LOGINLin Ruyue duduk di meja rias—meski bukan meja rias sungguhan, setidaknya cermin perunggu di atasnya membuat meja ini memenuhi kualifikasi meja rias.
Dia mengusap rambutnya yang berwarna kemerahan, menatap pantulan dirinya di cermin. "Kau jadi seperti orang Kerajaan Jiang." Jiu'er berkomentar sambil melipat lengan di depan dada. Lin Ruyue menatapnya dengan ekspresi kesal. "Aku ingin menghindari masalah dengan cara menyamar." Dia menghitung perhiasan emas yang dibawa di kepalanya saat keberangkatan. "Aku ingin menjual barang, aku butuh sesuatu yang lebih berguna dari pada emas-emas ini." Lin Ruyue berdiri. "Ikuti aku.” Jiu'er tidak tertarik untuk mencampuri urusan Ruyue. “Terima kasih.” Lin Ruyue menyeringai lebar. Jiu'er menghela napas panjang. "Kau benar-benar wanita yang aneh. Apa kau benar-benar Lin Ruyue yang dirumorkan itu?" Dia berjalan menyusul Lin Ruyue. "Yang dirumorkan banyak orang itu memang aku. Tapi aku yang sekarang mungkin sudah semakin berbeda dari yang dirumorkan." Lin Ruyue tersenyum tipis, memandangi jalanan yang tak begitu ramai. 'Walaupun sebenarnya benar-benar bukan aku.' Lin Ruyue memerhatikan jalanan Kabupaten He yang ramai. Dia baru saja bisa menatap keindahan dunia ini dengan benar setelah berbagai macam hal terjadi padanya. Dia ingin menetap lebih lama, tapi harus segera pergi sebelum orang-orang dari kerajaan sampai ke sini untuk mencarinya. “Ke sini.” Jiu'er berbelok saat tiba di sebuah gedung besar. “Ini adalah tempat untuk menjual barang.” Jiu'er menghentikan langkah di depan meja administrasi kedai itu. "Permisi, kami ingin menjual barang." "Silakan." Pemilik Kedai tersenyum ramah. Seorang pria paruh baya dengan tubuh sedikit gempal berdiri di hadapan mereka. Ruyue meletakkan bungkusan kain itu di atas meja dan membukanya, lalu mengeluarkan satu paket perhiasan. "Hoo …. Sungguh barang yang bagus!" Pemilik berkata senang. "Bisa ditukar dengan berapa tahil perak?" Tanya Lin Ruyue. "Aku belum memeriksa keasliannya." "Aku datang dari ibu kota. Memangnya tampangku terlihat seperti penipu?" Lin Ruyue bertanya terus terang. "Kalau seberat ini dengan berbagai macam permata …, maukah kau menerima 30 tahil perak per-item? Kau akan mendapatkan 130 tahil peran jika benar-benar menjual semuanya. Aku tidak memotong pajak." Pemilik kedai langsung mengeluarkan uangnya. Tanpa basa-basi, Lin Ruyue menerimanya. "Bagaimana kalau uang tahil perak ini kuterima dalam bentuk uang kertas saja? Aku mungkin sering bepergian, jadi repot kalau membawa uang yang berat." "Tentu saja boleh." Tiga belas lembar uang kertas dengan nilai 10 tahil peran diterima. Lin Ruyue pergi setelah mengantongi 130 tahil perak. "Harga yang fantastis." Jiu'er bergumam. "Padahal seharusnya aku dapat lebih banyak dari ini." Lin Ruyue terkekeh. "Sepertinya aku dicurangi." 'Bagaimana pun, perhiasan milik keluarga kerajaan seharusnya berharga lebih dari 500 tahil kan?' "Hei? Yang benar saja? Lalu kau diam saja?" "Uang ini sudah lebih dari cukup." "Tapi—" "Biarkan saja. Aku malas memperdebatkan sesuatu yang tidak penting." Jiu'er menghela napas pasrah. "Kau mau pergi ke mana sekarang?" Jiu'er bertanya lagi setelah keduanya keluar dari kedai itu. *** "Toko Kecantikan?" Jiu'er tak bisa berkata apa pun setelah mereka benar-benar berhenti di sebuah toko perona pipi. Lin Ruyue mengangguk mantap. "Untuk menyamar, aku membutuhkan yang namanya bedak dan lipstik.” "Apa itu?" "Hmm... Mungkinkah di sini menyebutnya perona pipi dan pemerah bibir?" Lin Ruyue melangkah masuk dengan percaya diri. "Kau tunggu di sini saja kalau merasa malu untuk masuk." Jiu'er menghela napas pasrah. "Aku akan menunggumu di sini." Dia duduk di kedai teh tepi jalan. ‘Siapa sangka dia akan menjual semua perhiasannya untum membeli perona pipi. Sementara di toko Perona Pipi itu …. "Selamat datang! Ah …, rupanya kita kedatangan pelanggan dari Kerajaan Jiang …, Nona, barang bagus apa yang Anda cari?" pegawai toko segera menempeli Lin Ruyue dengan ramah. 'Aku benar-benar dianggap orang Jiang oleh mereka karena rambut merah ini.' "Anu …, aku ingin alas bedak yang warnanya cocok dengan warna kulit wajahku. Juga perona pipi yang merah muda, lalu pemerah bibir yang warna merahnya tidak terlalu mencolok." Lin Ruyue menyebutkan pesanannya. "Baik, akan segera kami pilihkan!" Pegawai itu menyerahkan catatan pesanan tersebut pada pegawai lain untuk dicarikan barangnya. "Sambil menunggu, Nona bisa duduk di sebelah sana sambil minum teh atau menjajal produk kecantikan baru kami." "Baiklah, terima kasih." Lin Ruyue mengikuti pegawai itu, dan tiba di tempat dimana para gadis juga menunggu pesanan disiapkan. "Halo …, bolehkah aku bergabung?" Lin Ruyue menyapa ramah. Mereka yang duduk awalnya termenung, tapi kemudian menunjukkan ketertarikan. "Wah …, kamu orang Kerajaan Jiang?" "Eh? Hehe …, apakah kelihatan?" Lin Ruyue …, selalu mengeluarkan ekspresi bodoh saat sedang berbohong. "Tentu saja. Rambut merah kalian sangat eksotis dilihat dari sudut manapun! Duduklah di sampingku, Nona, aku ingin melihat rambut indahmu lebih dekat." 'Padahal aku hanya mewarnainya saja ….' "Omong-omong. Perbatasan hari ini sangat ramai, ya …, Nona, apa kau juga datang bersama rombongan dagang Kerajaan Jiang ke sini?" tanya salah satunya. "Ah, tidak. Aku hanya seorang petualang. Hanya kebetulan singgah saja." Lin Ruyue masih bisa menjawab mereka dengan ramah. "Begitu, ya …. Syukurlah. Menjadi rombongan pedagang hari ini rasanya penuh kesialan." salah satunya lagi menyahut. "Memangnya kenapa?" Lin Ruyue bertanya polos. "Ah …, hari ini ada rombongan utusan dari ibu kota Kerajaan. Mereka akan menyampaikan permintaan penundaan pernikahan Putri Kedua. Jadi pedagang mungkin harus mengantri panjang dulu karena gerbang perbatasan hanya ada satu, kecuali kalau mau memutar sejauh 40 li. "Dia belum ditemukan juga, ya?" salah satunya berkomentar iba. "Bagaimana pun kecelakaan itu memang sangat parah, kudengar tidak ada yang selamat dari pengantar pengantin yang pergi dengan beliau. Semua jasad ditemukan dengan lengkap. Hanya tubuh beliau saja yang belum ditemukan." "Benar ..., sungguh kecelakaan yang tragis. Longsoran batu dan tanah hampir menutup seluruh jalan pegunungan. Jadi mungkin beliau masih berada disana, tubuhnya. Entah hidup atau mati." "Hei ..., tapi pembersihan sudah dilakukan sejak tiga hari lalu, lho. Petugas menemukan semua pengantar hanya dalam jarak satu li di tengah longsor. Tapi setelah membersihkan hingga beberapa li lagi, tampaknya Tuan Putri Kedua belum juga ditemukan …." "Jadi itukah alasan mereka baru mengirim utusan sekarang?" Lin Ruyue bertanya. Semua mata tertuju padanya. Lengang sejenak. "Maaf, Nona! Kamu telah membuatku mendengar cerita yang begitu pilu ...!" "Ah ... hahaha," Lin Ruyue tertawa kaku. "Tidak apa. Aku juga hanya seorang petualang. Aku jarang kembali ke kerajaan Jiang." "Begitu, ya ..., syukurlah." Mereka menghela napas lega. 'Padahal aku sama sekali tidak tahu kerajaan Jiang itu seperti apa.' "Nona, perias wajah pesananmu sudah siap. Semuanya 45 tahil perak."Istana Kekaisaran Fuyue."Yang Mulia,"Feng Xin, seorang bawahan setia Yan Haoxuan berlutut dihadapannya begitu tiba."Bagaimana? Kau sudah bisa mengkonfirmasi berita itu?" tanya Yan Haoxuan.Seorang pria muda berusia awal dua puluhan yang berwatak tenang ini adalah tokoh utama pria dalam dunia ini. Dia tinggal di Istana Mingxiao dan memiliki bawahan terpercaya."Kecelakaan itu memang mengerikan. Bahkan tidak ada satupun yang selamat, Yang Mulia. Butuh satu minggu penuh untuk membersihkan jalurnya. Dan tubuh Tuan Putri Kedua Kerajaan Qing memang tidak ditemukan.""Saya menyusup di antara 300 orang yang dipekerjakan itu dan tidak ada satupun diantara kami yang menemukan tubuh Tuan Putri.""Beberapa dari mereka berpikir tubuhnya tergelincir ke bawah dan dimakan macan kumbang. Ada juga yang berpikir dia melarikan diri.""Tapi menurut saya yang kedua ini sangat tidak mungkin, karena dapat dipastikan Tuan Putri tergelincir dengan Anda saat bencana itu terjadi. Lalu dia terpisah begitu saja
Dia sedang duduk di depan meja rias—sekarang telah benar-benar manjadi meja rias. Sambil menjajal perias wajah yang baru saja di belinya.“Kau menghabiskan semua uangmu.” Jiu'er memperhatikan Lin Ruyue dari meja makan. “Menurut yang kudengar di kedai teh tadi, seharusnya pihak kerajaan tidak akan membatalkan pernikahan itu.”Lin Ruyue menatap pantulan dirinya di cermin setelah memakai perias wajah. "Kau mengkhawatirkan gaun dan perhiasan pernikahanku? Lagi pula mereka bisa membeli dan membuatnya berulang kali. Baju merepotkan itu hanya bisa menjadi sampah kalau tidak dijual.”Jiu'er tidak menjawab, dia juga tidak begitu penasaran.Lin Ruyue menarik napas panjang, kemudian berbalik menatap Jiu'er dengan 'wajah' barunya. Dia tersenyum hangat. "Jiu'er, sebenarnya dulu, aku tidak bisa melakukan banyak hal yang ingin kulakukan. Dan aku tidak seboros dan semanja yang kau dengar. Maukah kau memercayai?"Jiu'er terdiam. Lebih tepatnya, dia bertanya-tanya apa yang dilakukan wanita yang kini te
Lin Ruyue duduk di meja rias—meski bukan meja rias sungguhan, setidaknya cermin perunggu di atasnya membuat meja ini memenuhi kualifikasi meja rias.Dia mengusap rambutnya yang berwarna kemerahan, menatap pantulan dirinya di cermin."Kau jadi seperti orang Kerajaan Jiang." Jiu'er berkomentar sambil melipat lengan di depan dada.Lin Ruyue menatapnya dengan ekspresi kesal. "Aku ingin menghindari masalah dengan cara menyamar." Dia menghitung perhiasan emas yang dibawa di kepalanya saat keberangkatan."Aku ingin menjual barang, aku butuh sesuatu yang lebih berguna dari pada emas-emas ini." Lin Ruyue berdiri."Ikuti aku.” Jiu'er tidak tertarik untuk mencampuri urusan Ruyue. “Terima kasih.” Lin Ruyue menyeringai lebar.Jiu'er menghela napas panjang. "Kau benar-benar wanita yang aneh. Apa kau benar-benar Lin Ruyue yang dirumorkan itu?" Dia berjalan menyusul Lin Ruyue."Yang dirumorkan banyak orang itu memang aku. Tapi aku yang sekarang mungkin sudah semakin berbeda dari yang dirumorkan." Li
Sejak kecil, Lin Ruyue adalah gadis yang tidak pernah menonjol di bidang apa pun. Baik itu sastra, etiket, melukis, kaligrafi maupun musik, dia hanyalah orang kolot yang tidak pernah berhasil menguasai satu pun bakat.Tapi karena dia adalah putri sah Kaisar, dia tetap mendapat kehormatan meski hanya seorang Tuan putri yang gagal.Lin Ruyue berwatak keras kepala dan kekanak-kanakan, terbiasa dimanja membuatnya menjadi gadis paling bodoh di kerajaan. Tapi dia tetap Putri yang sangat disayangi Kaisar. Perlakuan sering dimanja itu juga membuatnya meremehkan semua orang.Berbeda dengan Kakaknya, putri dari seorang selir yang disayangi Kaisar, Lin Mulan yang mendapat julukan Bunga Paling Indah di Kerajaan itu, di penuh rasa kagum dan wawasan yang seolah tiada batas. Lin Mulan adalah satu-satunya orang yang baik padanya selain ibunya dan Baginda yang selalu memberikan apa pun yang dia punya.Tapi bagi Lin Ruyue, Lin Mulan baik padanya hanya untuk memberitahu bahwa dirinya jauh lebih baik.
Malam hari datang saat mereka masih di tengah pegunungan. Ruyue terbangun karena merasa cemas, bisa saja kecelakaan itu muncul lebih cepat dari dugaan. Lalu dari kejauhan, dia mendengar suara gemuruh yang samar. Angin malam yang dingin membuat bulu kuduknya meremang. “Hei, Hao Xuan.” Ruyue mengetuk jendela. “Aku di sini.” Hao Xuan menoleh ke samping, rambut panjangnya bergerak-gerak menabrak angin malam. “Apa kau mendengar suara gemuruh?” “Iya. Tapi mungkin itu binatang buas di tengah hutan. Biasanya memang begitu.” “Begitu, ya ….” ‘Benarkah bukan suara tanah longsor?’ Lin Ruyue melongok keluar. “Dengar, ya, Hao Xuan, kau harus membantuku kalau aku dalam kesulitan, apalagi kalau itu menyangkut keselamatan.” Ruyue berpesan lagi. ‘Aku benar-benar tidak tahu kapan aku akan mati dalam insiden ini. Tapi aku benar-benar ingin tetap hidup ….’ Hao Xuan mengamati gerak-gerik Lin Ruyue di dalam kereta kuda. Seperti bertanya-tanya kenapa gadis itu terlihat gelisah. Tidak ada ma
Beberapa saat yang lalu, Xiao Lianhua mati dan merasuki karakter figuran dalam sebuah novel.Novel itu terkenal dengan judul Pernikahan Putri Pertama, yang menceritakan kehidupan Putri Pertama Kerajaan Qing, Lin Mulan, yang menikah dengan Pangeran Ketiga Kekaisaran Fuyue, menggantikan adiknya, Lin Ruyue yang mati dalam perjalanan menuju pernikahannya.Tapi saat ini, karena dia masih hidup, bab Pertama dalam novel itu belum dimulai dan hanya tersisa beberapa jam saja hingga kematiannya.Dalam waktu sesingkat itu, Lin Ruyue bertekad untuk melarikan diri dari takdir tragis pemeran figuran yang mati demi memulai kisah asmara pemeran utama. Dia ingin melepaskan identitasnya sebagai figuran dan hidup menjauh dari alur novel asli, seolah-olah dia memang mati. Konflik Pertama dari seorang figuran: melarikan diri dari takdir tragis!Rencana pertama: berhenti di penginapan sebelum memasuki wilayah pegunungan.Rencana ini bertujuan untuk mencari seseorang yang tidak muncul di dalam novel dan me







