Share

Menjadi Beban

“Yes, Mom.”

Kelopak mata Pras kembali terpejam, setelah menggeser icon hijau pada ponselnya untuk menerima panggilan dari Aida. Menjawab pendek seperlunya atas semua pertanyaan klasik, yang biasa ditanyakan oleh seorang ibu kepada anaknya. Rasa kantuk yang masih mendera, membuatnya enggan untuk membuka mata.

“Oia Pras, kamu gak usah balik Jakarta dulu. Mami besok pagi mau ke Singapur, jadi nanti kamu pulangnya sama Mami. Temani Mami shoping dulu di sana.”

“Mau ke sini? sama siapa? keperluan papi gimana? sudah dapat sekretaris?” Pras membuka sedikit celah diantara kelopak matanya, menyesuaikan pendaran mentari yang memasuki kamar penthousenya.

“Sudah! hari ini mulai kerja. Ada Bira juga kan yang nemenin papi. Jadi bisalah ditinggal,” terang Aida. “Lagian Sinar juga sudah kenal lama sama papimu, pengalamannya juga gak sedikit. Amanlah pokoknya.”

Nyawa Pras yang belum terkumpul sempu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Bundy Mutia
bgus sih tegas arogan.... tpi murahn suka buang air kencing,isss jijik
goodnovel comment avatar
Kenzien Yodha
bener² arogan
goodnovel comment avatar
Zidan
Gue demen laki yg gayanya kaya Pras,... Tegas.!!! tapi maaf gue amat sangat benci laki yg seenaknya tidur dg perempuan tanpa ikatan. Menjijikkan.!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status