Share

17. Rasa Yang Tak Biasa

Aku masih menggigit kesal kaos renang Milik Pak Andro. Aksiku terhenti karena suara tawa seseorang.

"Hahaha. Ngamuk kamu?"

"Sumpah, temen Bapak nyebelin banget."

"Bikin kamu pengen gigit ya?"

"Ho'oh."

"Udah daripada kamu marah-marah jadi gak lihat perut sobek punyaku?"

"Boleh-boleh. Lihatin dong, Pak?"

"Siap. Aku tunjukin ya? Satu dua ti—!"

Plak!

"Aduh!" Pak Egar mengaduh karena kepalanya dikeplak sama seseorang. Dan tanpa aba-aba, mukaku diraup lagi secara kasar sama Pak Andro.

"Bismillahirahmanirrahim. Allohu laa ilaaha illaa Huwal Hayyul Qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa nauum, la Huu maa fis samawaati wa maa fil ardh, mann dzalladzii yasyfa’u ‘inda Huu, illa bi idznih, ya’lamu maa bayna aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiituuna bisyayim min ‘ilmi Hii illaa bi maa syaa’, wa si’a kursiyyuus samaawaati walardh, wa laa yauudlu Huu hifdzuhumaa, wa Huwal ‘aliyyul ‘adziiim"

Pak Andro membacakan ayat kursi dan terakhir dia meniup ubun-ubunku sebanyak tiga kali.

"Astaghfirullah, P
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status