Share

Part 17. Membujuk Haikal

Aku menempelkan telingaku lebih dekat lagi ke arah pintu kamar yang sedikit terbuka. Entah siapa lawan bicara Bang Haikal di seberang sana.

"Siapa yang masuk rumah sakit?"

"Operasi?"

"Prematur."

"Tenang dulu, kita akan cari jalan keluarnya sama-sama!"

Hening! Sepertinya sambungan telpon di antara mereka sudah terputus. Aku bergegas masuk kamar, seolah tak tahu apa-apa.

Bang Haikal terlihat kaget, saat tubuhku muncul di balik pintu. "Kau sudah pulang, Na?" tanyanya basa-basi.

"Ya!" jawabku singkat.

Siapakah gerangan yang tadi mereka bicarakan? Seingatku, Bang Haikal tidak memiliki keluarga yang tengah hamil.

Aku berjalan melewati Bang Haikal yang masih mematung, mendekat ke arah lemari. Mataku naik turun memilah baju yang akan kukenakan. Ekor mataku menangkap bayangan Bang Haikal mendekat ke arahku.

"Kau masih marah, Na?" tanyanya dengan suara lembut, seolah membujukku. Lelaki itu kini berdiri persis di belakangku.

"Hmm!" jawabku singkat tanpa menoleh.

"Apa yang salah, Na? Buk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status