Share

Pengamatan yang Jeli

“Huuus… Jangan gaduh brader. Gua paling sebel kalo otak polos lu tau-tau muncul kayak barusan,” kesalnya ke arah lain, seolah dia tidak mendengar atau menangkap kesimpulanku tadi.

“Mau pesan apa mas?” sapa ramah satu pelayan pria dengan kemeja putih lengan panjang bercelana hitam.

Jari-jarinya yang halus sudah menggenggam erat pulpen yang ujungnya menekan di atas sebuah kertas nota kecil. Batang tinta itu pun sepertinya sudah siap untuk bergerak secepat kilat jika nanti bibir Brian atau bibirku mengucapkan kata atau kalimat pesanannya.

Wajahnya nampak benar-benar terawat dengan baik. Tidak hanya bulu-bulu kumis dan jenggot tipisnya yang rapi, atau sapuan rambutnya yang benar-benar klimis manis. tetapi juga kulitnya yang begitu terlihat amat remaja. Bola matanya yang hitam mengkilap juga sesekali bermain ke arahku

Andrea Lee

Brian kali ini berhasil lagi memancing otak nakal Lukman untuk merencanakan pencurian syang lain. Berhasilkah mereka?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status