"Jangan banyak bicara!" Hardik Steve.
Pantang menyeh Zira tetap melanjutkan ucapannya, "Emm, tuan sebenarnya aku merasa bingung, kenapa anda membawaku kemari tapi anda bilang aku bisa secepatnya melunasi hutang-hutangku pada anda, lalu apa hubungannya kedua hal ini?"
"Bisakah kamu jangan terlalu banyak bicara!" bentak Steve.
Zira mengangguk dan menyerah untuk minta penjelasan, percuma saja bertanya pada seekor singa lapar, sekarang dalam pikirannya yang penting hutangnya segera lunas.
Namun belum jauh Zira melangkah, ia kembali menoleh ke arah Steve dan kembali bertanya, "Tuan, anda tidak bermaksud memaksaku untuk menikahi anda bukan?"
Steve yang mend
"Lalu saya harus memanggilnya apa?""Terserah!" jawab Steve ketus.Zira mengepalkan tangannya yang tersembunyi, dia menghela nafas membuang rasa kesal, "Kakak Han bisakah anda mengantarkan aku ke Rumah Sakit?""Rumah sakit? apa Anda sedang sakit nona?" tanya Han kaget, Steve pun sedikit melirikan matanya saat mendengar ucapan Zira."Tidak, aku hanya ingin menjenguk seseorang." Han menganggukkan kepalanya saat mendengar jawaban Zira, dan seperti biasa tanpa ekspresi di wajahnya.Karena jarak dari butik ke rumah sakit tidak terlalu jauh, jadi tidak perlu memakan waktu yang lama untuk segera sampai ke sana.
Zira langsung membelalakkan matanya mendengar ucapan Steve, ia pun langsung menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Tidak Tuan, tidak. Tolong lepaskan tangan anda, itu sudah cukup membantuku." Steve menyeringai melihat kegugupan Zira, namun saat dia tidak sengaja menatap ke arah tubuh Zira, tiba-tiba tubuhnya terasa panas, dan sesuatu terasa sesak di dalam celananya, seketika ia langsung melepaskan Zira, Steve membuang mukanya dan keluar dari kamar mandi sambil bergumam dalam hati, "Sial, kenapa tubuh gadis bodoh itu sangat menggodaku." Zira bergegas memakai kaosnya kembali yang masih basah, ia duduk di pinggiran bathtub sambil bergumam, "Aku membenci pria ini Tuhan, aku benar-benar membencinya. Dia manusia paling menyebalkan di muka bumi ini," ucapnya sambil mengepalkan tangan.
"Atau kegagalanmu akan membuat hutangmu semakin bertambah lima kali lipat," ucap Steve.Zira langsung melotot mendengar jawaban Steve, "Tuan itu tidak adil."Yang benar saja. Satu kesalahan akan digantikan dengan lima kali lipat hutangnya. Tidak bisa di bayangkan seberapa banyak dan entah bagaimana Zira melunasinya nanti.Steve menyeringai. "Maka jangan sampai membuat kesalahan dan lakukan semuanya dengan benar."Zira menahan rasa kesalnya, dalam diamnya kini otaknya tengah berfikir keras, ia sedang berlatih dalam hati, menyiapkan segala sesuatu untuk berakting dan menjamin kesuksesannya.Mobil melaju dengan mulusnya, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah g
Zira terdiam sejenak dan bergumam dalam hatinya yang penuh rasa bingung. "Apa aku tidak salah dengar tadi? kenapa serigala ini mengatakan jika aku adalah calon menantu ibunya. Ini semua tidak sesuai dalam perjanjian sebelumnya. apa dia sedang menjebakku?" Meski penuh rasa kesal dan bingung namun Zira masih tetap tenang dan menghiasi wajahnya dengan senyuman. Dia masih ingat betul dengan ancaman Steve jika ia gagal melakukannya tugasnya malam ini sebagian pacar palsunya. Roselly menatap Zira dan tersenyum padanya. "Nama yang cantik dan sangat cocok untuk gadis yang manis," ucapnya sambil mengelus pipi Zira. "Terimakasih tante, tante juga sangat cantik," ucap Zira kembali memuji calon mertua bohonganya tersebut. "Tante selamat ulang tahun, semoga bertambahnya usia Tante, bertambah pula kebahagiaan Tante," imbuhnya sambil menyodorkan paper bag di tangannya yang ia sendiri tidak tau apa isi didalamnya. "Mah, Zira yang memilihkannya khusus untukmu!" ucap Steve pada ibuku. "Benarkah?" u
Suara tersebut membuat langkah pria yang hendak menghampiri Zira berhenti."Mia, kamu ngapain ada di sini?" ucap Zira kaget ternyata yang memanggilnya adalah sahabatnya sendiri."Yang seharusnya bertanya itu aku, kamu lagi ngapain disini, pake acara dandan sangat cantik seperti ini?" cletuk Mia yang heran dengan penampilan Zira ."Ceritanya panjang. Nanti kalau sudah pulang aku ceritain ke kamu ya," ucap Zira."Baiklah."Zira memberi tau Mia akan pulang larut malam ini. Tapi dia tidak bercerita tentang apa yang akan dia lakukan malam ini."Mia, kamu sendiri kenapa bisa berada di sini?"
"Kenapa kamu bertanya seperti itu, Ini rumahku jadi aku bebas berada di manapun yang aku mau," ucap Steve dengan entengnya. Zira hanya terdiam mendengar ucapan Steve yang sangat menjengkelkan, karena memang benar ini adalah rumahnya dan dia hanya numpang tidur semalam di sini. Tapi bukan berarti dia bisa seenaknya masuk kamar dimana ada orang didalamnya bukan? Zira memang diam, tapi dalam diamnya dia menggerutu dalam hati. "Dasar serigala mesum, serigala jelek, serigala menyebalkan. Ya Tuhan, kenapa engkau ciptakan manusia menjengkelkan seperti dia." Steve mendekati Zira yang masih berdiri dengan muka kesalnya. Ia melangkahkan sambil tersenyum, itu adalah senyuman jailnya. "Tuan ap
"Hallo sayang."Steve merasa kaget melihat siapa yang berdiri di depan pintu. Ini bukan hal yang biasa, sepagi ini sudah ada yang bertamu ke apartemennya. Meski itu adalah ibunya sendiri."Mamah, ada apa pagi-pagi begini datang kemari?" tanya Steve.Roselly menyipitkan matanya. "Dasar anak durhaka, apa begini cara kamu menyambut ibumu," cletuk Roselly."Bukan begitu mah, tapi...,""Hmmm, Steve bau apa ini?" ucap Roselly memotong ucapan Steve. Ia pun berjalan masuk kedalam rumah."Tuan makanannya su...," Bibir Zira terhenti seketika saat melihat ada ibu bosnya di sana. "Mmm, Tant
"Kita akan menikah mah."Zira yang mendengar jawaban Steve langsung ternganga karena kaget. Dia terdiam namun hatinya menggerutu, "Menikah? dengan serigala itu. Apa aku tidak salah dengar?"Roselly langsung menoleh ke arah anaknya saat mendengar persetujuan dari Steve. "Kamu serius sayang?" tanyanya memastikan. Steve menganggukkan kepalanya, meskipun ia terlihat sangat terpaksa, namun membuat Roselly tersenyum saat melihatnya.Roselly kembali menoleh ke arah Zira dan bertanya langsung kepadanya, "Sayang untuk terakhir kalinya Tante bertanya dan ingin mendengar jawaban darimu. Apa kamu bersedia menikah dengan anak Tante?"Zira menoleh ke arah Steve. Seketika Zira pun menganggukkan kepalanya