Share

Bab 127—MAS

last update Last Updated: 2025-07-15 20:56:34

Ujung mata pisau mengukat tajam bagai cahaya yang tembus ke pupil mata secara langsung, sang polisi lemah tak berdaya itu bergetar salam cengkeraman Davian. Perlahan, ia turun, pi sau kecil yang dikatakan memiliki racun itu semakin mendekat.

Mengarah ke mata, tangan Davian pun bergetar, dia merasa apa yang dia lakukan saat ini adalah salah, tetapi semuanya kalah oleh kemarahannya yang telah membuncah, jika ia adalah bangunan, maka ia bangunan pencakar langit.

"Anda secara tidak langsung telah me lenya pkan sahabat saya dan nyawa-nyawa orang yang ada si lokasi kejadian," gertak Davian, geram dia membawa pi sau lebih dekat.

Sebelum pi sau itu benar-benar sampai ke wajah lelaki itu, Tyana berhasil menemukan keberadaan Davian bersama Vemilla dan dua sahabat ballerina cantik itu, mereka terkesiap.

Membeku hanya dalam tiga detik, dengan rasa terkejut, hingga wajah mereka membelangah, dan Tyana segera berlari dan menarik lengan putranya. "Davian ..., hentikan!" pekiknya, kelepasan.

Wanita pa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjaga Adik Sahabatku   BAB 167—MAS

    Selamat Vemilla. Hari-hari buruk dari masa kelahiranmu hingga berbagai masalah berdatangan saat usiamu beranjak dewasa telah berakhir, hari ini kamu benar-benar dirayakan oleh suamimu.Bahkan Johan dan Sabrina tak lagi menganggapmu sebagai anak tak berguna. Mereka merayakanmu, mereka menjadikanmu alasan dan berusaha membahagiakanmu di belakangmu.Vemilla terdiam berkaca-kaca di depan pintu utama bangunan megah tersebut. Merinding rasanya mendengar hal tersebut. "Se-semua ini ..., terdengar mustahil," gumam Vemilla tak kuasa menahan tangis.Akhirnya, bendungan air mata yang telah berkumpul, perlahan berderai, ia membasahi pipi, turun secara perlahan."Kak Davian ..., benar-benar menyediakan segalanya untukku, Kak Davian ..., te-terima kasih, aku sungguh bahagia." Air mata menetes untuk yang terakhir detik ini.Karena selanjutnya, wanita berprofesi sebagai ballerina itu segera menerobos masuk. Membuka pintu dua meter dengan material kokoh berlapis keemasan, warnanya sebenarnya jauh lebi

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 166—MAS

    Brakk!Sabrina menggebrak meja dengan kekuatan penuh, tak peduli telapak tangan berdenyut, kesakitan, hingga ia memanas dan beralih menjadi memerah. "Manusia-manusia serakah!" sarkas Sabrina.Dia menghunus setiap saudara lelaki yang ada di depannya. "Kalian mendapatkan warisan paling besar, dan sekarang kalian mau merampas milikku, ditambah ..., bangunan ini aku dan suamiku yang membangun!" gertak Sabrina tak terima hak-nya dirampas begitu saja."Dan asal kalian tahu, setengah biaya pembangunan ini ditanggung suami putriku, jadi ..., saham bisnis ini dikuasai olehnya," tambah Sabrina dengan tatapan tajam.Sekilas ingatan masuk tanpa aba-aba ke benak Sabrina, mengingatkan beberapa kejadian yang tidak diketahui oleh Vemilla, semua hal itu dibicarakan secara sembunyi-sembunyi di tahun lalu.Tepatnya di sebuah apartemen mewah di kawasan elite ibu kota, Sabrina dan Johan menemui Davian secara rahasia setelah mereka menghubungi sang menantu sec

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 165—MAS

    "Mustahil. Enggak, enggak, enggak mungkin," rengek Deviana bergetar hebat di depan semua orang.Dua kakinya menaik dan menekan dada, kemudian dua tangan yang ada di atas pangkal kepala pelan-pelan tenggelam di antara ribuan bahkan lebih dari itu di helai rambutnya.Menggeleng secara berkala, layaknya air mata yang berjatuhan tanpa henti. "NO! No way! You love me so much, Davian ...."Desas-desus terdengar memenuhi telinga, semua orang yang ada di belakang mereka mulai membisikkan kata-kata menyedihkan untuk wanita itu. Top model yang sangat diagungkan sebuah agensi itu merendahkan diri di depan mata Davian.Sementara Davian tampak malas dengan semua itu, dia memicing tak suka memandangi wanita tersebut. "Aku memang kecewa, benci juga kesal atas semua yang terjadi dengan kita.""Tapi itu bukan berarti aku beneran cinta, hanya saja sangat menyayangkan, kenapa aku begitu bo doh memenuhi semua keinginanmu, ketika aku sama sekali gak merasa ce

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 164—MAS

    Devianza menjulang dari sofa, menerjang Petra, hendak menampar sekretaris andalan Davian. Namun, dengan tangkas Ghania menghadang ke tengah.Menahan tangan Devianza yang melayang ke sekitar wajah Petra. Grepp!Ghania meremas pergelangan tangan Devianza dengan ekspresi tenang, terkesan datar. "Berhenti membuat keributan Nona Devianza yang ter-hor-mat!" gertak Ghania menghunus Devianza secara langsung.Cengkeramannya pada pergelangan tangan topmodel itu mengeras, rasa sakit mulai menguar ke partikel kulitnya. "Aargh ...! Lepaskan!" jerit Devianza, meringis kesakitan.Devianza secara kasar menarik tangannya dari genggama Ghania hingga terlepas, dia terhuyung ke belakang—nyaris merubuhkan keseimbangan tubuhnya.Memberengut sambil mengernyit, naik pitam. "Heh! Ka—""Ssstt ...." Ghania segera berdesis seraya menyimpan jari telunjuk di depan bibir, "Sekarang mending Anda katakan, apa tujuan Anda datang ke sini, alasan Anda ingin menemui

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 163—MAS

    Johan memberikan kesan penasaran begitu dalam di hati Vemilla. Pasalnya, sang papa tidak pernah meneleponnya apabila tidak ada hal penting untuk diperbincangkan, terlebih panggilan tadi terputus begitu saja.Vemilla menjadi gelisah. Takut jika orangtuanya mendapat masalah, meski mereka bukan orangtua yang baik, tetapi gadis ini masih mencintai Johan dan Sabrina layaknya orangtua pada umumnya."Tadi ..., Papa sebenarnya kenapa, ya?" cetusnya bertanya-tanya.Bergerak lambat. Kaki diayunkan mengarungi area kamar, tanpa menutup balkon, gadis itu membiarkan angin mengiringi langkah hingga dia terduduk di tepian ranjang, meraih ponsel dan mencoba menghubungi kembali sang papa."Gak biasanya Papa tiba-tiba matikan telepon, padahal baru dua apa tiga menit aku anggurkan," kata Vemilla mengeluh.Jari-jarinya baru saja mengambang ke atas layar ponsel, Davian telah selesai mengenakan stelan kantor seperti biasa, dengan jas coklat menggantung di lenga

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 162—MAS

    Tangan Davian melingkari sekujur tubuh Vemilla, istrinya menciut lebih dalam, ia tenggelam jauh sekali di dada suaminya, perasaan hangat nun bahagia membakar rasa yang selama ini dipaksa redam.Baik Davian ataupun Vemilla, ke-duanya terkurung emosional has rat yang membuat ke-duanya enggan untuk enyah dari satu sama lain, mereka terlelap lagi usai matahari menyelinap masuk dan membangunkan mereka.Hingga ....Drrrt ....Getar ponsel Vemilla kembali membangunkan pasangan yang telah menjalin pernikahan dua tahun lamanya, gadis kecil itu menggeliat dari pelukan suami."Eumh ..., siapa, sih? Aku ngantuk banget," keluhnya bersuara parau.Perlahan tapi malas, Vemilla keluar dari dekapan Davian, menarik selimut untuk menutupi tubuh, tangan memanjang dan berhasil meraih ponsel yang sejak semalam tergolek di sana tanpa aktifitas.Hoam ....Menguap tipis-tipis sampai benih air mata timbul di pelipis, matanya memerah—teras

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status