Share

Part 2 Hujan

Author: Asnafa
last update Last Updated: 2021-09-05 07:32:17

Tak...tak....

Tanpa sadar, langkah Ira bergerak tak tentu arah mengiringi hingar bingar jalanan kota, langkahnya tiba-tiba terhenti di jalanan ramai di sertai Kilauan lampu yang tak terhitung jumlahnya. Bola mata Ira tak lelah menelaah setiap lalu lalang manusia yang melintas, tak tergambar satupun raut wajah sedih seperti dirinya saat ini, mereka tampak bahagia dengan pasangan di sampingnya.

"Semua orang tak mengerti perasaanku, gak ada yang peduli padaku! " dalam batin kecewa, mengepalkan tangan dengan kuat.

Ira menatap langit. Hari semakin gelap, awan hitam memenuhi langit dengan cepat. Lalu lalang manusia perlahan berkurang berlarian tak tentu arah, hanya terlihat beberapa orang saja dengan payung di atas mereka.

Tik...tik....

Setetes air jatuh tepat dalam genggamannya. Dia kembali menatap langit, dengan memicingkan mata. Tak berselang lama, hujan turun dengan deras. Hingga membasahi sekujur tubuh mungil gadis itu di tengah keramaian kota.

"Mengapa harus orang tuaku yang kau ambil! Aku tak kuat lagi menerima semua ini!" batinnya, sembari merasakan setiap tetes air yang menimpa tubuh.

Tangisnya terhapus oleh derasnya air, langit seakan tahu apa yang dia rasakan sekarang. menangis bersama, larut dalam kesedihan.

***

DI RUMAH DUKA....

"Va, kejar kakakmu," perintah pak Ustaz.

"Akan aku cari nanti," jawab Alva d Ngan wajah lesu.

Alva melangkahkan kakinya, keluar mencari Sang Kakak dengan perasaan campur aduk, sebagai seorang adik laki-laki, tanggung jawab besar dengan paksa harus dia pikul sendiri, di usianya yang terbilang sangat muda, hal itu tentu sangat berat Alva jalani, solusi dari semua situasi ini, tak ada yang bisa dia mengerti, keputusan apapun yang akan menjadi kepustusan akhir itulah yang hanya bisa Alva lakukan.

Satu persatu pelayat mulai pergi, menyisakan beberapa orang saja yang duduk melingkar di sini.

"Baiklah, saya akan langsung pada intinya," ucap Pak Ustaz.

"Siapa yang akan menjaga Heira dan Alva?" tanya Pak Ustaz mempersilahkan.

"Biarkan saya yang menjaga mereka," ucap Bu Ratna.

"Kalau begitu Bu Ratna yang akan mengurus Alva dan Heira."

"Tunggu! Saya juga bisa merawat mereka, rumah saya kan berdampingan dengan rumah ini, setidaknya akan lebih mudah bagi saya untuk memperhatikan mereka," ucap Bu Nina.

"Kalau begitu ada dua orang yang akan mengurus mereka."

"Tunggu! Saya juga sanggup menjaga mereka," ucap Bu Rani.

Pak Ustadz saling bertatapan dengan setiap orang yang Baru saja mengeluarkan pendapatnya, bingung akan keputusan yang akan di ambil.

"Begini saja, biarkan Ira dan Alva saja yang memilih, kita tunggu keputusan mereka," ucap Pak Amar.

Beberapa saat mereka terdiam kemudian beberapa orang mengangguk tanda setuju.

"Kalau begitu, sudah jelas, setelah kondisi mereka mulai membaik, kita tanyakan langsung kepada mereka." Pak Ustaz memberikan kesimpulan.

***

DI PEMAKAMAN UMUM....

Dalam keadaan basah kuyup, Heira melangkahkan kakinya melalui jalanan sepi menuju s buah tempat. Langkah d mi langkah tak bisa dia kendalikan, berjalan begitu saja mengikuti kata hati.

Sesampainya di sebuah tempat di pinggiran kota, kaki Ira berusaha mendekati gundukan tanah yang terlihat merah, bola mata Ira tak lepas dari bunga warna-warni di atasnya .

Seketika Ira terduduk di hadapan makam orang tua yang sangat dia cintai, dilihatnya padung bertuliskan Maryam Nurhayati binti Udin dan di sampingnya Saepulloh bin abduh, keduanya dia usap pelan seraya mengelus nama yang sangat dia rindukan kala itu, dia tertelungkup di atasnya sambari mencurahkan segala sakit yang di deritanya.

"Ayah, Ibu, lihat aku di sini. Maaf aku tak mengantar sampai ke sini, tapi aku datang juga kan? Aku anak yang baik kan? Lihatlah sekarang, aku sengaja datang ke sini, Ira anak ayah dan ibu sekarang sudah berubah lebih baik, jadi jangan tinggalkan aku, aku berjanji akan membahagiakan kalian, aku janji... aku janji...." 

Ira tertelungkup dengan isakan tangis tak terkendali, lelah akan tangis yang tak henti-hentinya, hingga tubuh kecil gadis itu tak bisa menerima segala rasa sakit lagi, pada akhirnya dia tertidur  dengan lukisan senyum yang tergambar jelas di wajahnya.

Tak berselang lama datanglah seseorang dantang menghampiri, menatap gadis kecil yang tengah tertidur pulas tak wajar, dia merapikan sedikit rambut Ira dengan lembut, menemaninya sebentar hingga dia terbangun.

***

DI RUMAH...

Ira membuka matanya dengan pelan, sinar mentari pagi begitu mengganggu tidur yang terasa singkat ini. Dia menaikkan tubuhnya hingga dalam posisi duduk di atas ranjang.

"Kakak sudah bangun?"

Ira tak menjawab, hanya memasang wajah datarnya sembari menatap sekilas.

"Aku akan mengambil makanan dulu, tunggu sebentar." Alva berlari ke luar untuk mengambil makanan. Tak berselang lama, Alva kembali dengan nampan yang berisi semangkuk bubur dan air putih, berjalan menghampiri Sang Kakak dengan penuh ke hati-hatian.

"Kak, makan ini." Alva menodongkan semangkuk bubur yang dia bawa dengan sepenuh hati.

Ira memalingkan pandangannya, tentu saja tindakannya itu membuat Alva menaruh kembali mangkuk di pangkuannya.

"Kak makan," paksa Alva.

Dia menodongkan sesendok bubur di hadapan Sang Kakak. Namun Ira masih tidak membuka mulutnya, tatapannya kosong, seperti orang yang tak memiliki semangat hidup.

Setelah beberapa kali percobaan, Alva  tak mendapat balasan apapun dari Sang Kakak, dia meletakan semangkuk bubur di atas meja seraya beranjak dari duduknya.

"Jika kakak lapar, makanlah, aku akan berada di luar," ucap Alva halus. Dia pergi meninggalkan Ira, membiarkannya sendirian untuk beberapa saat.

"Huh,"

Alva menyandarkan tubuhnya di balik pintu dengan mata terpejam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My First Love is Paman (TAMAT)   season 2 part 27 side story

    Dalam malam yang sunyi Raymond duduk di meja kerja, dia membuka lembaran kertas lalu menulis pelan dengan tinta hitam. Tak akan ada orang yang tahu bagaimana perasannya, tak akan ada yang tahu bagaimana sulitnya membunuh rasa cinta, melalui tulisan ringan ini dia ungkapkan segala beban dalam hati yang tak mungkin bisa tercurahkan, kalimat demi kalimat yang indah hanya untuk seseorang yang tak akan mungkin bisa dia gapai.Untukmu malaikat kecilMenurutmu bagaimana cinta ituApakah menyenangkan atau tidak?Selama bertahun-tahun mulutku selalu ingin mengungkapkannya.Fiolyn atau Ayya, aku harus memanggilmu bagaimana?Tingkahmu yang tak jelas, bertindak bodoh dan berusaha kuat, aku tak menginginkan kau melakukan itu semua.Jika aku harus menuruti egoku aku ingin kau hidup sepeti wanita pada umumnya.Normal dan bahagia.Namun aku tahu semua penderitaanmu memang berasal dariku, jika kau ingin marah maka marahlah, aku selalu menunggu kau melakukan itu, agar aku bisa mengurangi sedikit bebanm

  • My First Love is Paman (TAMAT)   season 2 part 26 side story

    Ira wanita itu diam di ujung ranjang sambil meremas jari-jemarinya, rasa gugup sedang melandanya saat ini. Walaupun ini bukan yang pertama kali, akan tetapi jika malam ini di habiskan penuh hasrat seperti waktu itu, mereka benar-benar akan melakukannya dengan kesadaran penuh.Ira sebenarnya tidak tahu apa yang akan terjadi dimalam ini, pernikahan yang diawali dengan kesepakatan dan bukan cinta akankah memiliki alur yang sama?“Atau pura-pura tidur saja ya,” gumam Ira sambil menoleh menatap bantal.Perlahan dia mengambil selimut lalu merangkak menaiki ranjang, namun ketika Ira sedang merangkak tiba-tiba derap kaki terdengar mendekat dari balik pintu. Segera dia membenarkan posisi secepat mungkin, berbaring membelakangi menutup dirinya penuh dengan selimut.Cklek…Pintu terbuka, Pria yang sudah menjalin ikatan resmi dengan Ira itu memasuki ruangan kemudian mengunci pintu.Tak-tak…Suara itu semakin terdengar jelas, Ira berusaha tidak gugup dengan diam tak bergerak seperti tertidur pulas

  • My First Love is Paman (TAMAT)   season 2 part 25 pernikahan (end)

    Keesokan hari, Ira tengah duduk mematung. Sejak pagi dia telah diseret untuk melakukan persiapan pernikahan, tubuhnya terasa telah diobrak abrik oleh satu penata rias dan dua penata busana. Ira sekaan boneka yang bisa dimainkan sesuka hati mereka.Dengan wajah tak berekspresi sedikitpun, Ira malah harus menyaksikan kejutan lain lagi. Alfa adik satu-satunya itu datang menghampiri dengan setelan jas hitam datang bersama wanita yang terkenal dengan tingkah gilanya. Lisya, wanita itu membawa Alfa untuk menemui Ira."Kakak selamat atas pernikahannya," Alfa memberi selamat dengan malu-malu, ada rasa bersalah yang mendalam kala melihat sang kakak memakai kebaya untuk akad.Ira hanya bisa menatap nanar sang adik. Ingin rasanya dia terkejut namun semua kejutan itu datang terlalu cepat hingga Ira hanya bisa melamun tak percaya."Hai, Ibu mertua, aku membawa hadiah yang cocok kan untuk pernikahanmu," ucap Lisya dari belakang Alfa."Aku akan pergi, jelaskanlah pada kakakmu agar tak ada kesalahpah

  • My First Love is Paman (TAMAT)   season 2 part 24 rencana tak masuk akal

    Tak ada pengharapan yang lebih besar daripada ini. Ira memohon sekuat mungkin, berharap ada malaikat yang datang dalam situasi mencekam ini. CkckckckHendel toilet seperti dipaksa terbuka, bergerak tak tentu dengan bunyi besinya."BUKA!" Teriak dari luar sembari memukul-mukul pintu. Ira tak bisa bertahan lagi, kesadarannya hampir hilang seiring ketakutan menjalar. Nafasnya terengah kala desakan demi desakan terdengar dari luar."Hggg..." Nafas semakin sulit keluar, semakin sesak dan sesak.Di situasi menegangkan yang terjadi, suara dobrakan dari pintu kamar samar terdengar."Ra! Kamu di dalam?" Terdengar seperti itu samar-samar.Ira perlahan membuka matanya, ingin dia berteriak, ada dia di dalam sana, namun jangankan untuk berbicara, bernafas saja sudah teramat sulit. Kesadaran terasa hampir hilang, Ira memeluk dirinya di sudut, memasrahkan semua keadaan pada Tuhan....Di ranjang rumah sakit, Ira terbaring dengan kondisi buruk. Peristiwa percobaan pelecehan yang di rencanakan Bram d

  • My First Love is Paman (TAMAT)   season 2 part 23 pria misterius

    Pembicaraan singkat telah selesai begitu saja meninggalkan rasa canggung di antara Ira dan juga Lingga. Sepanjang perjalanan, mata wanita cantik itu terus tertuju pada jendela. Seolah-olah ada pikiran yang membebani dirinya. Perjalanan terasa singkat hingga tak terasa Ira dan Zed telah tiba di hotel. Hari ini berjalan melelahkan, bukan tentang bagaimana Zed bahagia, namun tentang dirinya sendiri yang tak bisa melupakan masa lalu. Lingga, pria itu memanglah baik, kesalahpahaman dimasa lalu yang telah dijelaskan rinci dan pengorbanan saat ini telah menggoyahkan tekad Ira.Sambil melihat Zed disampingnya, Ira tersenyum."Sekarang bagaimana? Aku semakin takut untuk bertemu dengannya," batin Ira sembari melihat Zed. Wajah manis dan menggemaskan itu sangat mirip dengan Lingga. "Aku harus mulai menjauhinya."...Esok menjemput, Zed tampak lebih semangat memulai hari, dengan setelan kaos dan celana selutut, Zed telah siap bertemu sang ayah."Mama! Ayo kita berangkat!" Panggil Zed sembari m

  • My First Love is Paman (TAMAT)   season 2 part 22 tentang hubungan ini

    Ira tersenyum dan mengambil bola dari tangan Zed. "Baiklah," ujarnya sambil melempar bola ke Zed. Zed tertawa dan menerima bola itu, kemudian melempar kembali ke Ira.Namun, Ira tidak pernah melempar bola ke arah Lingga. Meski Lingga mencoba untuk bergabung dalam permainan, Ira selalu melempar bola ke arah Zed atau menghindari Lingga dengan lemparan yang lebih jauh. Lingga cukup memahami sikap tersebut dan tidak memaksakan diri untuk ikut bermain.Setelah bermain sejenak, Ira mengajak Zed untuk pulang. Wanita itu merasa lega dan bersyukur bahwa dia masih bisa merasa dekat dengan Zed, dan bahwa Zed masih membutuhkan kehadirannya sebagai ibu. Meski masih ada kekhawatiran, Ira tahu bahwa dia akan selalu berusaha untuk menjadi ibu yang terbaik bagi Zed....Di hotel HL&B Zed telah tertidur di pangkuan Ira. Disaat itu Arkana memberi saran."Nak, bagaimana kalau kamu menginap saja disini, Zed sudah kelelahan." Ira melihat wajah putranya yang nyenyak dalam pangkuan. Ya Zed pasti kelelahan,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status