Cinta Andini, tidak mengenal pria yang salah ketika ia membiarkan Dewa Djatmiko membeli dan menyentuhnya untuk pertama kalinya, lima tahun lalu.Cinta mendapatkan rasa yang tepat, sebab Dewa tidak pernah meninggalkannya, kendati keduanya harus berjauh hingga bertahun-tahun lamanya.Ada kewajiban yang harus Dewa jalankan untuk membahagiakan orang tuanya, namun bukan berarti ia melupakan Cinta dan membiarkan wanita itu sendirian dalam lumpur dosa. Berjuta perencanaan dengan bumbu manis selalu bertengger di isi kepala Dewa, namun tak pernah sekali pun Cinta mengetahuinya.Acap kali Dewa mengemas segalanya dengan baik dan rapi ketika mereka kembali bertemu, menyebabkan Cinta harus selalu menekan dirinya, mengingatkan tentang semua perbedaan juga ketidakmungkinan. Akan tetapi ketika berhasil melepaskan diri dari sangkar emas berkalang noda, entah mengapa Cinta dengan lancang membiarkan dirinya hanyut terbawa angin surga milik Dewa, meruntuhkan tembok besar yang sudah dibangun selama ini. Banyak hal yang membuat Cinta menjatuhkan pilihan hanya untuk Dewa seorang, menjadi tamak, seakan lupa pada coretan arang di keningnya. Akankah harapan terkabul? Oh, sang Durjana. Tolong kau tidak merusak segalanya, mengabulkan itu menjadi bahagia, bagaimanapun caranya.
Lihat lebih banyakISA
"Buntis ako."
Inabot ko kay Uno ang pregnancy test kit na may dalawang pulang guhit. Hindi niya ito tinanggap. Sa halip, tiningnan niya lang ako nang nakakainsulto.
"Anong tingin mo sa akin—tanga?"
"Uno... "
"Paano ako makakasiguro na ako nga ang ama ng pinagbubuntis mo?"
Malungkot akong nagtungo ng ulo. Paano ko nga ba siya paniniwalain na siya ang ama nito?
"I-ikaw ang first ko—"
"But that doesn't mean I'm the only guy who fucks you."
Inosente akong nag-angat ng paningin para makita ang reaction niya. Madilim ang mukha niya at kahit ang mga mata niya, matalim kung tumitig sa akin.
"Umalis ka na, Isa. Darating ang girlfriend ko at ayaw kong abutan ka niya rito."
Humarap siya sa maliit na bar countertop sa loob ng silid niya at nagsalin ng mamahaling alak sa baso.
"Uno—"
"Damn it!"
Napasinghap ako sa gulat nang malakas niyang ibato ang hawak niyang baso sa pader na nasa likuran ko.
"Hindi mo ba ako narinig? Gwen and I just got back together! Ayaw kong magkasira ulit kami nang dahil lang sa iyo!"
Nangilid ang mga luha sa pisngi ko dahil sa mga salitang pinakawalan niya.
"Kung wala kang balak panagutan ako, sana hindi mo na lang ako ginalaw."
"Malay ko bang bibigay ka agad? Napaka-easy-to-get mo! And how old are you again? Eighteen? Damn it! Ang bata mo pa pero nagawa mo nang magpagamit sa akin! Bakit? Dahil mayaman ako?"
"Dahil mahal kita!"
Pinagtawanan niya ako sa sinabi ko. "Mahal? Hindi mo alam ang salitang pagmamahal. May gatas ka pa sa labi, fuckshit!"
"Kung sa tingin mo, bata pa ako, sana hindi mo ako dinala sa kuwarto mo at pinabukaka!"
Natigilan siya. Nakita ko kung paanong tumigas ang mukha niya. "Get out, Isa. While I'm still being nice to you!"
Hinaplos ko ang tiyan ko na hindi pa rin halata sa unang tatlong linggo nito.
"Paano ang bata? Hindi ko kayang buhayin ito nang mag-isa."
"Abort it."
Hindi ako makapaniwala sa mga narinig. Kahit sabihin pang hindi niya ako minahal—na panakip butas lang ako para sa kaniya, anak niya pa rin itong dinadala ko!
"I don't care about that thing inside you. Buhayin mo iyan o ipalaglag mo, wala akong pakialam. Just get out of my life!"
Lalong bumuhos ang masaganang luha sa pisngi ko. Nasasaktan ako para sa batang ito. Nasa loob pa siya ng tiyan ko pero isinusuka na siya ng sarili niyang ama.
Pinili kong tumalikod at iwan si Uno. Tinalikuran ko ang lalaking pinagkalooban ko ng puso't katawan ko na nagresulta sa isang biyaya.
Hindi ko ipalalaglag ang batang ito. Kahit gumapang pa ako sa lupa, gagawin ko ang lahat upang mabuhay siya at mapalaki nang maayos.
Pagbukas ko ng pintuan, natigilan ako nang bumungad sa akin ang galit na mukha ni Gwen. Ang girlfriend ni Sir Uno.
"Ma'am Gwen?"
Naniningkit ang mga mata niyang nakatingin sa akin. "Malandi ka!"
Halos matumba ako sa sahig nang bigyan niya ako ng malakas na sampal sa pisngi. Hindi pa siya nakuntento dahil hinila niya ang buhok ko at pinagsasampal ulit ako.
"Anak ka lang ng katulong pero napakalandi mo!"
Sinabunutan niya ako sa buhok at kinaladkad papunta sa hagdan. Nagmamakaawa ako sa kaniya na itigil niya ang ginagawa dahil buntis ako, pero lalo lang siyang nagalit.
"Lumayas ka rito! Mang-aagaw!"
Malakas akong sumigaw nang itulak niya ako. Nahulog ako mula sa tuktok ng mataas na hagdan.
Halos mawalan ako ng malay nang bumagsak ang katawan ko sa malamig na sahig. Pinilit kong abutin ang tiyan ko nang maalala ang bata sa sinapupunan ko.
Nangilid ang mga luha sa pisngi ko nang makakita ng dugo sa pagitan ng mga hita ko.
"Anak ko... "
Sinubukan kong humingi ng tulong kay Uno, pero nakatayo lang siya sa tuktok ng hagdan. Walang pakialam na nakatingin sa akin.
"Kenapa kamu nggak jujur sama papa selama ini, Dewa? Mau tahu apa? Sekarang si Haris sialan itu minta supaya jabatannya dinaikkan jadi direktur personalia!""Apa?! Enak aja! Nggak bisa gitu dong, Pa! Dia itu kan--""--Dia itu apa, hah? Dia mengancam akan menyebarkan semua cerita dan bukti-bukti berupa foto kalau Cinta pernah bekerja di rumah pelacuran! Muka papa ini mau taruh di mana? Mau taruh di mana, Dewa? Mau taruh di manaaa...?" Amarah Raja tak terkendali lagi, ketika meminta sang putra datang menemuinya di kediamannya.Sungguh ini bukanlah bagian dari semua yang telah Dewa pikirkan beberapa saat lalu saat berada di atas mobilnya, karena ia sama sekali tidak mengira jika Haris Denandra akan melakukan hal tersebut.Rona merah padam yang tergambar jelas di wajah Raja merupakan penggambaran betapa Dewa sudah sangat bersalah atas semua kebohongan ciptaannya, "Kalau gitu biar aku mundur aja dari kantor, Pa
"Selamat ya, Mba Cinta. Kali ini memang perutnya sudah ada isinya," ujar Dokter Nurul dengan mata berbinar-binar."Alhamdulilah ... Serius ini, Dok?" Membuat Dewa menurunkan seluruh tubuhnya ke lantai dan segera bersujud disertai suara tanya yang menggelegar. Ia melakukan itu bukan tanpa alasan, sebab menurutnya ini adalah bukti bahwa sang penciptaasih berpihak padanya.'Terima kasih ya Robbb... Jadi kami nggak perlu berbohong lagi sama papa dan mama setelah ini.' Dan Cinta pun merasa demikian, karena memang selama ini hatinya selalu merasa tertekan tentang kebohongan yang telah mereka ciptakan.Membersihkan sisa ultrasonic gel di perut Cinta dengan menggunakan tisu, Dokter Nurul pun menjelaskan semuanya di sana.Sewa dan Cin
"Ini pasti Cinta ya? Apa kabarnya nih? Duh, cantik banget, sihhh... Pantesan si Dewa tergila-gila," ujar Padma ketika pertama kali berkenalan secara langsung dengan ipar cantinya itu."Ah, Mba Padma bisa aja. Jadi malu saya mah." Dan berhasil membuat kedua pipi putih Cinta merona merah, "Gimana kab-- Hoek hoekkk...!" Tetapi hal tersebut tak berlangsung lama, sebab rasa mual kembali muncul di sana seperti beberapa saat lalu.Tak urung Padma pun segera menuntun Cinta untuk keluar dari dapur menuju ke kamar mandi, membuat Dewa yang berada di ruang keluarga bersama Goris pun menjadi tersentak, "Ada apa, Pad?"Tanpa permisi Dewa meninggalkan Goris di sana sendirian, dan ia pun mendapatkan jawaban dari Padma, "Nggak kenapa-napa, Wa. Mual aja, biasa."Dewa pun berharap agar Padma segera menangani keluhannya tentang keanehan yang ada pada diri Cinta, dan kedunya obrolan kecil di depan pintu kamar mandi,"Habis ini tolong langsung diperiksa dulu dong, Pad. Aku kan
Selesai menikmati makan siang yang sengaja Dewa minta dari Cinta, ia tidak membiarkan istrinya itu pulang ke apartemen diantar oleh Pak Parjo, supir kantornya. Sejumlah rencana sudah bertengger cantik di isi kepalanya, dan kali ini harus terealisasi bagaimana pun caranya.Hal tersebut tentu saja menjadi satu tanda tanya besar untuk Cinta, "Lho, Yah! Ini kan bukan jalan menuju ke apartemen kita."Jadi mau tak mau Dewa harus menjelaskannya, daripada harus mendengarkan pertanyaan yang sama dari bibir Cinta terus menerus tanpa henti, "Iya, Bun. Kita ke dokter sebentar ya?""Ke dokter? Ngapain?" Namun, bukan kelegaan yang lantas diterima oleh Dewa setelah itu, melainkan pertanyaan lanjutan akibat rasa penasaran dalam diri Cinta.Dengan ent
Membawa pulang pizza tanpa toping yang menjadi pesanan Cinta, Dewa tampak begitu senang karena di isi kepalanya tercecar segala penjelasan dari manager wanita di outlet makanan cepat saji tadi, bahwa bisa jadi saat ini istrinya sedang mengandung.Naik ke dalam lift dan menekan dua buah angka pada panel tombol di dekat pintu, senyuman manis tak luntur dari wajah tampan Dewa.Doa dan sejumlah harapan juga ikut hadir di sepanjang naiknya lift ke atas, sebab dengan begitu Dewa tak perlu mengarang bebas tentang kehamilan cinta lagi.Namun, tetap saja, pikiran negatif itu ada dan bergumul seperti benang kusut di kepala Dewa, “Tapi gimana ya kalau ternyata nggak hamil kayak kemarin itu? Apa alat USG di tempat Dokter Nurul itu salah?”Satu demi satu rasa senang berganti di sana, tapi tidak hilang melainkan hanya berubah menjadi was-was
Pulang dari Rumah Sakit, Dewa ternyata tidak menepati janjinya untuk melanjutkan permainan panas mereka yang sempat tertunda. Semua bukan tanpa alasan, karena Cinta memilih masuk ke dalam kamar dan tidur dengan posisi membelakangi sang suami yang sedang berganti pakaian.Alih-alih bergelung, memeluk dan memberi umpan seperti biasanya, Dewa bahkan membiarkan Cinta di sana. Ia mengambil ponsel yang sempat diletakkan di atas meja nakas dan mencari nomor kontak sekretarisnya, dengan maksud untuk menghubunginya."Halo, Pak Dewa. Ada yang bisa saya bantu?""Tolong bawakan laptop kerja saya yang di atas meja itu ke apartemen, Mil. Masukin ke dalam tas kerja, terus anterin sekarang karena istri saya lagi nggak enak badan. Kamu suruh aja Pak Warjito di lobi yang anterin, biar nggak menunda kerjaan penting lainnya," sahut Dewa ketika sambungan telepon sudah dijawab.Sang sekretari
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen