Share

Liku Kehidupan

Kehamilan itu selalu unik, memiliki kesan tersendiri bagi ibu. Bersyukur Allah selalu diberikan kemudahan dalam masa kehamilanku. Kehamilan merupakan proses yang panjang. 

"Bu, apa adik bayi akan ada di dalam perut ibu berapa lama?" tanya Bang Yahya saat kami sedang bersantai di sore hari. 

"Umumnya kehamilan normal berusia empat puluh minggu atau sekitar sembilan bulan sepuluh hari," jawabku. 

"Lama juga ya bu bawa adik kemana-mana," ucapnya sambil tertawa. 

"Iya, kan masa kehamilan itu memiliki tiga tahap, yaitu zigot, embrio, dan janin." terangku. 

"Apa itu bu?"

"Perkembangan zigot ini dimulai dari pertemuan antara sperma dengan sel telur di saluran tuba yang menyebabkan pembuahan. Setelah pembuahan, maka zigot akan berkembang biak dan membelah diri menjadi embrio. Tahapan embrio ini semua organ tubuh mengalami perkembangan kecuali organ intim, yaitu struktur otak dan syaraf. Tahapan selanjutnya adalah fase janin. Fase ini di tandai dengan perkembangan otak yang biasanya berlangsung dari usia sembilan minggu sampai kelahiran." jelasku panjang lebar. 

"Berarti dari dalam perut itu tidak langsung berupa manusia ya bu?" tanyanya lagi. 

"Tidak bang, dalam Al-qur'an juga sudah dijelaskan kok."

"Ada di surat apa bu?"

"Salah satunya ada dalam surat Al-Mukminun."

Bang Yahya langsung berlari untuk masuk ke dalam rumah. Sekembalinya dari dalam sudah membawa sebuah Al-qur'an beserta terjemahannya. Membukanya, mencari dan membaca dengan penuh penghayatan. 

"Perkembangan janin dalam Al-qur'an dijelaskan dengan lengkap ya bu, Yahya mau baca Q.S. Al-Mukminun ayat 12-14 yang berarti "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian kami jadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah Pencipta Yang Paling Baik." 

"Bu, jadi di dalam perut ibu dulu tidak langsung berupa seperti Yahya ya?" tanyanya. 

"Iya sayang, ada tahapannya seperti yang dijelaskan dalam Al-qur'an."

"MasyaAllah sungguh kuasa Allah Ta'ala sangat luar biasa ya bu, tidak ada satu makhluk yang bisa menyerupai,"

***

Kehamilan kelima ini terasa berbeda dengan kehamilan sebelum-sebelumnya terutama untuk kejiwaanku. Kehamilan ini lebih terasa sensitif. Ucapan ataupun tingkah orang lain yang menurutku berlebihan membuat rasa lelah berlebih. Emosi yang timbul terkadang tidak terkontrol. 

Suatu malam setelah anak-anak tidur, rasa lelah mulai menyerang, tetapi mata tidak ingin terpejam. Aku keluar kamar menuju belakang rumah dan duduk bersandar dinding menghadap kolam ikan. Malam yang cerah di hiasi gemerlap bintang-bintang di langit. 

Belakang rumah memang terdapat tempat yang menyenangkan untuk sekedar menghilangkan lelah. Mas Adam membuat sebuah kolam ikan yang tidak terlalu besar. Kami mengisi dengan ikan mas beraneka warna. Ukuran kolam hanya satu kali dua meter saja dengan sekelilingnya kutanami bunga beraneka jenis. Di sampingnya masih ada lahan kosong yang biasa digunakan tempat bermain anak-anak. Dua buah ayunan di buat dari ban mobil bekas yang di pasang di bawah pohon mangga. 

"Tidak tidur Dik?" tanya Mas Adam yang sudah duduk di sebelahku. 

"Belum mengantuk," jawabku tanpa menoleh padanya dan kembali dengan pikiranku sendiri. 

Hening tanpa suara, dan kami tidak ada yang kembali berbicara. Suara air yang mengalir, gemericik dari liuk ikan, dan dinginnya angin yang berhembus lembut. Terdengar beberapa kali helaan berat darinya yang tidak pula aku hiraukan. 

"Dik, akhir-akhir ini aku merasa ada yang berbeda darimu? Apakah ada masalah yang adik sembunyikan? Ceritalah Dik, biasanyakan setelah cerita akan lebih lega dan aku tidak ikut bingung dengan perubahanmu. Siapa tahu masalah yang adik hadapi akan ada solusinya" ucapnya kemudian. 

"Entahlah Mas, aku sendiri tidak mengerti dengan sebab yang sering membuatku marah berlebihan," ungkapku kemudian.

"'Rasanya selalu saja apa yang aku atau kalian lakukan selalu salah." tambahku. 

Kami kembali saling diam dengan pikiran masing-masing. 

"Mas, apa memiliki anak banyak itu salah? Jarak anak kita bukannya tidak terlalu dekat? Sebenarnya apa yang harus aku lakukan?" ucapku kemudian. 

"Kenapa banyak yang menggunjing tentang kehamilanku ini? Apa dosa saat aku hamil lagi? Bahkan aku sendiri sudah berusaha untuk menjaga jarak kehamilan, tetapi bila Allah sudah berkehendak aku bisa apa?"

"Rasanya seperti hamil ini karena kesalahanku yang tidak bisa menjaga diri. Seolah memiliki banyak anak adalah aib."

Mas Adam hanya mendengarkan tanpa menyela setiap kata yang aku katakan. Perasaan sedih yang sangat besar membuatku lebih banyak berpikir negatif. Hal tersebut membuat perasaan lelah yang semakin bertambah. Pelupuk mata mulai semakin berembun dan tidak terasa butiran-butiran bening melewatinya tanpa henti. 

Malam ini semua rasa yang meluluhlantakkan pikiranku akhirnya terucap juga. Perasaan lelah yang mendominasi hari-hari terakhir ini kutumpahkan juga. 

Perasaanku kali ini mulai menghangat setelah menumpahkan seluruh permasalahan yang memenuhi otak selama beberapa waktu ini. Usia kandungan yang mulai menginjak trimester kedua membuat badan lebih enak. Rasa mual yang sudah tidak lagi kurasakan membuat nafsu makan kembali bahkan lebih banyak dari biasanya. 

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status