Share

Klinik

Hari ini jadwal untuk memeriksakan kandungan. Pagi-pagi sudah kupersiapkan semuanya lebih awal seperti memasak, mencuci, dan beres-beres rumah. Setiap jadwal periksa Mas Adam akan selalu mengantar dan menunggu sampai selesai. 

Anak-anak sangat bersemangat setiap membicarakan tentang calon adiknya. Mereka selalu membantu setiap pekerjaan rumah, sehingga tidak membuat badan terlalu lelah. Empat malaikat kecil yang ringan tangan dan sangat menghibur. 

"Bu, nanti adik bayi akan dilihat ya? Koyya boleh ikut Bu?" ucap Rukoyyah dengan mengusap-usap perut yang sudah mulai terlihat membesar dengan lembut. 

"Hari ini kan, mbak Koyya sekolah. Jadi harus berangkat dengan rajin dan bersemangat dong. Besok saat libur, ibu janji mbak Koyya boleh ikut kok." ucapku membelai lembut rambut panjangnya. 

"Tapi Koyya ingin ikut sekarang Bu, mau ikut lihat adik. Masa yang ikut Isa dan Aisyah terus." merajuk sambil memonyongkan mulutnya sehingga sangat menggemaskan.

"Adikku sayang... Mbak Koyya sudah tidak sabar lihat kamu yang lucu," tambahnya sambil berbicara mendekatkan diri ke perutku. 

"Bu, adik sudah bisa apa?" tanyanya lagi.

"Adik sudah bisa mendengar dan putar-putar di dalam." jawabku. 

"Bu, sekarang ibu sudah tidak pusing dan muntah lagi ya?"

"Iya Nak, Alhamdulillah sudah lebih enak sekarang."

"Apa semua ibu hamil juga muntah seperti ibu?Lalu berapa lama lagi adik lahir Bu?"

"Tidak semua ibu hamil merasakan mual dan muntah atau biasa disebut morning sickness. Adik akan lahir bila usia kandungan ibu sudah mencapai sekitar empat puluh minggu sayang."

"Morning sickness itu apa Bu?"

"Kondisi dimana ibu hamil merasa mual dan muntah yang biasanya terjadi di pagi hari. Nah, sekarang mbak siap-siap untuk berangkat sekolah dulu ya. Doakan ibu dan adik sehat selalu."

"Iya bu, adik baik-baik ya di dalam jangan nakal bikin ibu pusing dan mual lagi." ucapnya sungguh menggemaskan. 

Kupeluk dan kucium Rukoyyah sebelum beranjak pergi. Sungguh cerdas anak-anakku ini. Mereka sangat memperhatikan perkembangan ibunya. Setiap pulang dari klinik pasti ada banyak pertanyaan yang akan mereka lontarkan. Antusias memiliki adik sangat besar, sehingga kebahagiaan selalu terpancar saat diceritakan hasil pemeriksaan janin yang kukandung. 

Meskipun mereka belum paham betul dengan yang aku katakan, tetapi rasa penasaran yang mereka rasakan dapat terobati dengan mengatakan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. 

Yahya dan Rukoyyah sudah berangkat ke sekolah dengan naik sepeda bersama kawan-kawannya. Mas Adam mengantar Aisyah ke sekolah serta menitipkan pada pihak sekolah bila nantinya kami terlambat menjemput. Isa akan ikut kami ke klinik. 

Sesampainya di klinik kami langsung menuju ke bagian pendaftaran. Hari ini klinik terlihat ramai pengunjung. Antrian yang cukup panjang harus kami lewati. Meskipun lama, tetapi Isa bukanlah anak yang rewel. Dia menikmati puding susu yang kubawakan tadi. 

Akhirnya namaku dipanggil untuk memasuki ruang periksa. Isa yang mengetahuinya langsung antusias untuk mengikuti dengan langkah kecilnya. Wajah tembebnya selalu terlihat menggemaskan dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya. 

"apa kabar ganteng?" sapa dokter Hindun setelah kami memasuki ruangan. 

"Baik doktel?" jawab Isa yang masih cadel. 

"Alhamdulillah, sudah makan belum?"

"Udah dong." 

"MasyaAllah pinter yang si ganteng, pasti adiknya nanti juga pinter dan sehat seperti abangnya ya."

Senyum Isa terkembang menampakkan kedua lesung pipinya. 

"Bagaimana kabar ibu dan adik? Ada keluhan apa Bu?" tanya dokter Hindun. 

"Alhamdulillah baik dok, tetapi saya masih sering pusing."

"baik kita periksa dulu ya Bu, silahkan berbaring dulu. Kita ukur tekanan darahnya dulu ya."

"Iya dok."

"Masih mual dan muntah tidak bu?"

"Sudah tidak dok,"

"Baik, sekarang kita periksa dulu ya," 

Aku menuju ke sebuah kasur yang disediakan untuk diperiksa. Menaiki tangga kecil yang terletak di dekatnya. Perlahan untuk merebahkan tubuh. 

"Bagus ya bu ini tensinya 110/70." ucapnya kemudian beralih untuk melakukan USG dengan mengoleskan cairan ke atas perut. 

"Nah, kita lihat perkembangan adik ya Bu,"

"Bagaimana kondisinya dok?"

"Janinnya sehat ya Bu, ini terlihat dari gerakannya. Ini kepala, punggung, kaki dan seluruh bagian tubuhnya sudah terbentuk insyaAllah. Ketuban juga cukup ya Bu."

"Berapa beratnya dok?"

"Ini sudah 600gram ya Bu, sudah baik. Ada yang ingin ditanyakan lagi?"

"Tidak dok," ucapku kemudian. 

"Baik sekarang kita kembali ke tempat duduk ya Bu,"

Aku pun turun dan kembali duduk untuk konsultasi lebih lanjut. Dokter Hindun kemudian mencatat hasil pemeriksaan tadi dan melihat hasil tes kemarin. 

"Hasil tes kemarin baik ya Bu, tes HIV AIDS negatif, Hb juga bagus, dan gigi juga baik."

"Apa besok juga ada tes (Ante Natal Care) ANC terpadu lagi dok?" tanyaku. 

"Iya bu, tetapi tahapan tiap trimester berbeda. Untuk ANC terpadu pada trimester pertama ini lebih komplit. Mencakup pengecekan pemeriksaan laboratorium, dokter umum, dokter gigi, dan konseling gizi seperti yang sudah ibu lakukan kemarin. Nah, untuk trimester kedua nanti dilakukan pemeriksaan protein urine dan Hb. Sedangkan trimester ketiga nanti cukup untuk pengecekan Hb saja." terangnya panjang lebar. 

"Dulu sepertinya tidak perlu ANC terpadu ya dok?"

"Dulu sebenarnya juga sudah dilakukan Bu, hanya saja berbeda nama dan kalau sekarang lebih komplit untuk menjaga kesehatan ibu dan janin." terangnya. 

"Hasil ANC terpadu ini diharapkan agar ibu lebih menjaga diri baik untuk kesehatan baik gigi, gizi, dan lainnya karena semua ini saling berkaitan."

"Baik dok, terima kasih atas penjelasannya."

"Iya ibu, ini saya resepkan vitamin, penambah darah, dan kalsium ya. Nanti bisa diambil di apotik. Semoga ibu dan janin sehat selalu."

"Aamiin. Terima kasih banyak dok," ucapku dan melangkah keluar ruangan. 

Kususuri koridor menuju ke apotik untuk mengambil vitamin. Setelah selesai maka segera kumelangkah ke taman kecil di klinik yang disediakan untuk tempat bermain anak-anak. Kulihat Isa dan Mas Adam sedang menikmati es krim sambil duduk di kursi yang disediakan. 

"Maaf lama ya menunggunya?" ucapku ssmbil duduk di sebelah Isa yang masih asyik menikmati es krimnya. 

"Bagaimana hasilnya tadi Bu? Kami tadi keluar karena Isa mulai bosan,"

"Alhamdulillah kondisi janin baik." jawabku. "Tadi main apa saja Dik Isa?" tanyaku lagi.

"Tadi Isa main ayunan," ucapnya yang menggelayut duduk di pangkuanku. 

Aku mengelap mulutnya dengan tisue dan menciumnya lembut seraya menaruhnya di pangkuan. Kami pun pulang lalu menjemput Aisyah terlebih dahulu karena sudah menjelang siang. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status