Share

Bab 6. Anak Tak Dianggap

Penulis: Enday Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-25 23:54:01

Arjuna bertanya kepada sekretaris lewat telpon internal, "Ada orang masuk saat aku pergi ke basement?"

"Tidak ada, Pak."

Arjuna menyesal seharusnya kujang emas disimpan di brankas.

Tapi laci meja dikunci dan tidak ada tanda-tanda dibuka paksa.

Arjuna memeriksa rekaman kamera pengawas, tidak ada orang masuk selama ditinggal pergi.

"Sungguh aneh," kata Arjuna. "Apa mungkin ada pencuri masuk lewat kaca gedung?"

Ada perbaikan sealant pada kaca gedung. Tapi bagaimana mereka masuk sementara kaca tertutup rapat? Laci juga tidak mengalami kerusakan.

Ibunya menghubungi lewat gawai, "Kok lama sekali?"

"Kujangnya hilang."

"Apa?" Terdengar nada kaget cukup keras. "Bagaimana hal itu terjadi?"

"Sewaktu aku mengantar Chitrangada ke basement parkir, kujang disimpan di laci dan dikunci, sekarang tidak ada."

Kujang emas benar-benar bikin jengkel dirinya.

Ia ada kesempatan untuk membuktikan Datuk Cakil adalah ayah biologisnya, tapi kujang emas menutup kesempatan itu.

Arjuna memberi perintah kepada sekretaris lewat telpon internal, "Tanyakan pada kepala security, adakah layanan housekeeping untuk ruanganku?"

"Pintu ruangan ada di depan saya, jadi saya tahu kalau ada orang masuk."

"Nyatanya barangku hilang."

Arjuna bangkit mengamati pekerja kontraktor yang memperbaiki sealant kaca gedung.

Ia tidak melihat sosok mencurigakan di antara para pekerja yang bergelantungan itu.

Dewi Priti muncul bersama dua orang tamunya.

"Aku yakin ada maling masuk ke ruang kerjamu," kata Dewi Priti. "Padahal pengamanan lantai direksi sangat ketat."

Security berjaga di lift dan tangga darurat secara nonstop, jadi maling sulit masuk tanpa sepengetahuan mereka.

"Aku sudah melihat rekaman kamera pengawas tidak ada orang masuk," jawab Arjuna bingung. "Tapi kujang emas di laciku hilang."

"Siapa saja yang memegang kunci cadangan laci mejamu?"

"Tidak ada lagi selain kepala security."

"Kau sudah panggil kepala security?"

"Sekretarisku lagi mengurusnya. Tapi aku tidak mencurigai pegawaiku. Mereka tidak mengetahui kujang itu."

Datuk Cakil bertanya, "Bagaimana dengan pekerja perbaikan kaca? Apakah ada kemungkinan mengetahui?"

"Mereka pasti melihatnya karena bekerja di depanku. Tapi apakah mereka sangat ahli untuk mencuri sehingga tidak meninggalkan jejak sama sekali?"

"Boleh aku tahu di laci mana anda menyimpan kujang emas?"

Arjuna menganggap permintaan itu kurang etis karena mereka baru bertemu, tapi ia mengizinkan Datuk Cakil untuk memeriksa.

"Sejak kapan anda menaruh kujang emas di laci ini?"

"Setiap masuk kantor kujang emas disimpan di laci itu."

"Sudah berapa hari perbaikan sealant kaca gedung?"

"Seminggu."

"Aku kira cukup untuk mempelajari ruang kerja anda."

"Kau mencurigai pekerja kontraktor?"

"Anda sangat percaya kepada pegawai anda. Lalu anda mencurigai kujang emas raib sendiri?"

"Selera humor orang Melayu lumayan juga."

"Aku harus segera ke bandara, kabari aku kalau kujang emas sudah ditemukan. Sebaiknya anda segera lapor polisi."

Arjuna justru ingin menghindari berurusan dengan polisi. Ia pesimis kujang emas ditemukan, tapi optimis masa lalu ibunya terbongkar ke publik.

Polisi pasti ingin mengetahui asal usul kujang itu. Mereka berhadapan dengan hukum kalau memberi keterangan palsu.

Jagat maya jadi tahu kalau Arjuna adalah anak dari cinta satu malam.

Sekretaris memberi laporan lewat telpon internal, "Kepala security memastikan bahwa hari ini tidak ada layanan housekeeping untuk lantai direksi, dan kunci cadangan tersimpan rapi di brankas."

"Terima kasih atas informasinya. Jangan bikin gaduh kantor dengan menyebarkan berita kepada pegawai. Anggap saja tidak ada kejadian apa-apa."

Arjuna ingin menutup kasus ini. Hilangnya kujang emas melepaskan beban pikiran untuk membawa bapak pura-pura ke hadapan Angada.

Ia sudah meminta manajer rumah tangga untuk mendalami peran yang dilakoni.

"Bagaimana kau menganggap tidak ada kejadian apa-apa untuk barang bernilai empat ratus miliar?" protes Dewi Priti. "Uang sebanyak itu bisa kau gunakan untuk ekspansi bisnis."

"Uang sebanyak itu aku gunakan untuk menutup masa lalu Ibu," sahut Arjuna. "Aku tidak mau semua orang tahu siapa aku ini."

Bagi Arjuna, uang bukan ukuran untuk mengorbankan nama baik. Ia tidak butuh uang, ia butuh bapak untuk melamar Chitrangada.

"Hatiku capek. Aku ingin berendam di jacuzzi."

Arjuna memasukkan berkas laporan ke tas kerja, ia ingin membacanya di rumah.

Kemudian Arjuna membuka laci meja untuk mengambil catatan kecil, ia mendelik.

Kujang emas tampak tergeletak di dalam laci!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 7. Bencana Hati

    "Kujang setan." Arjuna teringat pada cenayang yang terbakar jubahnya gara-gara kujang emas. Ia belum keluar dari rumah sakit karena mengalami luka bakar cukup serius. Arjuna menyesal sudah memaki-maki cenayang itu. "Datang dan pergi seenaknya." Dewi Priti terkejut mendengar ucapan itu, ia sampai urung keluar dari ruang kerja putranya. "Ada apa?" Arjuna mengeluarkan kujang emas dari laci. Dewi Priti melotot. "Tadi kulihat laci itu kosong, bagaimana sekarang ada di laci?" "Ibu bertanya pada siapa?" Arjuna pusing memikirkan keanehan itu. Kujang emas dimasukkan ke tas kerja. Dewi Priti segera menghubungi Datuk Cakil, sambil berkata, "Mumpung belum jauh." Perkiraannya Datuk Cakil baru keluar dari basement parkir. "Kenapa pikiran Ibu sederhana sekali?" Arjuna kesal melihat ibunya menghubungi datuk dari seberang itu. "Mestinya Ibu tahu kujang emas tidak mau berpindah tangan, ia pasti menghilang lagi kalau Datuk Cakil datang." Arjuna pergi meninggalkan ruang kerja. "Aku pulang du

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 8. Cemburu Itu Capek

    Arjuna ingin mendatangi Wisnu untuk menjelaskan masalahnya tapi kuatir terjadi keributan. Arjuna segera pulang dan meninggalkan Ulupi di rumah Lesmana, sebelum Chitrangada dan Rara Ireng tiba. Ia berpesan kepada mereka untuk tidak menceritakan kedatangannya. Arjuna tidak terkejut saat menerima telpon dari Chitrangada, ia bertanya sambil berendam di jacuzzi, "Ada apa?" "Gawat! Pernikahan Ulupi berantakan gara-gara kamu!" "Sekarang kau berada di mana?" Arjuna kuatir Chitrangada menelpon dari rumah Lesmana dan didengar Rara Ireng, persoalan pasti merembet. Arjuna lega saat tahu Chitrangada sudah meninggalkan rumah cenayang itu. "Aku dalam perjalanan ke rumah Wisnu. Aku kira persoalan sudah selesai, ternyata chaos." Arjuna juga heran Wisnu sangat posesif. Ia sendiri tidak mempersoalkan mereka pergi berdua. Masa lalu bukan halangan untuk menjalin pertemanan. Cinta butuh kepercayaan. "Kebersamaan aku dengan Ulupi seperti kebersamaan kamu dengan Wisnu. Lalu persoalannya di mana?" "

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 9. Jangan Pernah Bersedih

    "Sebaiknya kau siap-siap." Dewi Priti menegur putranya saat sibuk memeriksa berkas digital untuk presentasi. "Jadi lamaran kan malam ini?" "Entahlah." Dewi Priti heran. "Kok jadi ragu begitu?" Arjuna menutup berkas, bersandar lesu dengan sinar mata hampa menatap langit-langit. "Aku mesti menyelesaikan masalah Ulupi lebih dahulu, Wisnu menolak bertemu karena jadwalnya padat. Bosnya seakan tidak mendukung masalah mereka cepat diselesaikan." "Kau seharusnya paham Chitrangada menginginkan dirimu fokus mengurus lamaran." "Apa lagi yang perlu diurus? Lukas sudah siap datang ke rumah Chitrangada sebagai bapak pura-pura, tinggal Ibu perlu beradaptasi." Dewi Priti sering membawa Lukas dalam jamuan makan malam, bahkan sering mendapat pujian sebagai pasangan serasi. Persoalannya justru pada Arjuna. Dewi Priti melihat putranya terlalu gampang memandang masalah, padahal biasanya sangat seksama menangani persoalan kecil saja. "Ada apa?" tanya Dewi Priti lembut. "Aku melihat seperti ada g

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 10. Pacar Pertama

    Chitrangada mengejar Arjuna ke pintu lift dan mengikuti pacarnya turun ke lantai dasar. "Apa maksudmu akan menyeret Wisnu ke polisi?" Arjuna menyindir, "Kau sempat mengejarku padahal sangat sibuk?" "Kau sudah mengacaukan mood Wisnu!" Chitrangada merasa perlu menegur Arjuna karena bisa menggagalkan pertemuan dengan Rara Ireng. "Jadi salahku memberi peringatan kepada lelaki yang sudah sewenang-wenang kepada kaummu?" Arjuna memandang dengan dingin. "Wisnu sakit hati Ulupi jatuh cinta kepadamu!" "Kau sakit hati kalau aku jatuh cinta kepada Liu Yifei?" "Mimpi!" "Kenapa Wisnu tidak berpandangan begitu? Apa karena Liu Yifei aktris mendunia, sedangkan aku CEO lokal?" "Banyak kejadian CLBK." "Lalu aku dianggap dari kebanyakan itu? Terus terang aku tersinggung. Kau sudah tanya tentang perasaan Wisnu kepadamu?" "Buat apa?" "Untuk membuktikan bahwa cinta itu jujur, tapi pemiliknya munafik." Pintu lift terbuka. Arjuna keluar dan berjalan ke mobilnya. Chitrangada meraih tangan Wisnu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 11. Lamaran Gagal Lagi

    "Maksudmu apa tidak datang dalam acara lamaran?" Chitrangada menghubungi Arjuna lewat gawai, ia tahu informasi itu dari calon ibu mertua. "Mau balas-balasan? Saat ini aku harus memilih karena aku tidak dapat memenuhi dua-duanya." Arjuna menjawab dengan santai, "Aku bercanda. Aku tidak menyangka candaku sampai kepadamu." "Bercanda? Kau mengganggu waktuku untuk hal tak berguna. Aku seperti bukan bercakap dengan pria yang kukenal." Arjuna menyindir, "Aku tidak tahu kau ada pertemuan dengan Tun Ghazar, maka itu aku bercanda." Suara Chitrangada tidak terdengar. Barangkali ia tidak mengira nama itu akan muncul detik-detik menjelang lamaran. "Ada waktu dua jam lagi untuk memantapkan jawaban. Aku ingin dirimu melihat ke dalam, bukan melihat hari-hari indah yang pernah kita lewati." Arjuna tidak akan menyampaikan hal itu jika bukan Tun Ghazar yang dijumpai perempuan yang hendak dilamarnya. Chitrangada sempat terseok saat Tun Ghazar memutuskan untuk menikah dengan perempuan pilihan oran

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 12. Calon Suami Tertindas

    Mereka menunggu dengan tegang. Keselamatan Angada lebih penting ketimbang letupan api yang mewarnai perasaan mereka. Tim dokter berhasil menyelamatkan Angada, sementara waktu ia tak boleh diganggu. Angada masih dalam pantauan tim dokter secara intensif. Dewi Priti pamit kepada calon besan sambil cipika cipiki, "Aku pulang dulu ya. Kasihan kolegaku menunggu di luar." "Maafkan aku ya," kata wanita separuh baya itu. "Aku tidak kepikiran untuk menghubungi dirimu." "Tidak apa. Masnya yang penting sembuh dulu." Chitrangada menarik Arjuna ke koridor terpisah saat hendak pamit juga. "Aku ingin ngomong sebentar." "Soal apa?" tanya Arjuna. "Aku pikir untuk lamaran kita bicarakan nanti setelah Papi pulang dari rumah sakit." "Aku ingin menanyakan apa yang disampaikan lewat gawai." "Aku kira tidak elok membahas soal lain di saat Papi di ruang ICCU." Kemudian Arjuna menghampiri calon ibu mertua, dan berkata, "Aku pamit dulu, Mam. Aku kembali lagi setelah mengantar Ibu. Mami pulang saja, j

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 13. Sakit Hati

    Arjuna berangkat ke kantor dari rumah sakit. Ia tidur di kursi tunggu. Chitrangada pulang. Arjuna penasaran dengan musibah yang menimpa Angada. Calon ayah mertua tidak ada riwayat jantung. Ada hal luar biasa terjadi sehingga mengalami serangan jantung. "Apakah Angada membaca aroma busuk pada pertemuan bisnis anaknya dengan Tun Ghazar?" keluh Arjuna sambil duduk dengan lesu di kursi kerja. "Ia pasti sakit hati anaknya dulu dicampakkan, kemudian pengusaha Melayu itu datang mengacaukan situasi." Chitrangada seperti sulit melepaskan diri dari jerat masa lalu. Pertemuan bisnis hanyalah jalan untuk menutupi kecurigaan orang-orang di sekeliling. Kebodohan Chitrangada adalah melupakan peristiwa yang merendahkan harga dirinya karena melihat harapan besar dengan isu perceraian Tun Ghazar. Chitrangada ingin mengulur waktu acara lamaran dengan tak menghadirinya, sampai ada kepastian hukum untuk status Tun Ghazar. "Chitrangada menjadikan diriku calon pengganti. Aku heran CEO perusahaan besar

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 14. Penyesalan Tidak Memperbaiki Keadaan

    Arjuna heran bagaimana Chitrangada sampai memberi tahu Wisnu. "Kau juga bilang kalau ayahku tidak merestui wanita pilihanku?" "Wisnu bercerita semuanya kepada Papi. Ia sudah mengkhianatiku." Arjuna pusing memikirkan apa yang terjadi. Drama itu pasti sangat menyakitkan Angada. Kecil harapan untuk diterima sebagai calon menantu. Bahkan Angada mungkin tidak mau lagi bertemu dengannya. "Wisnu bukan sakit hati dengan ancaman diriku. Ia ingin memiliki dirimu. Ia pasti mendapat pembelaan dari ayahmu atas pemecatan itu." "Bagaimana kau berpikiran seperti itu?" "Wisnu lebih dari seperti itu. Wisnu mengambil satu tindakan untuk menyingkirkan dua laki-laki, lamaranku gagal, Tun Ghazar pulang dengan hampa." "Tun Ghazar menjadwal ulang pertemuan." Jadwal itu terbang bersama angin, pikir Arjuna kosong. Tun Ghazar akan disibukkan dengan sidang perceraian, dan berita miring tentang kepergiaannya ke Jakarta. "Aku tidak ada rasa kepada mereka," tegas Chitrangada. "Kau mesti percaya itu." "Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 96

    Srikandi perang tergolek lemas di atas rumput. Matanya tampak sayu. Ia mengalami guncangan hebat atas apa yang terjadi. Kemarahan membakar hatinya. Namun ia sulit bergerak untuk membunuh kingkong yang berdiri penuh kepuasan itu. Tenaganya habis terkuras untuk melayani nafsu binatang itu, ia mungkin sudah mati kalau saja tak mengalir energi aneh dari persenggamaan itu. "Berisik!" sergah Arjuna saat Kong belum berhenti juga dengan erangannya. "Binatang saja muak mendengar eranganmu! Kau ingin membuat kupingku pekak?" Kong berhenti mengerang. Ia mendatangi Arjuna yang duduk menunggu di akar besar. "Wangsit palsu itu sungguh memanjakan dirimu," gerutu Arjuna jengkel. "Aku tidak melihat perubahan pada dirimu, selain basah di bawah." "Kau...perhatikan lagi...baik-baik...." Arjuna terpukau mendengar Kong dapat berbicara meski sedikit terbata. Arjuna bangkit berdiri, ia memandang kingkong sakti itu dengan sinar tak percaya. "Kong...kau...!" Kong menyeringai senang, ia mel

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 95

    Dalam satu kesempatan Kong berhasil menangkap kaki srikandi perang, ia memutar kaki itu dan mendorongnya. Srikandi perang jatuh terhempas. Kong segera menotok saraf motorik, srikandi merasa seluruh ototnya lemas, tak kuasa bangun. "Bedebah!" geram srikandi perang. "Lepaskan totokanmu!" Kong segera membawa srikandi perang ke bawah pohon rindang. Komandan pasukan pemburu itu mendelik tanpa kuasa untuk melepaskan diri. "Jahanam!" maki srikandi perang. "Apa yang hendak kau lakukan?" Kong membaringkan srikandi perang di atas daun mati. Wanita itu semakin deras memaki-maki. "Antara melaksanakan wangsit dan kebelet, kau tak ada bedanya Kong," sindir Arjuna. "Aku curiga kau menjadikan wangsit untuk melampiaskan hasratmu." Kong menjelaskan bahwa wangsit itu perlu dibuktikan kebenarannya. Ia sendiri kurang yakin, namun tidak rugi seandainya suara gaib itu berdusta. "Aku kira suara gaib itu ingin menonton kalian secara live," kata Arjuna. "Ia pasti berbuat sendiri kalau bisa. Wa

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 94

    Ksatria pemburu bertumbangan kena amuk naga sakti. Pedang mereka tidak mempan untuk melukai, kulit naga seakan membal. Para ksatria itu menjadi bulan-bulanan naga sakti. Kematian adalah akhir dari perlawanan mereka. Ksatria berjubah biru yang sedang menghadapi Arjuna tampak gentar menyaksikan kawannya tewas satu per satu. "Jadi kau pewaris pedang mustika manik?" tanya ksatria berjubah biru. "Bagaimana manusia seperti dirimu terpilih menjadi ksatria perang? Kau lebih cocok jadi pangeran dengan dikelilingi puteri cantik jelita, gerakanmu terlalu lembut untuk memainkan pedang."Keunikan ilmu pedang kuno yang dimiliki Arjuna adalah laksana penari memainkan pita, terlihat kurang bertenaga, menitikberatkan pada keseimbangan chi, selaras dengan jurus tai chi yang dipelajarinya.Sekali terkena pukulan, organ tubuh dalam akan remuk. Pedang di tangan musuh akan terbabat putus dengan aliran chi lebih besar.Ksatria berjubah biru tidak menyadari bahaya itu. "Aku tidak bangga terpilih me

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 93

    "Aku ada masalah dengan kejujuran perempuan." Arjuna ingin menyindir Dara Hiti. Empat Iblis Hitam tidak mempunyai maksud jahat kepada Kong. Mereka hanya ingin memanfaatkan. Kong seakan siap menjadi pelindung mereka. Padahal Arjuna mesti turun tangan kalau ia mendapat kesulitan. Kong takkan mampu mengatasi pasukan pemburu meski dibantu Empat Iblis Hitam. Kemampuan mereka sangat tinggi.Ilmu dewa yang tersisa hanya kemampuan berlari yang luar biasa. "Kapan aku pernah berbohong kepadamu?" tanya Dara Hiti. "Aku pergi ke utara bukan untuk kabur, aku mengambil jalan memutar untuk ke kastil selatan." "Mengambil jalan memutar itu ke barat atau timur, bukan pergi ke arah sebaliknya." Empat Iblis Hitam sebetulnya ingin pergi ke kampung Pawon di utara, kekacauan di daerah itu mulai mereda, mereka ingin menunggu perkembangan di Batulayang. Kampung itu menjadi daerah paling bergejolak setelah istri Bairawa terbunuh oleh pasukan Senopati Aryaseta. Penyerbuan ke kastil selatan akan mengundan

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 92

    Dara Hiti bertanya untuk memastikan, "Kau serius?" Arjuna balik bertanya, "Bukankah kau calon istri Kong? Alangkah baiknya ada pembuktian terlebih dahulu." Srikandi perang membentak, "Siapa kau? Jangan meminta Dara Hiti untuk melakukan perbuatan yang dikecam para dewata!" "Aku kira kalau suka sama suka bukan masalah." "Raja Langit pasti murka!" Kong keluar dari arena pertarungan dengan jungkir balik di udara, lalu berdiri di hadapan Arjuna. Ia bertanya, apa maksud Arjuna menyuruh mereka bercinta? Apakah ingin melihat pertunjukan hot secara gratis? Kong menolak sebab ia mempunyai urusan penting dengan srikandi perang. Ia harus melumpuhkan wanita itu sesuai wangsit yang diterima. "Dara Hiti pasti tersinggung kalau kau menolaknya." Kong menjelaskan ketua Empat Iblis Hitam ingin memancing Arjuna turun ke gelanggang, bicaranya jadi melantur. Kong tahu Dara Hiti tidak sungguh-sungguh dengan perkataannya, bukan masalah juga baginya. Seandainya Dara Hiti bersedia menjadi

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 91

    Arjuna memuji kecerdikan Dara Hiti memancing emosi srikandi perang. Ia memanfaatkan kelembutan hati Kong untuk mengeksploitasi suasana. "Aku tahu kau tak pernah berniat menjadi istri Kong," kata Arjuna. "Kau kira segampang itu berdusta." Kong bukan pejantan yang suka menagih janji. Barangkali kerelaan perempuan menjadi istri akan membebaskan dirinya dari kutukan. Arjuna ingin Empat Iblis Hitam menjadi istri Kong untuk membuktikan perkiraannya. Satu-satunya jalan untuk membebaskan kutukan abadi dengan membuat murka pencipta kutukan itu. Dewi cinta pasti didesak untuk mencabut kutukannya. Kong bukan pembangkang Raja Langit, ia hanya tidak mampu mengendalikan nafsu. "Aku harus membunuh kalian untuk mencegah kemurkaan penguasa langit!" kata srikandi perang. "Bersiap-siaplah menghadapi kematian!" "Kau terlalu menganggap remeh Kong!" teriak Dara Hiti. "Ketahuilah, ksatria perang memberikan pataka dan kujang emas kepada Kong karena kesaktiannya di atas dirimu!" "Ksatria perang

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 90

    Arjuna menegur, "Janganlah mengacaukan suasana dengan cerita tak berguna. Aku datang ke abad ini untuk mencari ayahku." Arjuna bahkan ingin mengakhiri pencarian kalau ia tahu letak pintu dimensi. Jadi ia sekarang bukan ingin menemukan ayahnya, ingin segera pulang ke masa depan. Hanya orang yang tahu jalan itu adalah ayahnya. Ia orang yang paling mungkin diminta bantuan karena istrinya menginginkan Arjuna pergi. Pencarian mengalami kesulitan karena ayahnya musuh besar istana. Ia berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari perburuan. Mencari ayah dan pintu dimensi sama susahnya. "Seperti ada orang lagi bertarung." Telinga Arjuna yang tajam mendengar bunyi bentrokan senjata dan teriakan wanita membakar semangat bertempur. Suara itu terdengar sayup-sayup menandakan lokasinya cukup jauh. Arjuna dan Kong berlari ke arah datangnya suara itu. Mereka mengerahkan chi secara penuh, berlari di angkasa melewati pepohonan, dengan titian angin. "Kejarlah aku, Kong!" seru Arju

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 89

    Kong tampak kebingungan ketika beberapa kingkong betina berlompatan turun dari dahan rimbun dan menghadangnya. Kong tidak menguasai bahasa kingkong sehingga ia tidak mengerti perbincangan mereka. Kingkong betina kagum melihat kingkong jantan berpenampilan seperti manusia. Kemudian mereka riuh seakan memperdebatkan sesuatu, berisik sekali. Mereka berebut untuk bercinta lebih dahulu dengan Kong. "Kau terlalu ganteng untuk jadi kingkong." Arjuna menepuk bahunya. "Mereka sepertinya lagi memperebutkan dirimu." Kong garuk-garuk kepala. Ia bingung untuk menjelaskan karena mereka tak mengerti bahasa isyarat. Kong bengong saat mereka berkelahi saling cakar seperti manusia. Kelihatannya mereka ingin menyelesaikan dengan perkelahian. Memperebutkan pejantan adalah hal biasa bila musim kawin tiba. "Kabur...!" kata Arjuna. "Aku sulit bersikap melihat dirimu jadi piala bergilir." Kingkong betina seru berkelahi dengan suara berisik bukan main. Mereka tidak sadar kalau pejantan yang d

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 88

    Arjuna memutuskan untuk pergi ke Batulayang. Ia harus mencari Senopati Aryaseta untuk mengetahui lokasi pintu dimensi. Arjuna harus berbesar hati bertemu dengan ibu sambung yang merupakan mantan kekasihnya, meski sulit untuk memaafkan pengkhianatan Senopati Aryaseta terhadap ibunya. Tapi haruskah? "Kita cari cendekia yang menguasai ilmu dan perhitungan lokasi pintu dimensi," kata Arjuna berubah pikiran. "Aku enggan minta tolong pada senopati." Arjuna ingin mencari raja yang digulingkan, tapi Panduwinata sedang dilanda kemelut karena putranya kehilangan gelar kebangsawanan. Untuk mendapatkan gelar kebangsawanan, ayah dan ibunya harus menikah secara resmi, dan itu tidak mungkin. Pernikahan sedarah adalah terlarang. Bagaimana Panduwinata dapat membantunya sementara ia sendiri terlilit masalah besar. Resi Aswatama telah menimbulkan bencana tanpa berkesudahan. "Meminta bantuan Resi Aswatama dan Raja Widura lebih tidak mungkin lagi," keluh Arjuna. "Bukan menolong, mereka pasti

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status