Share

Ultimatum

Kupandang wajah eloknya itu sesaat.

Dia, cantik. Parasnya begitu natural, sederhana, tidak lebih. Namun sungguh. Cantik!

"Maaf, elu salah orang!"

"Tapi kata anak-anak, yang namanya Lukman itu, ya kamu. Anak SMU yang bisa dikenali dari penampilannya dan sahabatnya yang--"

"Berandalan? Begitu kan maksud lu?" potongku cepat setelah biji matanya berpindah mengamati pria-pria di belakang punggung.

Gadis itu langsung mengernyitkan dahinya tanda tidak sependapat.

"Bukan gitu, mak--"

"Udah ah, gua lagi sibuk. Permisi."

Lekas-lekas aku melangkah seraya mengabaikannya. Bahkan saat berpapasan,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status