แชร์

Bab 112

ผู้เขียน: Liazta
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-10-22 22:20:01

Begitu pulang dari kampus Eliza langsung pulang ke mansion bersama dengan Nathan. Seperti inilah rutinitasnya selama 6 bulan terakhir.

Menjalani hidup dengan tenang, nyaman dan bahagia. Di sini semua kesedihan seakan tersapu habis dan digantikan dengan kebahagian. Bahkan dengan mudahnya Eliza melupakan suaminya

Terkadang Eliza merasa heran dengan statusnya. Dia hanya seorang pengasuh namun bos besar yang menjadi sopir pribadi. Setiap kali akan pergi ke manapun Nathan yang selalu mengantar serta menjemputnya.

"Eliza cepat ke kemas barang-barang kamu." Mawar langsung memberikan perintah ke petikan Eliza melihat Eliza yang sudah masuk ke dalam rumah.

"Siapin barang-barang, kita mau ke mana mi?" tanya Eliza.

"Sore ini kita bakalan berangkat ke puncak." Wanita cantik itu duduk dengan anggun dan sambil menikmati teh hangatnya.

"Ke puncak mi?" Eliza terkejut ketika mendengar perkataan dari Mawar. Bukankah Sabtu besok, pikirnya.

"Jumat ini tanggal merah, karena itu kita berangkat sore.
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (19)
goodnovel comment avatar
Aminah Adjaa
nyiiiiiiiiiiiiimaaaak
goodnovel comment avatar
Joko Syaputra
bagus ceritanya saya suka,cuma iklanya yg membuat bosa.
goodnovel comment avatar
Nevertiti Jasry
ceritanya bagus ya
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 471

    Suara keras dari taman belakang masih terngiang di telinga Nathan.Dengan pistol di tangan, ia melangkah cepat menuju pintu belakang.“Diam di sini, sayang,” perintahnya singkat kepada Eliza.Eliza mengangguk, wajahnya tegang. Ia tahu, malam ini tidak seperti malam biasanya.Nathan membuka pintu perlahan.Udara dingin langsung menyambut. Taman belakang yang gelap hanya diterangi cahaya rembulan.Crak!Suara ranting patah lagi. Kali ini di dekat gazebo.Nathan melangkah pelan. Matanya tajam mengawasi sekitar. Lalu dalam sekejapBayangan hitam melompat cepat ke arahnya!Bugh!Sebuah tendangan menghantam pergelangan tangannya, membuat pistol terlepas.Refleks, Nathan bergerak mundur dan memasang kuda-kuda.Di depannya, berdiri sosok berpakaian serba hitam. Wajah tertutup kain, layaknya ninja. Gerakannya lincah. Tubuhnya ringan seperti bayangan.“Siapa kau!” bentak Nathan. Namun tak ada jawaban.Sosok itu langsung menyerang lagi, cepat, nyaris tidak terlihat.Sebuah pukulan melayang ke ar

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 470

    “Selama ini hal-hal seperti ini tidak pernah terjadi. Liza di sini sudah bertahun-tahun,” ucap Eliza pelan, matanya menatap lekat Nathan.Nathan mengusap pelipisnya yang terasa berdenyut. “Aku juga heran, kenapa tiba-tiba ada yang berani memantau kondisi rumah kita?”Kepalanya makin pusing. Ia benar-benar tak punya bayangan, siapa yang cukup nekat melakukan hal seperti ini?Eliza menarik napas panjang. “Menurut Liza, pelakunya sepertinya bukan sepenuhnya mengincar keluarga kita.”Dahi Nathan mengernyit. “Kalau bukan kita, siapa yang jadi target?”Nathan merenung. Orang asing di rumah ini hanya Aruna. Hidup wanita muda itu juga sangat rumit dengan permasalahan yang sangat berat. Namun kasus Aruna dan mantan kekasihnya sudah ditangani polisi. Keluarga pria itu jelas tidak akan seberani ini. Bahkan mereka tidak tak mengetahui kalau Aruna tinggal di sini.“Apakah kamu mencurigai Aruna?” tanya Nathan ragu.Eliza menggeleng. “Rasanya nggak mungkin, By. Keluarga mantan pacarnya pasti nggak b

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 469

    Pintu kamar dibuka pelan, disusul derap langkah kaki yang tertahan. Nathan masuk dengan raut wajah serius. Kemejanya masih terlipat rapi di lengan, namun ada sisa ketegangan yang jelas terpahat di sudut matanya.Di atas tempat, Eliza tengah duduk bersandar di kepala ranjang. Seperti biasanya, Eliza tidak memakai pakaian apapun terkecuali celana berbentuk segitiga, dan juga sepotong kain berbentuk kacamata. Raut wajah Nathan langsung berubah ketika melihat penampilan istrinya. Meskipun sudah terbiasa melihat Eliza seperti ini, tapi tetap saja naluri laki-lakinya tidak bisa di menolak dan mengakui bahwa Eliza sangat menggoda."Bajunya mana? "Nathan bertanya dengan tersenyum. Masalah yang barusan membuat kepalanya pusing, mendadak hilang. Hanya karena melihat Eliza saja. Mungkin bagi Nathan. Eliza obat sakit kepala paling mujarab.“panas by," jawab Eliza dengan wajah cemberut."Ini ac-nya sudah sangat dingin sekali." Nathan memandang Eliza dengan mengerutkan keningnya. Dia yang baru sa

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 468

    Senja baru saja merayap di balik jendela besar ruang kerja Hermawan. Di dalam ruangan itu, suasana terasa berat. Nathan duduk di sebelah sang ibu, wajahnya tegang. Mawar pun ada di sana, kedua tangannya terlipat di atas pangkuan, tatapannya penuh kecemasan. Ini bukan pertemuan biasa, lebih tepat disebut rapat darurat yang mendesak.Sedangkan Rizky, hanya duduk diam dengan ekspresi wajah yang tidak bisa di dibaca.Di balik meja besar yang terbuat dari kayu mahoni tua, Hermawan tampak murung. Sorot matanya gelap, kening berkerut dalam. Jarang sekali ia memperlihatkan ekspresi seburuk ini. Nathan pun bisa merasakan ketegangan yang menguar di udara.Tiba-tiba terdengar ketukan pelan di pintu.“Masuk,” ujar Hermawan dengan suara berat.Seorang pria bertubuh tegap dan tinggi segera melangkah masuk. Pria itu bernama tu Teddy, kepala keamanan mansion, pria yang sudah lama dipercaya Hermawan menjaga keselamatan keluarga ini. Selain mahir ilmu beladiri, Teddy juga penembak jitu. “Duduk.” Perin

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 467

    Sherly masih terpaku. Matanya memandang kosong ke luar jendela, menatap indahnya kota Paris yang diselimuti lampu-lampu yang sangat terang. Tangannya menggenggam ponsel yang tiba-tiba saja berdering. Sherly sudah sangat senang dan langsung melihat nama si penelepon. Namun raut wajahnya berubah, telpon yang masuk bukan dari Nathan. Bukan juga dari Albert. Namun dari Asistennya. Dunia rasanya makin sepi tanpa kedua pria tersebut. Meskipun kesal namun wanita itu tetap menerima sambungan telepon. Setelah berbicara dengan asisten pribadinya, Sherly memutuskan sambungan telepon. Otaknya masih saja berputar mencari pembunuh bayaran yang bisa menerima tawaran darinya. Tangannya gemetar saat menekan satu nama dalam kontak. “Leon.” Beberapa detik kemudian, sambungan tersambung. Suara berat, dingin, dan berbahaya terdengar dari ujung sana. "Siapa ini?" “Sherly,” jawabnya tenang. Hening sebentar. Lalu tawa kecil terdengar. "Sudah gila kau hubungi aku lagi. Terakhir kita bicara,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 466

    Sherly berjalan mondar-mandir. Hatinya tidak tenang. Karena sampai saat ini William belum mengabarinya apapun. "Albert, Aku tidak akan pernah melepaskan kau. Jika kau tidak bisa menjadi milikku, maka aku akan membunuhmu. Begitu juga anak-anakmu. Aku tidak akan membiarkan kau bisa hidup dengan bahagia. Aku pastikan akan menghabis kalian hingga ke akar-akarnya. Tapi sebenarnya aku ini sangat baik. Aku akan membuat kalian berkumpul bersama dengan Anna." "Ha.... Ha..." Wanita itu tertawa layaknya orang gila. Namun dalam sekejap tertawa itu berhenti. Wajah Sherly merah padam. Tangannya menggepal menahan rasa emosi. "Aruna, kau wanita pembawa sial. Di usiamu yang masih begitu sangat muda, kau sudah menyandang status janda. Yang lebih menyedihkan lagi, kaulah penyebab kematian kedua orang tua serta adik-adikmu. Aku tidak bisa membayangkan ketika Albert mengetahui bahwa wanita yang dianggapnya lemah, merupakan pembawa sial. Pembawa malapetaka. Setelah kejadian ini, aku yakin tidak aka

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status