Share

Bab 30 - Home?

Keesokan paginya.

Hari ini cuaca sedikit mendung dan rintihan air hujan memberikan kesan tersendiri, waktu yang tepat untuk menikmati secangkir susu coklat hangat an berbagi cerita dalam hangatnya di balik selimut.

Liera membuka matanya saat suara hujan mengetuk-ngetuk jendela nya, belum lagi suhu yang terasa lebih dingin, padahal Liera sudah memakai selimut tebal dan?

Liera membuka selimut, dia membuang nafas lega karena dia masih memakai pakaian, tapi? Liera melihat untuk kedua kalinya, dia memakai piyama? Bukankah seingat dirinya Liera masih mengenakan gaun?

Dia mencoba mengingat apa yang terjadi, tapi itu malah membuat kepalanya sakit dan berakhir dengan dirinya yang sedikit mual, Liera tidak ingat apapun setelah minum yang diberikan Vins jadi malam.

Liera menatap ke segala arah, mencari seseorang itu, dimana Julian? Apakah tadi malam dia tidur sendiri? Atau seperti hari itu Julian harus pergi tiba-tiba untuk perjalanan bisnisnya.

Saat akan turun dari ranjang, pintu terbuka dan memperlihatkan sosok pria yang baru saja dia pikirkan, itu secara kebetulan Julian langsung muncul, Liera memutuskan untuk tidak kembali melangkah, area sedikit malu menatap Julian sekarang seperti telah terjadi suatu jadi malam.

“kamu baik-baik saja?” tanya Julian, dia melangkah mendekati Liera sambil membawa dua gelas diatas nampan, pria itu seperti baru saja selesai mandi, terlihat jelas dari rambutnya yang masih basah.

“aku? Aku sedikit merasa pusing, dan juga merasa lemas.” ucap Liera, dia memang merasa lemas sedikit dan mungkin efek karena tadi malam Liera terlalu memaksakan diri.

“minumlah ini.”

Liera menerima gelas itu, minum susu hangat yang Julian buatkan, cukup membantu menghilangkan rasa mual tapi kenapa Julian sedikit terlihat bingung, dia memperhatikan setiap gerak-geriknya. “boleh aku bertanya?”

Julian menatap kearah Liera, dia sudah mempersiapkan apapun yang akan Liera pertanyakan setelah gadis itu bangun, Julian juga sudah membuat sebuah kesepakatan baru, yang mungkin sedikit membuatnya tidak terlalu menghancurkan Liera. 

“tanyakan saja, kalau aku bisa. aku akan menjawabnya.”

“tadi—malam apa kamu yang mengganti pakaianku? sebenarnya apa yang terjadi?” Liera bertanya sedikit ragu, ini penting untuknya ketahui karena bisa saja baik Liera atau Julian bisa terbawa oleh emosi lain. Apalagi Liera tidak mengingat apapun.

“apakah aku boleh bertanya lebih dahulu sebelum menjawab pertanyaanmu?”

Liera mengangguk, dia meletakkan gelas itu dan mencoba menjadi pendengar yang baik.

“siapa pria itu?” Julian cukup penasaran dengan sosok pria yang mendatangi Liera dan memberikan minuman pada gadis itu, dan yang lebih membuatnya curiga adalah setelah meminum itu Liera seakan berada dibawah pengaruh obat seperti membangkitkan gairah, dan yang semakin menimbulkan pertanyaan besar apa tujuan pria itu melakukan itu.

Apakah dia suruhan ayahnya? Tapi seperti Liera mengenalnya. Dan ayahnya tidak terlalu dekat dengan pria itu.

“aku pernah bertemu dengannya beberapa kali, dan yang aku tahu dia adalah mahasiswa di Universitas London, Namanya Vins.”

‘Vins?’ Julian seperti pernah mendengar marga itu, sepertinya terdengar begitu familiar dan Julian seperti mengenal marga itu.

“selain meminum itu, apalagi yang kamu makan di acara tadi malam?”

“aku memakan ice cream yang diberikan pelayan.” jawab Liera, dia ingat apa yang tadi malam dia makan dan minum tapi setelah Julian menyeretnya pergi, setelah itu ingatannya hilang.

Julian mencoba memikirkan mana yang memberikan Liera obat itu? Apakah pria itu, atau ayahnya sendiri? Julian ingat betapa ayahnya sangat ingin Liera segera hamil, tapi dengan cara itu bukankah malah membuat Liera tidak sehat? Dalam arti lain itu berarti Liera tidak sadar melakukannya dan Julian sendiri ingin melakukan karena dirinya ingin dan Liera bersedia.

“Kamu belum menjawab pertanyaanku?”

Julian menatap kearah Liera, memasang senyuman bingung “sebenarnya—tadi malam kamu muntah dan demam karena tidak cocok dengan minuman itu.”

“benarkah? Apakah itu berhubungan?”

Julian mencoba terlihat biasa, dia seharusnya lebih menyadari itu sebelumnya, “tentu, kamu memakai gaun yang sedikit terbuka lalu di ruang terbuka memakan ice cream padahal kamu tahu, kalau kamu belum makan malam dan sekarang lihat? Wajahmu saja terlihat pucat.”

“benarkah?” Liera segera menghadap ke arah kaca, Ya. Wajah terlihat pucat dan belum lagi ada sedikit tanda kemerahan di area lehernya, sejak kapan ada disana?

“kenapa banyak tanda kemerahan disini” Liera kembali menatap kearah Julian, sambil menunjuk area lehernya yang terdapat ulah Julian tadi malam.

Shit!

“I—itu—” Julian merasa sedikit brengsek disini, dia tadi malam memang meninggalkan tanda di sana tapi dia tidak sadar sampai meninggalkan lebih banyak disana. “kamu ingin sarapan dengan apa?”

Julian sebisa mungkin menghindari tatapan langsung dengan Liera, dia menjauh dari ranjang Liera.

“roti bakar dengan selai coklat”

“tunggu, aku akan membuatkannya.”

Liera menatap punggung Julian yang sudah meninggalkan kamarnya, dia masih menatap ke arah cermin dan melihat tanda itu, dia sedikit menurunkan piyama dan ada beberapa tanda juga disana. “ini sangat aneh.”

Sambil menunggu Julian kembali, Liera mengambil ponselnya dan sedikit penasaran dengan apa yang terjadi sampai ada banyak sekali tanda, dia mencari di ponselnya dan yang hal mengejutkan terjadi, banyak sekali penjelasan yang menjelaskan jika tanda itu terjadi saat sedang ‘bercinta’.

Potongan-potongan mulai saling terhubung, Liera mengingat sedikit demi sedikit yang terjadi tadi malam, belum lagi fakta bahwa Julian sudah berbohong padanya, bagaimana dia bisa menyembunyikan hal itu.

Liera menjadi salah paham untuk hal ini.

Dia menatap ke arah bawah ranjang dimana gaunnya yang berada di sana, lalu jas Julian. Mungkinkah tadi malam benar-benar terjadi?

‘bukankah Julian sudah berjanji akan melakukannya nanti? Bagaimana jika nanti aku hamil?’

Liera yang larut dalam pikirannya dan merasa telah dibohongi, ketika Julian masuk kedalam sambil membawa apa keinginannya, membuat hati dan pikirannya tidak sependapat.

“ini, aku tidak tahu apakah ini sesuai dengan seleramu atau tidak, tapi biasanya aku membuatnya tidak sampai kering” ucap Julian, dia memang tidak tahu apa yang Liera suka tapi selagi Liera meminta sebisa mungkin dirinya memenuhinya.

“terimakasih.” Liera menerima itu, dia bahkan tidak ingin menatap kearah Julian sekalipun pria itu tampak menunggunya, segalanya menjadi runtuh nanya dalam satu pandangan Liera, dia dengan egois memutuskan secara sepihak.

“hari ini ingin pergi kemana?” Julian memang sudah menyiapkan beberapa tempat yang mungkin saja gadis itu ingin kunjungi, sebelum besok mereka kembali beraktivitas lagi. Akan sangat menyenangkan menghabiskan waktu luang pergi kesuatu tempat.

“tidak perlu, hari ini aku tidak ingin pergi kemanapun.” ucap Liera, dia ingin sekali menyuruh Julian meninggalkan dirinya sendiri, dia perlu waktu untuk meyakini semua ini.

“kamu yakin? Aku sudah men—,”

“aku lelah dan aku ingin beristirahat, bisakah meninggalkanku sendiri?” Liera memotong ucapan Julian, dia bahkan menahan air matanya sebelum benar-benar jatuh.

“baiklah, jika membutuhkan sesuatu katakan saja, aku berada di ruang kerjaku.” ucap Julian, dia melangkah menjauh dari Liera, perubahan yang terjadi begitu cepat membuat Julian tidak memahami apa yang Liera rasakan, apakah dia salah bicara?

Pintu kamar tertutup setelah Julian pergi.

Liera tidak ada niat untuk menyentuh makanan itu, dia meletakkan itu di meja belajarnya dan mematikan lampu, membuat seisi ruangan gelap ditambah hujan yang sedikit deras.

“kenapa?” Liera menangis tanpa suara, sangat sakit dia menahan segalanya, dia pikir dia bisa percaya pada Julian, tapi apakah yang dikatakan ibu itu benar? Bahwa ucapan dan janji seorang laki-laki tidak bisa dipercaya.

“kamu bahkan berbohong padaku!”

Di ruang tamu.

“apa kau melakukan itu?”

Julian menghubungi sang ayah saat sampai di ruang tamu, dia perasa yakin jika sang ayah yang terlibat dalam hal ini. Tidak mungkin ayahnya tiba-tiba datang ke Villa mereka bahkan tanpa ada Julian disana.

Tuan Grew : “dimana sopan santunmu? Bagaimanapun aku ayahmu! Aku tidak tahu apa yang kau maksud!”

“ayah yang yang menaruh obat pada makan Liera bukan!?”

“untuk apa aku melakukan itu! Kau yang seharusnya bertanya padanya bukan ayahmu!”

Tuan Grew menutup panggilan itu, jika Julian sempat untuk mengambil gelas itu mungkin dia masih punya bukti siapa yang melakukan itu, tapi sulit karena mungkin saja gelas itu sudah diambil oleh oknum lain.

Belum lagi Liera yang tiba-tiba menjauh dari dirinya, seakan Julian telah melakukan sesuatu yang menyakitkan hatinya dan Liera bahkan tidak ingin melihatnya, apalagi berada didekatnya.

“Yuri, bisakah kau menjadi tahu informasi tentang pria bernama Vins cassano.” pilihan terakhir Julian adalah mencari tahu pria yang Liera sebutkan tadi, karena dia mungkin tersangka lainnya.

“dan satu lagi aku butuh biodata Crop Vins dan keluarganya, aku mau besok pagi sudah ada di meja kantorku.”

Mungkin sekarang Julian lebih harus mengawasi Liera, mungkin saja ada pihak yang ingin menghancurkan dirinya melalui Liera atau mungkin ingin mengungkapkan ke publik bahwa Julian sudah menikahi seorang gadis yang masih bersekolah.

Jika itu terjadi bukan hanya Group JS yang menjadi perbincangan publik tapi kehidupan Liera akan terganggu dan Julian tidak yakin Liera bisa menjalani kehidupannya setelah bercerai nanti.

Tapi Julian berharap itu tidak akan terjadi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status