Home / Romansa / Menjadi Istri Antagonis / Pt. 04 - First Love

Share

Pt. 04 - First Love

Author: Nrhsnh006
last update Last Updated: 2024-01-23 17:57:39

"Tuan ... " Bibi Marry menatap Kayasaka yang masih berdiri diambang pintu. Lelaki itu lebih mirip seperti seorang model yang berpose angkuh. Naya bahkan heran, mengapa tokoh antagonis sepertinya dibuat sebegitu menawan? Bagaimana dengan tokoh utamanya?

"Aku butuh privasi, Bibi. Terima kasih atas kerja kerasmu."

Orang yang Kayasaka panggil Bibi itu mengangguk. Naya menggigit bibir bawahnya kasar menyadari jika Bibi ini pergi, dia hanya akan berduaan dengan Kayasaka di kamar mewah ini. Situasi yang jelas Naya hindari.

Klik

Pintu di kunci, Bibi Marry pergi tanpa bisa Naya cegah. Kayasaka mendekat perlahan membuat Naya beringsut mundur menarik selimutnya kuat-kuat. Bayangan dialog gila Kayasaka dan Arranaya asli terbayang jelas di otaknya.

Seingatnya, Kayasaka tak pernah bersikap manis pada orang-orang yang menentangnya. Dan Naya baru saja menjadi orang yang menantang Kayasaka beberapa saat lalu. Kepergiannya dari rumah sakit tentu saja bukan hal yang bisa Kayasaka maafkan dengan mudah.

"Ada apa? Apa kau takut dengan suamimu sendiri?"

Naya semakin mengeratkan pegangannya pada selimut. Mengantisipasi hal gila apa yang akan Kayasaka lakukan padanya. "Kau siapa? Aku tak mengenalmu?"

Kayasaka mendecih,"drama murahan apa yang sedang kau mainkan?"

Naya memejamkan mata, menggigit bibirnya bawahnya kuat, apa aktingnya sepayah itu? Tadinya Naya berencana pura-pura hilang ingatan. Kalau perlu, dia akan menunjukan rekam medis palsu tentang penyakit ganas agar Kayasaka mengasihaninya dan menceraikannya. Namun bersandiwara tak akan mudah. Hanya saja hal itu patut untuk dicoba bukan?

"Jangan mendekat. Aku benar-benar tak mengenalmu? Aku akan berteriak jika kau menyentuhku." Kayasaka tertawa pelan karena ucapan Naya, mendadak Naya menjadi lucu dimatanya. Bagaimana gadis itu masih bisa terus memilih berpura-pura? Kayasaka jelas tau Naya tak mungkin dengan mudah melupakannya. Pernikahan mereka bahkan baru digelar 3 hari yang lalu.

"Jangan bercanda lagi. Katakan, kenapa Kau berusaha lari dari rumah sakit?"

Naya memutar bola matanya panik. Huh, dia harus menjawab apa? Masa iya harus jawab 'Aku takut pada tokoh antagonis kejam sepertimu. Kau akan membunuhku diakhir cerita jadi bisakah kita bercerai?'

"Apa selain amnesia kau juga mendadak bisu?"

Wah. Benar-benar Kayasaka ini. Perkataannya memang tak pernah tak tajam. Naya menghela nafas, mengurungkan niatnya mengatakan kata-kata yang ada di otaknya. Saat ini dia harus berbohong, ya dia harus berbohong.

"Ah, itu ... aku hanya, hanya pergi sebentar. Kau lihat sendirikan, saat ini aku ada dirumahmu. Aku kembali."

Kayasaka menatap Naya curiga. Apa karakter gadis ini memang bertele-tele. Konyol sekali, di mana karakter princess dingin yang dia lihat saat pernikahannya tiga hari yang lalu?

"Kau tau apa yang paling tidak aku suka di dunia ini? ... " Kayasaka mendekat, membuat Naya merapatkan tubuh ke ranjang, " ...kebohongan." lanjutnya tepat di telinga kanan Naya. Membuat bulu kuduk gadis itu meremang seketika.

Drrrtttt .... drrrttttt ...

Getaran ponsel itu menyelamatkan Naya dari intimidasi suaminya sendiri. Wajah Kayasaka yang terlampau dekat, membuat Naya dengan refleks menahan napas.

Kayasaka mengeluarkan benda pipih itu dari saku jasnya. Membaca pesan singkat yang tertera di sana.

"Sepertinya percakapan malam ini cukup sampai di sini, Istriku. Jangan berpikir untuk kabur, kau tau? Aku bisa mengebom seisi kota untuk menemukanmu."

Sekali lagi, Kayasaka berhasil membuat aliran darah Naya naik drastis. Membuat tubuhnya membeku di tempat. Dengan wajah tanpa dosa, Kayasaka meninggalkan Naya di kamarnya sendirian. Mengunci kamar itu dan pergi ke ruang kerjanya.

Wah.

Hari ini Naya benar-benar percaya dirinya masuk ke dunia novel gila ini. Meski pikirannya sedikit konradiktif dengan kejadian aneh ini. Tapi aura intimidasi antagonis dari Kayasaka tidak main-main dan membuat Naya percaya kalau ini sama sekali bukan dunianya.

Beberapa kali dia bahkan sempat terpukau dengan lelaki berahang tegas itu. Bagaimana alis tebalnya yang lebat serta mata hazelnya yang dingin dan intimidatif. Tapi mengingat kelakuannya dalam novel, membuat Naya menggidikan bahu, ngeri sendiri. Naya bersyukur akan pesan singkat yang menyelamatkannya beberapa menit yang lalu.

Jika memang hidupnya harus berakhir begini. Maka Naya akan menggunakan kesempatan sebaik mungkin untuk terlepas dari jalan kematian. Ya ... bagaimanapun, Naya harus hidup dan menemukan cara kembali ke dunianya sendiri.

***

"Ada apa?" Tanya Kayasaka sembari mendekatkan benda pipih canggih itu ke telinganya.

"Hyung, kau tak ingin berterima kasih padaku? Padahal aku yang paling berjasa menemukan istrimu." Jawab suara di sebrang dengan panggilan khasnya.

Kayasaka mendelik, memindahkan telpon itu ke telinga kirinya. "Aku sudah mentransfernya ke rekeningmu, bodoh. Apa kau tak mengeceknya?"

Kayasaka membuka komputernya menampilkan pekerjaannya di sana. Waktu sudah menunjukan pukul 12 malam. Tapi memang kebiasaan laki-laki itu tak bisa dihentikan. Di ruangan ini dia akan melakukan apapun untuk menjaga dirinya agar tak tertidur. Meski nantinya dia akan terlelap barang satu atau dua jam, demi memenuhi kebutuhannya sebagai manusia.

Terdengar suara menghela napas di sebrang sana. "Wahh! Kau galak sekali ya. Aku sudah mengeceknya tentu saja. Tapi apa tak ada imbalan yang lain lagi? Aku sudah bosan dengan semua uangmu."

"Selidiki lagi soal Emilio, kalau kau mendapatkan kelemahannya akan aku berikan apapun yang kau inginkan."

"Apa data-data yang ku kirimkan belum cukup?"

"Apa menurutmu itu bisa di sebut cukup?" Kayasaka balik bertanya.

"Baiklah ... baiklah ... Hyung. Lihat saja, dua hari lagi kau harus siap mengabulkan permintaanku."

"Hm. Akan aku berikan apapun jika kau membawa informasi berguna itu padaku."

"Apapun? Termasuk Kak Faniya?"

Kayasaka melotot tajam, "di mana kau sekarang? Kebetulan samsak di rumahku rusak."

"Hahaha santai Hyung, kau benar-benar posesif sekali. Kalau begitu apa istrimu boleh?"

Kayasaka kali ini diam. "Coba saja sendiri, kalau dia mau, akan kuberikan untukmu."

"Jeongmal?" Suara di sebrang sana terdengar antusias, "wahh jika Noona mendengarnya, dia pasti sakit hati. Hyungku memang tak punya perasaan."

"Sudahlah jangan mengangguku, lakukan tugasmu saja, bocah."

"Kau benar-benar berhati dingin ya. Baiklah kalau begitu, good night. Jangan memimpikanku Hyung. Kau--"

Tutttt ... tutttt ...

Kayasaka menutup telpon itu. Percakapan dengan kontak bernama 'Zavier Atlanta' itu diakhirinya begitu saja. Kepalanya mendadak pening menghadapi bocah kekanak-kanakan yang sialnya berguna baginya itu.

Sementara itu di tempat lain, Faniya tengah membereskan barang-barangnya. Dirinya sudah berniat untuk berganti pekerjaan dan pindah dari kamar kostnya. Pikirannya menerawang jauh, gadis dengan nama lengkap Faniya Fragenta Cantika itu sudah lama memikirkan keputusan ini.

Kayasaka.

Bosnya itu sudah menikah sekarang. Meski sejauh ini Kayasaka bersikap baik padanya, tapi Faniya tak bisa bertahan di kantornya lebih lama. Faniya bukan gadis tak peka yang tak tahu kalau Kayasaka menyukainya. Dia juga bukan gadis lugu yang senang diutamakan oleh pria manapun dan mau dimanipulasi oleh mereka.

Faniya harus menjauh karena selain menjaga perasaan istri Kayasaka, Faniya juga ingin menghentikan rasa suka lelaki itu sebelum semuanya berubah menjadi kacau. Apalagi ketidaksukaan Kayasaka pada Emilio nampaknya semakin menjadi-jadi.

Padahal menurutnya, Emilio baik-baik saja dengan segala attitude yang dia miliki. Lelaki itu cukup baik, meski sikapnya agak dingin dan nampak sulit didekati. Jujur saja sejak pertemuan pertama mereka, Faniya sudah menaruh hati pada lelaki bermata biru itu.

Mungkin ini yang di sebut cinta pada pandangan pertama? Faniya juga tak tau.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Antagonis   EPILOG 2

    "Noona benar-benar akan pulang?" Tanya Zavier masih tak mengerti. Setelah dia dan Emily saling mengejar di koridor keduanya kembali dengan Naya yang sudah sibuk berkemas. "Hm, iya." Jawab Naya tanpa ragu, dia melirik Kayasaka yang tadi marah karena tak rela ditinggal pergi olehnya. Semua bujuk rayu lelaki itu bahkan tak mempan pada Naya yang tetap ingin pulang. Naya sendiri bersikukuh pulang dan tak bisa tinggal lebih lama di sini, karena bagaimanapun dia tidak mau menghilang tepat di depan orang-orang yang dia sayangi. "Padahal Kakak juga pulang besok 'kan? Kenapa kak Naya tidak menginap saja?" Itu Emily, ikut memerotes keputusan Naya. "Aku harus pulang karena harus menyiapkan sesuatu Lily. Aku ingin menyiapkan untuk menyambut kepulangan kakakmu." Jawab Naya dengan kerlingan jahilnya. Bohong. Naya bahkan tak tau masih bisa melihat Kayasaka hingga besok pagi atau tidak. "Biarkan saja. Kakak iparmu memang keras kepala. Toh besok aku tak akan pulang." Kayasaka berkomentar k

  • Menjadi Istri Antagonis   EPILOG 1

    "Jadi apa yang kau inginkan Naya? Misimu sudah berhasil dan Novelnya sudah selesai." Naya yang masih tak percaya ditarik ke dimensi aneh ini hanya diam. Wanita itu belum menjawab apa pun, dia hanya tertunduk sembari mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Di mana dia menghadiri pemakaman Zavier. Iya, Zavier. Tumbal novel ini ternyata bukan Kayasaka tapi Zavier. Malam itu, saat Kayasaka kecelakaan, Naya langsung menghubungi Emily karena Kayasaka membutuhkan donor darah secepatnya. Emily yang sedang bersama Zavier langsung bergegas menuju rumah sakit. Tapi di jalan mereka berdua dijegat oleh orang-orang suruhan Amretha. Orang yang sama yang merusak mobil Kayasaka dan membuatnya kecelakaan. Di tengah kekalutan itu, Zavier tertembak dan motornya kecelakaan tapi Emily selamat. Naya yang was-was karena Emily tak kunjung datang untungnya mendapat bantuan dari Emilio dan Alares yang ternyata mau mendonorkan darahnya untuk Kayasaka. Setelahnya, Emily datang ke rumah sakit dengan ber

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 66 - The Fault in Our Stars

    Pagi harinya, Naya, Kayasaka, Zavier dan Emily sudah sarapan bersama di meja makan. Setelah pertemuan mengharukan kedua adik kakak itu, semalamam Emily dan Kayasaka bercerita, entah untuk meluruskan kesalahpahaman atau mengenang kebersamaan mereka. Akhirnya, Zavier dan Emily memilih menginap malam itu. Sehingga pagi ini mereka bisa sarapan bersama. Sarapan sederhana yang Naya buat dengan senang hati. "Bagaimana Hyung? Kau bisa cuti satu hari ini 'kan?" Tanya Zavier sebelum menyendokkan penuh sereal coklat ke dalam mulutnya. Pemuda itu sekali lagi membahas rencananya untuk mengajak ketiga orang di sekitarnya ini untuk ke taman hiburan bersama. Katanya, untuk merayakan keutuhan keluarga ini. "Aku bisa, tapi tanya dulu pada Noonamu, apa kondisinya memungkinkan untuk pergi ke taman hiburan. Dia pasti kelelahan karena kegiatan kami malam tadi." Na

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 65 - True Love

    Zavier menarik topinya lebih dalam. Masuk ke area kafe yang lumayan ramai siang itu. Setelah suasana hatinya sedikit membaik, pemuda itu memutuskan untuk pergi ke kafe mencari makanan karena di apartemennya tak ada apa-apa selain air dingin.Biasanya, Zavier akan pergi ke mansion Kayasaka dan memakan masakan bibi Marry atau mencoba pasta dan kue buatan Naya. Tapi saat ini dia ingin menikmati kesendiriannya. Zavier sudah tak membenci Kayasaka tapi dia juga masih canggung jika harus langsung bertemu lelaki itu. "Apa yang ingin anda pesan?" Tanya pelayan yang menghampiri Zavier di mejanya. Zavier melihat menu di tangannya, ada deretan makanan yang terlihat enak di sana. Tapi tatapannya terpaku pada pasta yang mengingatkannya pada sosok Emily. Ingatannya menerawang jauh saat dia dan gadis itu tinggal bersama untuk beberapa hari. Zavier ingat pernah mencuri pasta yang dimasak gadis itu, juga mencuri rasa manis dari bibir ra

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 64 - Everything Will be Fine

    "Kayasaka," panggil Naya pelan, wanita itu berdiri ketika suaminya baru saja membuka pintu setelah dari ruangan rapat. Naya memang sudah menunggu Kayasaka sedari tadi. Setelah menjamu Emilio dan Alares sebentar, Naya langsung ke sini menemui Kayasaka yang sekali lagi terlihat berantakan. Bagaimana tidak, luka terbesarnya kembali. Siapa yang bisa baik-baik saja? "Aku tidak memintamu ke sini. Kau seharusnya beristirahat saja di rumah." Kayasaka berkata dingin, Naya tersenyum maklum.Dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya, wanita itu menghampiri Kayasaka di kursi kerjanya. Naya berdiri di belakang suaminya itu, memeluk leher Kayasaka dari belakang, lalu mengelus pundak suaminya pelan, sembari menenggelamkan kepalanya di sana. "Yaya kalau marah memang selalu berubah jadi kulkas ya?" Tanya Naya jenaka berusaha mencairkan suasana. Melihat suaminya masih tak merespons membuat Naya semakin ingin berusaha.

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 63 - Bruises (2)

    Seorang pemuda masih meringkuk dalam selimut. Mengabaikan dering ponselnya. Zavier, pemuda itu bahkan enggan membuka gorden, dia hanya membiarkan dirinya meringkuk dalam gelap. Dia tak ingin menemui siapa pun. Dia tak ingin mendengar apapun. Kepalanya masih berdenyut sakit akibat pengakuan Kayasaka semalam. Fakta gila yang menyangkut orang tuanya juga masih tak bisa dia percaya. Kamarnya ini menjadi saksi betapa kacau dan hancurnya Zavier. Remuk, Zavier benar-benar tak berdaya. Matanya melirik botol wine yang kosong di ujung karpet, setelahnya netranya berpendar menyusuri figura foto yang sudah menjadi kepingan di lantai kamarnya. Semestanya benar-benar sedang berantakan. Begitu juga dengan seisi kamarnya. Drrrrttt ... drrrtttt ....Ponsel Zavier bergetar lagi. Kali ini pemuda itu bergerak melihatnya, dia yakin itu pesan dari Noonanya karena wanita itu memang tak henti-henti meneleponnya d

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 62 - Bruises

    Naya membuka matanya, tersenyum mendapati Kayasaka masih terlelap sembari memeluknya. Lelaki itu terlihat sangat tampan bahkan saat memejamkan mata. Bulu matanya lentik untuk ukuran seorang pria. Sedangkan itu rahangnya tegas dengan hidung mancung dan alis yang lebat. Naya mencintai pria ini, sangat. Terlepas dari seberapa tampan ia atau sekelam apa masa lalunya. "Misimu ..." "Misimu ... " "Misimu Naya ... " Naya memejamkan matanya. Kepalanya mendadak sakit dan pusing, ditambah suara-suara aneh yang mulai berdengung di telinganya, semacam panggilan peringatan. "Ke sini ... " "Ke sini ... " "Akh!" Naya meringis ketika suara itu seolah menekan kepalanya. Membuat rasa sakit di sana semakin membuatnya merintih. Kayasaka terbangun karena pergerakan tak nyaman dari Naya. Melihat istrinya merintih kesa

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 61 - The Truth Untold

    "Jadi bagaimana semuanya dimulai?" Tanya Naya penasaran. "Apa kau tau ini tanggal berapa?" tanya Kayasaka balik, membuat Naya meraih ponsel di meja kecil yang ada di depan mereka. Tubuhnya syok kecil, saat ponselnya menunjukkan tanggal 14. "Jadi selama ini ... setiap tanggal 14 kau menyembunyikan ke datangan Amretha Fernandes ke rumah ini dari semua orang?" Kayasaka senang istrinya cepat tanggap, tapi bukan begitu awal mulanya. "Bukan dia. Lebih tepatnya, kedatangan lelaki brengsek yang jadi suaminya. Ayahku." Kening Naya berkedut tak mengerti, Kayasaka melanjutkan, "setiap tanggal 14 ayahku itu selalu datang ke rumah ini untuk memberikan uang supaya aku bisa bertahan hidup. Tapi dari setahun yang lalu dia tak pernah datang dan malah Amretha Fernandes yang selalu datang ke sini mencarinya. Kesimpulan yang bisa aku tarik, lelaki itu menghilang. Walaupun sedikit rumit berhadapan dengan Amretha Fenandes tapi aku bersyukur, aku tak perlu menemui lelaki brengsek itu lagi." Kata

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 60 - Broken Fate

    Kayasaka menatap Naya yang tertidur dalam pelukannya. Setelah makan malam, wanita itu terlelap begitu saja sembari terus memeluknya. Kayasaka menarik tangannya perlahan. Turun dari kasur dan menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya. Naya mengulet sebentar sebelum tertidur lagi dengan mencari posisi nyaman yang baru. Kayasaka sendiri memerhatikan itu dan mulai beranjak pergi ke ruang kerjanya sendiri yang ada di sebelah kamar tidur luasnya. Kayasaka merogoh kunci, membuka nakas di bawah meja kerjanya. Lelaki itu mulai mengeluarkan sesuatu dari sana. Sebuah dokumen. Dokumen-dokumen yang selama ini dia simpan dengan sangat rapat. Kedatangan Amretha Fernandes memaksanya untuk kembali teringat dokumen-dokumen lama itu. Dokumen yang menjadikan Kayasaka lelaki brengsek yang tak pantas mendapatkan sebuah pengampunan atau kata maaf. Kehidupan normalnya bersama Naya, sering kali membuatnya lupa kalau dia adalah monster penghancur. Monster yang bersedia melakukan apa pun agar am

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status