wanita lain. Freya tidak pernah cemburu padanya, Adelia tidak pernah peduli terhadapnya. Berbeda dengan Jasmine yang bahkan menangis karena ulahnya. Sepele, tapi menyakiti istrinya. Bian tidak mau lagi melakukan itu dan menyakiti Jasmine lebih dalam lagi. Sekarang, dia ingin hidup dengan akur dan baik-baik saja bersama dengan istrinya. Dia menuduh Jasmine berubah ketika pulang dari rumahnya Ulfa. Tanpa dia sendiri sadari kalau selama ini yang membuat istrinya berubah adalah ulahnya sendiri. Bian terlalu jauh membuat istrinya menderita. Dia

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   111. Kesalahan Yang Disadari

    “Dari sekian banyak pilihan, kenapa kamu memutuskan untuk bercerai sama aku, Mas?” Padahal Bian sendiri tahu, semenjak mereka bertengkar. Jasmine selalu menangis tengah malam. Bian menyadarinya, tidak ingin mengganggu istrinya malam itu. Pelariannya ke alkohol juga tidak mempan. Rasanya masih terlalu sakit kalau dia ingat betapa bodohnya dia. Secara naluri, dia masih menyayangi istrinya. Dia juga tidak ingin berpisah dengan istrinya. Jasmine adalah orang yang dia cintai. Dunia ini seolah-olah akan berhenti begitu Bian mengatakan ingin bercerai dari istrinya. Padahal dia sendiri sangat tahu kalau dirinya sangat mencintai istrinya. Dia meninggalkan semua wanita demi bisa bertahan dengan istrinya. Dia tidak meminta pendapat dari orang lain. Dia hanya berharap kalau ini akan segera selesai. Yaitu dengan cara melepaskan wanita yang begitu dicintainya. Memang dari awal Bian sudah merasa kalau dirinya itu tidak bisa menjaga rumah tangganya lagi. Bian juga sudah berusaha bertahan, namun

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   110. Cemburu Disepelekan

    Bian menganggap remeh rasa cemburunya Jasmine yang selama ini dia rasakan. Tidak menyangka kalau kalimat itu keluar dari mulut suaminya sendiri. Dia tidak pernah menduga kalau suaminya akan menganggap perasaannya tidak penting seperti itu. Setelah pertengkaran beberapa malam yang lalu. Bian pun tidak ada kata permintaan maaf sampai detik ini. Jasmine yang merasa kalau suaminya memang sangat sulit untuk mengerti perasaannya. Menikah dengan Bian dua kali, tidak serta merta membuatnya merasa baik-baik saja. Menikah hanya karena alasan demi anak. Tapi juga tidak baik untuk kesehatan mentalnya. Memang Bian baik terhadap anak-anak, ternyata pria itu abaikan semua yang dikatakan oleh Jasmine. Memang benar, dia harusnya diam saja tanpa banyak protes terhadap rumah tangganya. Tidak layak juga protes kalau tidak pernah didengarkan. Jasmine mulai menyesali ketika dia memberontak malam itu. Mulai menyesal telah mengeluarkan semua yang ada di dalam hatinya. Mulai merasa kalau dirinya tidak a

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   109. Cemburu Berlebih

    “Pa, Papa nggak berantem sama mama, kan?” Bian sedang berenang berdua dengan Noah, anaknya bertanya tentang kondisi rumah tangga mereka. Bian memang tidak pernah bertengkar dengan istrinya. Bian sedang di tepi kolam renang justru tersenyum dengan pertanyaan anaknya. Tidak ada pertengkaran apa pun yang terjadi di dalam rumah tangga mereka. Hanya saja, beberapa hari yang lalu Jasmine mengatakan dirinya sedang lelah saja. “Mama cuman capek aja, Noah. Setiap ibu pasti akan merasakan itu.” “Tapi, Pa. Papa kenapa ketemu lagi sama Nina dan mamanya?” Bian yang tadinya mengabaikan soal itu, tiba-tiba saja dia menoleh kepada anaknya. “Dari mana kamu tahu?” “Pak Egi bilang sama aku tadi waktu jemput ke tempat les. Katanya, Pak Egi sama mama ke taman belakang kantor waktu antar makan siang. Terus Papa di sana sama Nina dan mamanya.” Bian bertemu dengan Adelia tidak ada maksud apa-apa, dia hanya menemui wanita itu lantaran Nina ingin bertemu dengannya. Tidak ada maksud lain yang Bian laku

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   108. Bimbang Dengan Rumah Tangga

    Seminggu dia pergi bersama dengan Celia. Bian tidak menghubunginya apalagi bertanya apakah dia sudah sampai atau tidak. Justru dia dibiarkan begitu saja. Tidak seperti biasanya, memang pria itu sudah berubah. Jasmine tadinya memang ingin liburan bersama dengan Celia berdua. Setelah dikabari oleh kakak sepupunya kalau Ulfa ada di rumah kakaknya. Jasmine pun akhirnya ke sana dan jaraknya lebih dekat. Dia juga cerita keluh kesahnya dan menceritakan bagaimana Bian dulu juga pernah main wanita di masa lalu. Jasmine yang baru mengenal cinta justru terjebak dalam pernikahan waktu itu. Dia cemburu, tidak bisa mengungkapkannya. Sekarang, dia cemburu. Masih bisa diam juga tanpa berani berkata apa-apa. “Terus, mau sampai kapan kamu sama Celia di sini?” tanya Halim, kakak sepupunya. Jasmine duduk di sebelah kakak sepupunya di sebuah taman yang ada di rumah itu. “Mungkin lusa akan pulang. Kasihan Noah juga di sana.” Dulu, dia menerima Bian kembali karena dia kasihan kepada Noah. Lalu kemudia

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   107. Tanpa Penjelasan

    “Ada yang ingin kamu omongin sama aku nggak, Mas?” Jasmine ingin tahu apakah suaminya ingin mengatakan sesuatu seperti pertemuan atau apa pun itu. Dia akan mendengarkan semuanya. Terutama dia tidak akan berpikir berlebihan setelah mengetahui suaminya masih bertemu dengan mantan istrinya. Kalau itu adalah Freya, mungkin tidak akan sesakit ini.Merasa dikhianati oleh suaminya lantaran Bian tidak mengatakan apa pun dengan jujur. Pertemuan yang dilakukan di belakang Jasmine termasuk kejahatan dalam rumah tangga. Hilangnya kejujuran dan juga tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelahnya. Bian meletakkan ponselnya di atas meja. Menatap Jasmine kemudian tersenyum. “Nggak ada, Sayang.” Jasmine menganggukkan kepalanya dengan perlahan, dia tahu kalau ternyata suaminya hanya pura-pura. Bahkan dari kemarin, Bian tidak meminta jatahnya. Ada apa? Kenapa pria itu berubah sekarang? Jasmine merasa seorang istri yang hanya menerima kesalahan Bian beberapa kali. Tahu kalau watak main wanita itu t

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status