"Sekali lagi saya meminta maaf karena sudah menikahkan Cakra dengan tiba-tiba, tapi saya sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Saya dan keluarga saya mengucapkan terimakasih sudah menerima semua kejadian ini dengan lapang dada."
Sebelum pulang Hendrawan berterimakasih pada Pramudyantoro dan istrinya karena sudah berbaik hati menerima semua ini dengan tangan terbuka."Gapapa, lagipula Cakra memang salah. Kalau saya menjadi orangtua Nayra saya juga akan melakukan hal yang sama. Kelihatannya Nayra juga gadis yang baik, istri saya aja langsung suka sama Nayra," jawab Pramudyantoro."Idih, kenapa ga mama aja yang nikah sama dia kalau mama suka?" tanya Cakra berbisik pada Kania dengan kesal.Setelah orang tua Nayra pulang gadis itu harus tinggal di rumah Cakra. Pikirannya masih saja tidak tenang tiba-tiba dia harus terlempar ke rumah orang asing yang bahkan dia belum kenal sebelumnya.Kania mengantarkan Nayra ke kamar Cakra, entah sihir apa yang Nayra miliki sampai dia bisa membuat Kania menyukainya secepat ini."Nah ini kamar Cakra, sekarang akan jadi kamar kamu juga, semoga kamu betah tinggal di sini ya, Cakra emang orangnya suka aneh-aneh jadi maklumin aja," ucap Kania sambil tersenyum."Iya Tante.""Eh Tante lagi? Mama dong sayang, sekarang saya kan mama kamu juga," pinta Kania supaya Nayra memanggilnya Mama."Iya Ma," ralat Nayra ragu-ragu."Besok, mama akan renovasi kamar Cakra sesuai pilihan kamu dan gantiin gordennya juga, sekarang biar apa adanya dulu ya.""Iya Ma, gapapa kok.""Ya udah kalau ada apa-apa kamu bisa minta tolong sama Cakra, kamu istirahat dulu, mama ke bawah ya," pamit Kania.Cakra tidak masuk ke kamarnya melainkan menemui sahabat karibnya yaitu Reno yang sejak tadi shock mendengar Cakra tiba-tiba sudah menikah dan membawa seorang istri ke rumahnya.Reno juga orang kepercayaan Pramudyantoro di kantornya. Dia juga merupakan teman baik Cakra.Sekarang mereka berdua sedang mengobrol santai di tepi kolam renang."Ahahaha, gimana ceritanya kamu bisa bawa bini ke rumah? How about Verlisa bro? Gimana sama pacar kamu itu?" tanya Reno tidak percaya."Ya mana aku tau? Ini namanya musibah. Ini nih jodoh yang salah tau ga? Jodohku yang bener itu Verlisa, pacar aku yang cantik dan bakal aku nikahin."Reno malah semakin tertawa keras mendengar penuturan dari Cakra yang mengatakan kalau jodohnya saat ini salah karena dia tidak menikah dengan gadis yang dicintainya."Mana ada jodoh yang salah? Kalau kamu udah nikah segampang dan semudah ini ya berarti emang dia jodohmu man," ucap Reno menjelaskan."Ga ga gaa, ga bisa. Jodoh apanya? Kenal juga engga. Pokoknya kamu harus bantuin aku supaya pisah dari wanita itu. Jodoh aku tuh Verlisa," kata Reno dengan gemas."Kamj mau bilang jodohmu Verlisa sampai mulutmu berbusa kalau Allah bilang engga ya engga. Jodoh kamu adalah orang yang kamu nikahin saat ini, siapa namanya tadi? Nayra? Iya Nayra, soalnya kamu udah nikahin dia dan orang tua kamu juga udah kasih restu dengan mudah. Itu namanya jodoh.""Ya ga gitu lah, kok kamu belain orang tua aku sih?"Cakra tidak terima Reno malah membela orang tuanya dengan ikut-ikutan mengatakan kalau Nayra adalah jodohnya hanya karena dia telah menikahi gadis itu.Cakra semakin merasa tidak ada orang yang berada di pihaknya untuk membantunya berpisah dari Nayra."Heh aku bilangin ya, salah satu tanda jodoh itu ya karena kamu dimudahkan dalam segalanya, dalam urusan menghalalkan dia, so, terima aja lah, dia juga oke kok buat kamu," nasihat Reno yang sekarang mulai berbicara serius pada Cakra."Engga, pokoknya jodoh aku Verlisa, kalau semua orang ga ada yang di pihakku, aku tahu kok mau minta bantuan sama siapa."Tiba-tiba Cakra teringat sesuatu dan dia mulai tersenyum senang setelah mendung menggelayuti wajahnya akibat tidak ada orang yang membelanya.Cakra lalu masuk ke dalam kamarnya dan melihat Nayra sedang menata barang-barangnya dan memasukkan baju-bajunya ke dalam lemarinya.Melihat itu pun Cakra menjadi sangat kesal dan menghampiri istrinya. Akankah dia akan menjadi suami yang jahat?"Ngapain kamu pakai lemari saya?" tanyanya pada Nayra."Ya buat naruh baju lah, tadi mama udah bilang kalau kamar kamu kamar saya juga," jawabnya dengan enteng."Enak aja kamu ya, mau ambil kamar saya. Ga gaa, semua ini, kamar ini dan semua barang-barang ini semuanya milik saya, sama seperti saat saya tidur di rumah kamu, kamu harus tidur di sofa dan bukan di kasur saya.""Sama seperti saat kamu tidur di kamar saya, kamu juga harus tidur di sofa kalau ga mau satu ranjang sama saya, saat tidur di rumah saya, saya di sofa, sekarang saat tidur di rumah kamu, kamu yang harus di sofa juga" balas Nayra.Cakra membulatkan mata tidak menyangka Nayra akan berbicara seperti itu untuk membalasnya. Cakra tertawa mendengar perkataan Nayra yang menurutnya aneh itu."Heh denger ya, jangan sembarangan kalau ngomong, ini kamar saya," kata Cakra sambil menunjuk kamarnya."Saya juga bisa bilang ini kamar saya," balas Nayra tidak mau kalah."Apa perlu saya tanya sama mama kamu supaya dia bilang kalau kamar ini juga milik saya?" tanya Nayra dengan tenang.Cakra merasa kesal dengan Nayra dan memilih untuk diam lalu merebahkan dirinya di kasur besarnya. Dia sengaja tidur dengan posisi tidak teratur supaya Nayra tidak mendapatkan tempat di sana.Nayra hanya meliriknya dan dia memilih untuk duduk di sofa sambil membaca novel yang dibawanya.Sedangkan Cakra sangat bingung akan menjelaskan pada Verlisa dengan alasan apa.Verlisa adalah pacar Cakra yang sekarang sedang berada di luar negeri bersama orang tuanya.Belum pasti kapan Verlisa akan pulang, tapi yang pasti Cakra sangat mencintainya dan berniat akan menikah dengannya.'Sekarang hanya Oma yang bisa bantuin aku, cuma Oma yang peduli sama hubungan aku sama Verlisa,' kata Cakra dalam hati.Namun sayangnya Oma Dewi sedang berlibur bersama teman-temannya dan belum bisa pulang untuk saat ini.'Semoga aja Verlisa bakalan maafin aku, pokoknya aku ga bisa putus dari dia cuma gara-gara masalah ini,' pikir Cakra.Saat makan malam tiba, Oma Dewi ternyata sudah pulang, Cakra sangat senang sekali dan cepat-cepat mengadu pada Omanya itu.Oma Dewi yang dasarnya sangat sayang dan memanjakan Cakra juga merestui hubungan Cakra dengan Verlisa pun merasa sangat kesal saat tahu Cakra dinikahkan paksa seperti itu.Selain terkejut dan kesal dengan berita yang Cakra ceritakan dengan penuh drama, Oma Dewi juga langsung membenci Nayra dan tidak menyukainya."Heh kamu ini bener-bener ya, ga tau diri banget jadi orang, kalau gagal nikah ya harusnya ga usah menyeret cucu saya buat nikahin kamu dong," omel Oma Dewi pada Nayra."Mampus kamu," ujar Cakra dengan senang."Cucu saya ini, dia sudah memiliki pacar yang jauh lebih cantik daripada kamu," ucap Oma Dewi lagi.Bersambung.Hari demi hari berlalu, bahkan sekarang sudah bertahun-tahun Nayra hidup sendiri tanpa Cakra. Baginya sesuatu yang ia anggap sebagai takdir, cara terbaik untuk menerimanya meskipun suka atau tidak adalah dengan menjalaninya dan tidak berputus asa.Suatu hari Nayra sedang sibuk melakukan acara berbagi takjil gratis di pinggir jalan. Hari ini adalah bulan puasa, dia dan teman-teman komunitasnya sibuk melakukan banyak acara-acara berbagi di bulan yang penuh arti ini.Malam hari sehabis sholat tarawih di salah satu masjid yang besar di kotanya, perempuan itu hendak pulang ke rumah karena hari sudah malam.Saat ia hendak berjalan tiba-tiba seseorang memanggilnya dan membuat perempuan itu harus menoleh ke belakang.Netra perempuan itu langsung menatap laki-laki dengan sarung dan peci hitam dengan baju koko yang berdiri tepat di depannya. Hanya berjarak beberapa meter dari dirinya berdiri saat ini.Mata laki-laki itu tampak berbinar dan tidak percaya bisa melihat Nayra di masjid ini."Nayra,
Nayra sangat pusing dengan pekerjaannya. Beberapa hari kemarin dia harus lembur karena banyak sekali yang harus ia kerjakan. Malam ini, dia juga harus berada di ruangan dalam gedung tinggi yang menjadi kantornya itu.Untung saja masih ada beberapa teman yang masih di sana dan Nayra tidak perlu takut. "Iya Ma, Nayra akan pulang setelah semua selesai," ujarnya saat Maya menghubunginya. Perempuan itu sungguh pusing melihat Nayra yang hanya menghabiskan waktunya unjuk bekerja saja, padahal ia ingin Nayra bisa mencari pasangan lagi dan menikah."Kenapa kamu harus bekerja hingga larut seperti ini Nay? Orang tuamu tidak hidup kekurangan. Apapun yang kamu inginkan masih bisa dipenuhi oleh orang tuamu. Jadi tolonglah, pulang dan jaga kesehatanmu," omel Maya.Nayra sudah pusing dengan pekerjaannya, ditambah lagi harus mendapatkan omelan dari Maya, dia serasa tidak kuat lagi dengan semua itu."Maa, tolonglah, aku pasti akan pulang tapi tidak sekarang. Mama jangan khawatir."Nayra buru-buru un
"Paa, apa kita buat rencana baru aja biar Nayra sama Septian bisa saling kenal dan lebih dekat lagi?" tanya Maya sambil bersiap-siap di dalam kamarnya. Hari ini mereka akan menghadari pernikahan Savia, siapa yang menyangka jika gadis itu akan menikah dengan Reno? Teman baik Cakra. Hendrawan yang sudah putus asa, tidak memiliki ide apapun terhadap saran dari Maya. "Lebih baik jangan dipaksakan Ma, semua yang terjadi sama Nayra, papa juga merasa bersalah. Tapi kalau saja Ezhra tidak pergi saat itu...."Hendrawan tidak melanjutkan kata-katanya. Ia tidak tahu jika Ezhra sudah kembali dan beberapa kali menemui Nayra, karena perempuan itu tidak menceritakannya pada orang tuanya. Maya pun mendekati suaminya itu dan menarik nafas berat. "Tidak ada yang salah Pa, mungkin memang takdir cinta Nayra harus seperti ini. Tugas kita sekarang hanya mendoakan dia dan mencoba berusaha agar dia mendapatkan kebahagiaannya lagi," tutur Maya tidak ingin membuat suaminya merasa bersalah. "Tapi apa yang
Berbulan bulan lamanya Nayra belum juga menandatangani surat cerai nya. Ia pikir tidak akan ada bedanya saat ini dia bercerai atau tidak. Semuanya akan tetap sama, dia tidak akan bertemu dengan Cakra dan tetap sendiri.Perempuan itu menjalani hari-harinya dengan mulai bekerja di sebuah perusahaan impiannya.Maya dan Hendrawan hendak menjodohkannya dengan Septian sekarang angkat tangan karena Nayra benar-benar tidak bisa menerimanya."Bagaimana jika dia trauma karena pernikahannya Pa?" tanya Maya saat sedang menikmati kopi bersama di ruang keluarga.Hendrawan menyeruput kopinya dengan santai. Dia tidak bisa berkomentar atas kalimat istrinya itu."Mama jadi khawatir sama dia. Jangan sampai Nayra tidak mau menerima siapapun hingga tua nanti." Maya menjadi sangat sedih saat memikirkan itu. Berbagai cara sudah ia lakukan supaya bisa membuat Nayra melupakan hubungan pernikahannya yang pernah terjadi dengan Cakra.Tapi apa yang Nayra katakan? Bagaimanapun sesuatu yang pernah terjadi padanya
Berhari-hari Nayra terdiam murung di dalam kamar miliknya. Rasa kecewanya pada Cakra masih saja memenuhi pikiran dan hatinya. Namun kejadian yang menimpa Cakra hingga membuatnya masuk penjara juga menjadi pertanyaan di hati dan pikirannya. Dulu ia menahan kesedihan karena ingin ikut bersama laki-laki itu menjalani hukumannya di desa. Ia rela menemani Cakra dan tidak tinggal di rumah orang tuanya.Sekarang ia menangis karena orang yang dulu ia bela dan ia temani sekarang tega mengkhianati. "Kamu tanda tangani saja surat cerai itu Nay. Mau tidak mau kamu harus melakukannya tanpa memikirkan apapun. Mama sudah tidak bisa lagi mentoleransi kesalahan yang laki-laki itu lakukan," ujar Maya dengan kecewa. Perempuan itu mungkin merasa lebih kecewa dari Nayra. Hati seorang ibu yang telah membesarkan anaknya hingga dewasa dengan penuh cinta, namun setelah dewasa anaknya menikah dengan laki-laki yang salah dan tidak membuatnya bahagia sungguh merupakan hal tersedih bagi Maya.Perempuan itu ber
"Jadi kamu lebih memilih laki-laki itu dan menjebaknya daripada menikah denganku?" tanya Axzo yang merupakan kekasih Verlisa.Malam hari selesai dari sebuah club, Verlisa menceritakan bahwa dia tidak bisa dan tidak mau bersama Axzo lagi. Laki-laki itu tentu tidak terima dengan apa yang Verlisa katakan dan pengakuan dari wanita itu membuatnya sakit hati."Dia pacar aku, yang sampai saat ini masih aku cintai—""Lalu kamu jadikan aku ini apa? Selama ini apakah kamu hanya pura-pura mencintaiku?" tanya Axzo dengan sesak.Laki-laki itu memarkirkan mobilnya di sebuah jalanan yang sangat sepi, bahkan mungkin hanya ada kendaraan mereka saja di jalan itu. Verlisa protes kenapa Axzo menghentikan mobilnya. Axzo keluar dari mobil dan berteriak dengan begitu kencang untuk menyalurkan emosi dirinya.Axzo sangat mencintai Verlisa, tapi wanita itu mematahkan hatinya. Baru kali ini Axzo merasa benar-benar tertekan dan sakit hati."Maafkan aku, tapi aku pikir aku bisa mencintaimu dan berusaha mencoba