Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri

Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Oleh:  Kakesa_DOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
36Bab
332Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Damira, seorang gadis lulusan SMA, menghadapi kenyataan pahit ketika orang tuanya menjodohkannya dengan sepupu jauhnya. Perjodohan itu bukan karena cinta, melainkan tradisi dan harapan orang tua. Namun, Damira memiliki prinsip berbeda: ia ingin sukses terlebih dahulu sebelum memikirkan pernikahan. Berbekal tekad dan kecerdasan, Damira menyusun rencana untuk menunda pernikahan itu. Ia mengambil syarat kuliah yang diusulkan sebagai celah untuk mengejar mimpinya. Meski awalnya tak berniat kuliah, Damira sadar bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah hidupnya. Dalam perjalanan panjangnya, Damira menghadapi berbagai rintangan—tekanan keluarga, kesulitan ekonomi, hingga dilema emosional. Namun, dengan keberanian dan kerja keras, ia berhasil mencapai kesuksesan hingga ke luar negeri sebagai seorang perawat. Perjodohan itu akhirnya batal dengan sendirinya, dan Damira membuktikan bahwa hidupnya adalah miliknya untuk ditentukan.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Agustus 2020 adalah momen yang penuh harapan bagi Damira. Setelah bertahun-tahun menempuh pendidikan di SMK Sekolah Menengah Kejuruan, ia akhirnya lulus dengan nilai yang memuaskan. Hari itu, ia berjalan pulang ke rumah dengan langkah ringan. Dalam pikirannya, ia membayangkan apa yang akan dilakukan setelah ini. Mungkin mulai mencari pekerjaan di restoran atau hotel, atau bahkan membuka usaha kecil-kecilan di rumah bersama ibunya.

Namun, langkah Damira terhenti di depan pintu rumah saat melihat ibunya, Bu Siti, duduk di ruang tamu dengan wajah serius. Biasanya, ibunya selalu menyambutnya dengan senyum ceria, tetapi kali ini raut wajahnya menunjukkan ada sesuatu yang sedang dipikirkannya.

“Ma, aku lulus!” seru Damira, mengangkat surat kelulusannya dengan senyum lebar.

Bu Siti tersenyum kecil, meski senyum itu tidak seperti biasanya. “Selamat ya, Nak. Mama bangga sama kamu,” katanya lembut.

Damira mengernyit. “Kenapa, Ma? Kok Mama kayaknya nggak seneng? Apa ada masalah?”

Bu Siti menghela napas panjang, menatap anak semata wayangnya itu dengan mata yang penuh pertimbangan. “Damira, duduk dulu. Mama mau bicara soal masa depanmu. Ini penting.”

Hati Damira mendadak berdebar. Kata-kata ibunya terdengar serius, bahkan sedikit mengkhawatirkan. Ia meletakkan tasnya dan duduk di kursi di depan ibunya. “Apa, Ma? Aku kan baru lulus. Rencananya aku mau cari kerja dulu. Atau Mama punya rencana lain?”

Bu Siti terdiam sejenak, sebelum akhirnya berkata, “Mama sudah bicara dengan keluarga Farhan. Mereka ingin menjodohkan kamu dengannya.”

Perkataan itu terasa seperti petir di siang bolong. Damira mengerutkan kening, mencoba memahami apa yang baru saja ia dengar. “Farhan? Siapa itu?” tanyanya bingung.

“Farhan itu sepupu keempatmu, Nak. Anak sulung dari keluarga Hadi. Kamu mungkin nggak ingat, tapi waktu kecil dia sering main ke sini saat lebaran,” jelas Bu Siti.

Damira mencoba mengingat, tapi ia hanya mendapatkan bayangan samar tentang seorang anak lelaki yang pernah ia temui di acara keluarga besar bertahun-tahun yang lalu. Ia bahkan tidak tahu bagaimana wajah Farhan sekarang.

“Ma, aku baru lulus. Aku belum siap menikah. Lagipula, aku bahkan nggak kenal dekat sama Farhan,” kata Damira dengan nada bingung.

“Mama tahu, Nak. Tapi keluarganya baik. Farhan juga sudah punya pekerjaan yang mapan. Dia bisa jadi pendamping yang baik untukmu,” kata Bu Siti, mencoba meyakinkan anaknya.

“Tapi kenapa sekarang? Kenapa aku nggak boleh memilih sendiri, Ma?” suara Damira mulai meninggi, tapi ia mencoba menahan emosinya.

Bu Siti menatapnya dengan tatapan penuh pengertian. “Damira, hidup itu nggak semudah yang kamu bayangkan. Mama cuma ingin kamu punya masa depan yang stabil. Mama nggak mau kamu hidup sendirian dan kesusahan seperti Mama setelah Ayahmu meninggal.”

Damira terdiam. Ia tahu ibunya hanya ingin yang terbaik untuknya. Namun, perjodohan ini terasa seperti menghancurkan semua rencana dan mimpi yang baru saja ia bentuk.

“Ma, aku cuma mau waktu. Aku baru lulus. Aku mau kerja dulu, bantu Mama, baru mikir soal nikah,” katanya, mencoba mencari jalan tengah.

Bu Siti menghela napas panjang. “Mama nggak memaksa, Nak. Tapi Mama harap kamu mau mempertimbangkannya. Farhan itu anak baik. Keluarganya juga sangat menghormati kita.”

Malam itu, Damira masuk ke kamarnya dengan kepala penuh pikiran. Ia merebahkan diri di tempat tidur, menatap langit-langit yang terasa begitu kosong.

“Kenapa aku harus menikah hanya karena orang lain bilang begitu? Kenapa aku nggak boleh menentukan hidupku sendiri?” pikirnya.

Ia bangkit dari tempat tidur dan mengambil laptopnya. Ia mulai mencari informasi tentang pernikahan, perjodohan, dan hak wanita. Artikel demi artikel ia baca, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi di sekitarnya.

Salah satu artikel yang ia temukan membahas tentang pernikahan sebagai institusi yang sering kali digunakan untuk menjaga tradisi keluarga. Dalam kasus perjodohan, sering kali perempuan berada dalam posisi yang lebih sedikit memiliki pilihan.

“Apakah aku hanya bagian dari tradisi itu?” tanyanya dalam hati.

Pikirannya melayang ke masa-masa sulit setelah ayahnya meninggal beberapa tahun yang lalu. Sejak saat itu, ibunya menjadi satu-satunya orang yang membimbing dan membesarkannya. Damira tahu ibunya sudah berkorban banyak untuknya. Namun, apakah itu berarti ia harus mengorbankan masa depannya sendiri?

Keesokan paginya, Damira masih merasa berat untuk berbicara dengan ibunya lagi. Namun, ia tahu ini bukan sesuatu yang bisa dihindari.

Saat sarapan, Damira mencoba membuka percakapan. “Ma, aku semalem mikir soal yang Mama bilang. Apa Mama benar-benar yakin Farhan itu orang yang tepat buat aku?”

Bu Siti menatapnya dengan lembut. “Mama nggak tahu pasti, Nak. Tapi dari apa yang Mama lihat, dia anak yang baik. Dia punya pekerjaan tetap, dan keluarganya juga baik.”

“Tapi, Ma, aku kan nggak kenal dia. Gimana aku bisa yakin dia bakal jadi pasangan yang baik? Aku bahkan nggak tahu apa yang dia suka atau nggak suka,” kata Damira, mencoba mengungkapkan kegelisahannya.

“Nak, pernikahan itu bukan cuma soal cinta atau kesukaan. Itu soal komitmen dan tanggung jawab. Kalau kamu kasih waktu, kamu bisa mengenal Farhan lebih baik. Mama nggak bilang kamu harus langsung setuju, tapi Mama harap kamu mau membuka hati untuk mencoba,” kata Bu Siti dengan suara lembut tapi tegas.

Damira terdiam. Kata-kata ibunya membuatnya merasa semakin bingung. Di satu sisi, ia ingin mempertahankan kebebasannya untuk memilih. Namun di sisi lain, ia merasa tidak ingin mengecewakan ibunya.

Malam harinya, Damira kembali browsing. Ia menemukan berbagai kisah tentang orang-orang yang menerima perjodohan, beberapa berakhir bahagia, sementara yang lain justru penuh konflik.

Ia juga membaca tentang bagaimana masyarakat sering kali menganggap perempuan sebagai pihak yang harus berkorban dalam pernikahan. Damira merasa seperti melihat bayangannya sendiri dalam cerita-cerita itu.

“Apa aku juga akan kehilangan diriku sendiri dalam pernikahan?” pikirnya.

Hari-hari berlalu, dan Damira masih belum bisa memberikan jawaban kepada ibunya. Ia tahu waktu semakin mendesak, karena keluarga Farhan akan segera datang untuk bertemu dengannya.

Namun, di tengah kebingungannya, Damira bertekad untuk mengenal dirinya lebih baik sebelum membuat keputusan besar dalam hidupnya. Ia mulai mencari tahu lebih dalam tentang apa yang sebenarnya ia inginkan dalam hidup ini.

Ia sadar bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi ia tahu satu hal: ia tidak ingin hidupnya ditentukan oleh orang lain tanpa dirinya punya suara.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
36 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status