Share

Bab 7. Bencana Hati

Penulis: Enday Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-26 17:31:15

"Kujang setan."

Arjuna teringat pada cenayang yang terbakar jubahnya gara-gara kujang emas. Ia belum keluar dari rumah sakit karena mengalami luka bakar cukup serius.

Arjuna menyesal sudah memaki-maki cenayang itu. Ia menanggung semua biaya rumah sebagai bentuk permintaan maaf.

Padahal cenayang itu masuk rumah sakit karena kebodohan sendiri. Banyak orang dungu yang mesti dibantu.

"Datang dan pergi seenaknya."

Dewi Priti terkejut mendengar Arjuna ngomel-ngomel sendiri, ia sampai urung keluar dari ruang kerja putranya.

"Ada apa?"

Arjuna mengeluarkan kujang emas dari laci. Dewi Priti melotot.

"Tadi kulihat laci itu kosong, bagaimana sekarang ada di situ?"

"Ibu bertanya sama siapa?"

Arjuna pusing memikirkan keanehan itu. Kujang emas dimasukkan ke tas kerja.

Dewi Priti segera menghubungi Datuk Cakil, sambil berkata, "Mumpung belum jauh."

Perkiraannya Datuk Cakil masih di basement parkir. Ia baru keluar beberapa menit lalu.

"Pikiran Ibu sederhana sekali." Arjuna kesal melihat ibunya menghubungi datuk dari seberang itu. "Mestinya Ibu tahu kujang emas tidak mau berpindah tangan, ia pasti menghilang lagi kalau Datuk Cakil datang."

Arjuna pergi meninggalkan ruang kerja.

"Aku pulang duluan. Otakku stres mengurusi kujang emas."

Sekarang Arjuna percaya dengan omongan Lesmana bahwa kujang emas memiliki kesaktian luar biasa, juga bikin jengkel luar biasa.

Arjuna curiga kujang emas telah membuahi ibunya, ia berubah jadi pria gagah dan tampan lalu jadi kujang lagi setelah membebaskan ibunya dari pengaruh obat.

Seharusnya bukan jadi kujang lagi! Bertanggung jawab! Jangan sampai ia membawanya ke peleburan!

"Bukan hal aneh jika kecurigaanmu benar terjadi," kata Lesmana ketika Arjuna mampir di rumahnya. "Senjata bertuah bisa berubah jadi apa saja sesuai keperluan."

Arjuna sudah mengarang cerita bahwa kujang emas berubah jadi ketua kartel saat ada preman mengganggunya, sekedar alibi untuk menguatkan kecurigaannya.

"Logikamu sulit untuk melihat fenomena seperti itu," kata Lesmana. "Kau sampai mem-bully aku saat bercerita tentang benda kuno di SMA sempat menghilang beberapa hari karena mau dilelang, dan aku merasakan keberadaannya dengan indera keenam."

Arjuna heran Lesmana tidak mengetahui kebohongannya. Padahal menurut Ulupi, ia mampu membaca hati dan pikiran manusia, sehingga memaksa mereka untuk jujur.

Arjuna menduga kujang emas telah melindunginya dari penerawangan cenayang yang lagi viral itu.

"Siapa saja teman kita yang sering datang ke tempatmu?" tanya Arjuna ingin tahu.

"Semua," jawab Lesmana. "Kau orang terakhir."

"Rara Ireng juga?"

"Ia selalu mampir ke rumahku setiap kali berkunjung ke tanah air, ia dan Citrangada sekarang lagi dalam perjalanan ke rumahku untuk melihat prospek kerja sama mereka."

"Jadi teman-teman berkonsultasi denganmu setiap ada urusan bisnis?"

"Aku berusaha melihat apa yang tidak terpikirkan oleh mereka supaya ke depannya jadi lancar."

Teman mereka semua menjadi orang sukses, baik yang terjun di dunia politik maupun dunia bisnis, berkat bantuan Lesmana.

"Kau seharusnya memilih jadi konsultan bisnis. Cenayang adalah profesi pro dan kontra di masyarakat."

"Sejak remaja aku menyukai dunia supranatural, aku memperdalam kemampuan karena aku suka, bukan karena pro dan kontra."

Arjuna merasa sudah waktunya pergi sebelum Rara Ireng datang. Mereka cukup lama tidak bertemu, pasti perempuan itu kangen untuk berantem.

Arjuna bertanya satu hal lagi, "Apakah Rara Ireng pernah memintamu untuk menyantet diriku?"

"Rara Ireng pernah memintaku untuk membuatmu tergila-gila padanya," jawab Lesmana. "Ia ingin membuatmu patah hati sepatah-patahnya."

Arjuna jadi kuatir bagaimana nasib kerja sama itu kalau perempuan itu tahu Citrangada adalah calon istrinya.

"Tapi aku tidak pernah membantu untuk hal yang merusak."

Rara Ireng tidak perlu meminta bantuan cenayang untuk menghancurkan dirinya. Ia cukup mengibarkan bendera perdamaian dan mempersembahkan sepotong cinta untuk kemudian dihempaskan.

Arjuna sulit menolak pesona perempuan body goal itu, meski sudah ada Citrangada. Calon istrinya perempuan tercantik tapi gampang dibodohi.

Barangkali karena gampang itulah, Arjuna bersikukuh memilih Citrangada jadi pasangan hidup. Ada kebebasan di balik ikatan cinta mereka.

"Rara Ireng sakit hati sekali disebut cewek kloning, ia sampai bersumpah untuk memenjarakan namamu di hatinya seumur-umur, untuk mengingat permusuhan denganmu."

"Aku heran orang tuanya memberi nama belakang Ireng, padahal kulitnya putih eksotik."

Putri bangsawan modern dan terpandang seperti Rara Ireng pasti sakit hati kalau sudah tersentuh harga dirinya.

Rara Ireng sempat mengadu ke polisi dan orang tua mereka terpaksa turun tangan untuk mediasi.

"Aku hampir masuk sel kalau Rara Ireng tidak kelepasan menyebut aku cowok terbusuk di dunia, akhirnya terjadi restorative justice."

Ulupi muncul di ruangan itu tanpa pemberitahuan lebih dahulu, padahal ada penerima tamu di depan.

Ulupi tampak sangat bersedih seperti baru mengalami bencana hati.

"Apa yang terjadi denganmu?" tanya Arjuna. "Tetes air matamu sangat menyakitkan untuk dilihat."

"Wisnu membatalkan pernikahan."

Arjuna terkejut. "Bagaimana ia sampai membatalkan pernikahan padahal tinggal seminggu lagi?"

"Gara-gara kamu."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 96. Kemesraan Terpanas

    Srikandi perang tergolek lemas di atas rumput. Matanya tampak sayu. Ia mengalami guncangan hebat setelah menyadari apa yang terjadi. Mengapa ia sampai berhalusinasi bercinta dengan seorang ksatria gagah dan tampan? Padahal ksatria pemburu saja enggan bercinta dengannya kalau tak diiming-imingi ringgit. Kemarahan membakar hati srikandi perang. Namun ia sulit bergerak untuk membunuh kingkong yang berdiri penuh kepuasan itu. Tenaganya habis terkuras melayani nafsu binatang itu, ia mungkin sudah mati kalau saja tak mengalir energi aneh dari persenggamaan itu. "Berisik!" sergah Arjuna saat Kong belum berhenti juga dengan erangannya. "Binatang saja muak mendengar eranganmu! Kau ingin membuat kupingku pekak?" Kong berhenti mengerang. Kemudian merapikan jubah dan mendatangi Arjuna yang duduk menunggu di akar besar. "Wangsit palsu itu sungguh memanjakan dirimu," gerutu Arjuna jengkel. "Aku tidak melihat perubahan pada dirimu, selain basah di bawah." "Kau...perhatikan...

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 95. Percuma Keluar Keringat Bertarung

    Permainan pedang srikandi perang sangat hebat, dikombinasikan dengan tendangan dewa yang mengandung chi penuh. Tapi musuh yang dihadapi bukan makhluk bumi, tokoh sakti dari langit yang terkena kutukan. Dalam satu kesempatan Kong berhasil menangkap kaki srikandi perang, ia memutar kaki gempal itu dan mendorongnya. Srikandi perang jatuh terhempas. Kong segera menotok saraf motoriknya, komandan pasukan pemburu itu merasa seluruh ototnya lemas, tak kuasa bangun. "Bedebah!" geram srikandi perang. "Lepaskan totokanmu!" Kong segera membawa srikandi perang ke bawah pohon rindang. Pimpinan ksatria pemburu itu mendelik tanpa kuasa untuk melepaskan diri. Srikandi perang sulit melepaskan diri dari totokan, ia curiga kingkong itu binatang dari langit, totokannya sangat berbeda. Kong membaringkan srikandi perang di atas daun mati. Wanita bertubuh gembrot itu semakin deras memaki. "Jahanam! Apa yang hendak kau lakukan?" Kong segera mempreteli rok zirah srikandi perang. "Antara melaksanakan

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 94. Jadi Raja Sungguh Enak

    Pasukan pemburu bertumbangan kena amuk naga sakti. Pedang mereka tidak mempan untuk melukai, kulit naga seakan membal. Para ksatria itu jadi bulan-bulanan naga sakti. Kematian adalah akhir dari perlawanan mereka, tak satu pun tersisa. Ksatria berjubah biru yang sedang menghadapi Arjuna tampak gentar menyaksikan semua kawannya tewas secara mengenaskan. "Jadi kau pewaris pedang mustika manik?" tanya ksatria berjubah biru. "Bagaimana manusia seperti dirimu terpilih jadi ksatria perang? Kau lebih cocok jadi pangeran dengan dikelilingi puteri cantik jelita, gerakanmu terlalu lembut untuk memainkan pedang." Keunikan ilmu pedang kuno yang dimiliki Arjuna adalah laksana penari memainkan pita, terlihat kurang bertenaga, menitikberatkan pada keseimbangan energi, selaras dengan ilmu tai chi yang dipelajarinya. Sekali terkena pukulan, organ tubuh dalam akan remuk. Pedang di tangan musuh akan terbabat putus dengan aliran chi lebih besar. Ksatria berjubah biru tidak menyadari bahaya itu

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 93. Kutunggu Janjimu

    "Aku ada masalah dengan kejujuran perempuan." Arjuna ingin menyindir Dara Hiti. Empat Iblis Hitam tidak ada maksud jahat kepada dirinya. Mereka hanya ingin mencari perlindungan. Kong seakan siap jadi pelindung mereka, padahal Arjuna mesti turun tangan kalau ia mendapat kesulitan. Mereka ingin memanfaatkan dirinya lewat binatang murah hati itu. Kong takkan mampu mengatasi pasukan pemburu meski dibantu Empat Iblis Hitam. Kemampuan lawan sangat tinggi. Ilmu dewa yang tersisa hanya kemampuan berlari yang luar biasa. "Kapan aku pernah berbohong kepadamu?" tanya Dara Hiti. "Aku pergi ke timur bukan ingin kabur, aku mengambil jalan memutar untuk pergi ke kastil selatan." "Mengambil jalan memutar itu ke tenggara bukan ke timur." Empat Iblis Hitam sebetulnya ingin pergi ke perbatasan Jepara, mereka ingin menunggu perkembangan di Batulayang. Kampung itu jadi daerah paling bergejolak setelah istri Bairawa terbunuh oleh pasukan Senopati Aryaseta. Penyerbuan ke kasti

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 92. Bermasalah Dengan Perempuan Cantik

    Dara Hiti melompat ke udara dan berguling beberapa kali lalu mendarat di dekat Arjuna. Dara Hiti bertanya untuk memastikan, "Kau serius?" Arjuna balik bertanya, "Bukankah kau sudah menyatakan bersedia jadi wanita penghibur? Alangkah baiknya ada pembuktian terlebih dahulu." Dara Hiti tersenyum manis. "Kau keliru kalau ingin menguji diriku dengan melepas kegadisan ku. Siapa pikirmu yang sudi menolak permintaan ksatria tertampan di muka bumi?" Srikandi perang membentak Arjuna, "Siapa kau? Jangan meminta Dara Hiti untuk melakukan perbuatan yang dikecam para dewata! Empat Iblis Hitam bukan ditakdirkan untuk dirimu!" "Nah, aku menginginkan dirimu jadi budak nafsu sahabatku!" "Raja Langit pasti murka! Aku lebih-lebih!" Kong keluar dari arena pertarungan dengan jungkir balik di udara, lalu berdiri di hadapan Arjuna. Dengan bahasa isyarat Kong bertanya, apa maksud Arjuna meminta srikandi perang menjadi budak nafsu? Ia menolak memberi pertunjukan spektakuler secara gratis

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 91. Tidak Tahu Berterima Kasih

    Arjuna memuji kecerdikan Dara Hiti memancing emosi srikandi perang. Ia memanfaatkan dirinya untuk mengeksploitasi suasana. "Aku tahu kau tak pernah berniat menjadi guifei," kata Arjuna pelan. "Kau kira segampang itu berdusta padaku." Arjuna sebenarnya menginginkan Empat Iblis Hitam jadi istri Kong. Barangkali kerelaan mereka jadi istri akan membebaskan dewa kelamin dari kutukan. Satu-satunya cara untuk membebaskan kutukan abadi dengan membuat murka pencipta kutukan itu, di mana terjadi perkawinan manusia dengan binatang. Dewi cinta pasti didesak untuk mencabut kutukannya. Kong bukan pembangkang Raja Langit, ia terjebak situasi akibat kelalaian istrinya. "Ironis sekali," keluh Arjuna. "Dewi cinta sibuk mengatur asmara di bumi tapi asmaranya sendiri ambyar." Kong berusaha keluar dari situasi rumit dengan cara biasa di bumi tapi luar biasa di langit. Ia mencoba memahami situasi lewat asmara dewi lain. Kong terlibat cinta segitiga dengan dewi kelamin, dan banyak berbuat sk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status