Share

Bab 32 - Scene

Pikiran rumit mengganggu suasana hati Liera, ada tanda tanya besar saat dia melihat seorang wanita dengan dua anak yang mendatangi Villa mereka, dan bahkan Julian tidak memberikan kabar apapun, pria itu hilang ditelan bumi.

Belum lagi kesalahpahaman Liera tentang kejadian beberapa hari yang lalu, membuat dirinya berspekulasi jika Julian mungkin saja memiliki wanita lain, salah satu racun yang diajarkan oleh mina sahabatnya.

Dia masih mengenakan seragam sekolah saat melewati ruang tamu, dia ragu untuk mendekati wanita itu, apalagi mengajukan pertanyaan. Bisa saja disini hanya Liera yang berlalu sebagai orang asing.

“kau sudah kembali.” ucap Yuri, wanita itu sibuk membantu kedua anaknya yang sedang mengerjakan tugas sekolah, mereka sangat lucu dan menggemaskan.

Liera menghentikan langkahnya saat akan menaiki anak tangga, dia tidak tahu harus mengatakan apa tapi Liera merasa wanita itu sedang membangun hubungan dengannya. “Ya, aku harus menyelesaikan tugasku”

“kau ingin makan malam?”

Liera menggeleng, dia memasang wajah cuek pada wanita itu, seakan membangun batasan jika dia tidak tertarik padanya. Dengan cepat melangkah masuk kedalam kamarnya dan mengeluarkan ponselnya.

Dia mencoba menghubungi Julian beberapa kali, namun yang dia dapatkan hanya sebuah panggilan tak terjawab, padahal pria itu tidak mengabaikan panggilannya dan selalu berkata jika ada sesuatu jangan sungkan untuk menghubunginya, tapi sekarang dia bahkan berbohong.

“aku tidak peduli!” Liera menyerah, dia membuang ponsel pemberian Julian ke sembarang arah, menjatuhkan tubuhnya diranjang dan sambil menahan amarahnya.

Yuri mendatangi kamar Julian, setelah suami menjemput anak mereka barulah Yuri akan menjelaskan semuanya, bisa Yuti pastikan jika gadis itu salah paham dengan kehadiran, belum lagi dirinya membawa anaknya kesini.

Dia membuka pintu kamar yang tidak tertutup, terlihat Liera yang sedang mengerjakan tugasnya di meja belajarnya, entah kenapa Yuri mengerti bagaimana khawatirnya Julian saat memikirkan gadis itu, dia memang harus dijaga dan selalu menjadi penenang untuk Julian.

“aku membuatkan makan malam, apakah kau tidak lapar?” tanya Yuri, wanita itu berdiri diambang pintu masuk, dia berbicara seperti Liera adalah adiknya.

“aku tidak lapar.” ucap Liera datar, dia tidak menolak apalagi menghargai kehadiran wanita itu.

“bolehkan aku meminta waktu lima menit? Kita bisa berbicara diluar.” ucap Yuri lagi.

Liera terdiam, dia melepaskan pulpen dan segera mengarah ke wanita itu, “hanya lima menit.”

Yuri mengangguk, dia tersenyum sebelum meninggalkan kamar gadis itu, menuntunnya untuk mengikuti tempat yang baik untuk mengobrol, dan pilihan adalah meja makan.

Karena biasanya wanita akan akrab dengan hal yang mereka sukai entah itu makan manis atau sesuatu barang yang suatu kesukaan mereka.

Liera duduk manis di meja makan, dia menerima sup ayam kalbu buatan wanita itu yang memiliki aroma yang sangat menggoda selera makannya.

Sebelum memulai Yuri menghela nafas dahulu, “mungkin kamu salah paham dengan kehadiranku disini, jika bukan perintah Tuan Julian mungkin aku akan lebih memilih menghabiskan waktu dengan suamiku. Aku adalah sekretaris Tuan Julian, aku sudah bekerja dengannya selama 5 tahun, namaku Yuri.”

Liera merasa bersalah, dia menunduk sedikit pandangannya, pemikiran terlalu sempit dan terlalu terburu-buru, mungkin sekarang Liera harus berhenti bertanya apapun tentang kehidupannya pada Asyla. “maaf”

“tidak perlu, di kantor mereka sering seperti itu denganku, itu hal wajar. mengingat Julian begitu denganku, bahkan sudah menganggapku seperti kakaknya”

“apa Julian tidak akan pulang hari ini?” Tanya Liera, dia ingin tahu apa alasan wanita itu berada disini, mungkinkah terjadi sesuatu pada Julian? Atau pria itu kembali sibuk menjalani bisnis di luar negeri seperti beberapa hari yang lalu.

“Julian, pria itu sedang menghadapi masalah tapi dia pintar dalam menyelesaikannya sendiri, jadi kamu hanya harus percaya padanya.” dalam hati Yuri, pria menyebalkan itu harus membayar segalanya dengan baik.

“makanlah, supnya bisa dingin jika terus diabaikan, aku hanya akan menemanimu disini tapi tidak bisa sampai besok, aku seorang ibu yang memiliki anak yang membutuhkanku.”

Liera mengangguk, dia mengambil sendok dan mulai memakannya, dia merasa jika selama ini dirinya belum bisa percaya apapun, bahkan pada Julian. Padahal apapun yang Liera inginkan selalu Julian berikan tanpa bertanya, tapi dirinya malah terus menganggap Julian sebagai orang asing yang hanya meminta bantuan pada dirinya, lalu setelah itu berpisah tanpa tahu akan bertemu lagi.

********

Suasana rumah sakit masih menegangkan, operasi berlangsung begitu lama, belum lagi Julian terus memikirkan besok dirinya harus menghadiri acara pembukaan untuk kerjasama mereka.

Dan apalagi besok Liera akan mulai mengikuti ujian di sekolahnya, seharusnya Julian adalah orang pertama yang membantunya dan memberikan semangat, tapi rasanya akan terus rumit jika Julian mengabaikan kondisi sang adik.

Berdiri selama 2 jam, lalu melewati makan siang dan malam, setidaknya Julian harus mengistirahatkan tubuh sejenak, mengisi tenaga walau hanya meminum segelas air mineral dan sebungkus roti.

Ponselnya terus berdering setiap 15 menit dalam sekali, entah itu panggilan dari sang ayah atau Liera dan mungkin beberapa panggilan dari rekan kerjanya.

Lampu operasi telah berubah menjadi hijau, Julian segera mendekati pintu ruang UGD sebelum dokter menghampirinya, dia sedikit merasa lega namun itu tidak mengurangi rasa takutnya. “bagaimana dok?”

“selamat Tuan, adik anda melewati masa kritisnya, alergi dalam tubuhnya terus memberikan reaksi baik, dan sekarang hanya butuh istirahat sampai 12 jam.” ucap sang dokter.

Dari cela pintu yang terbuka Julian melihat wajah sang adik yang masih menggunakan selang udara, tapi statistik jantungnya bergerak dengan baik, pembuat Julian bisa membuang nafas lega dan bahkan dia ingin sekali meneteskan air mata.

“terimakasih dok.”

Julian duduk di kursi tunggu, dia menyandarkan tubuhnya yang lelah ketika para perawat membawa sanga dik untuk dipindahkan di ruang rawat khusus VIP, Julian sendiri yang mengajukan itu.

Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Keira untuk bertanya keadaan Liera. Tapi Julian malah menekan nomor Lisa dan tak sampai lima detik berlalu panggilan itu langsung diangkat oleh gadis itu.

Liera : “Julian?”

Suara Liera seperti angin sejuk di malam hari, membuat Julian sedikit merasa kehangatan dari suara itu.

“kau belum tidur?” Julian berkata dengan nada suara yang sedikit rendah, seakan obrolan ini sudah lama tidak dia lakukan, apalagi Julian seperti merindukan sosok Liera yang sudah lama tidak ditemui.

Liera : “aku sedang belajar, oppa kapan kembali?”

“saat membuka matamu keesokan harinya kau akan melihat wajahku.” 

Liera : “apa masalahnya begitu berat?”

“mungkin, tapi sekarang sudah tidak.” jawab Julian, mendengarkan Liera benar-benar obat yang baik untuk kondisinya saat ini.

Liera : “boleh aku mengatakan sesuatu?”

“hm, katakanlah”

Liera : “apapun yang terjadi aku akan mendukungmu, maaf jika aku belum bisa menjadi sosok yang baik untukmu, tapi suatu hari aku ingin bisa sepandang denganmu dan yakin jika aku layak berdiri disampingmu.”

Julian tersenyum, itu hal manis yang belum pernah dia dengar sejak bertemu dengan gadis itu, sepertinya Julian salah telah melukai gadis itu sangat bertemu dengannya dan belum lagi ancaman yang Julian keluarkan saat pertemuan keluarga.

“terimakasih, tidurlah Liera. Sudah cukup belajarnya sampai disini, kau harus menjaga kesehatanmu.”

Liera : “bagaimana dengan oppa? Apakah oppa juga beristirahat dengan baik?”

“hm—sangat baik, aku akan menutup panggilan ini. Selamat malam Liera.”

Julian menutup panggilan itu setelah Liera mengucapkan selamat malam juga, dia harus mengurus Sean untuk selama beberapa hari kedepan entah itu administrasi rawatnya dan juga Julian harus meluangkan waktu untuk terus memantau perkembangan adiknya, tentu juga menyiapkan psikiater untuk membantu adiknya.

Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, Julian dalam perjalanan pulang kerumah, dia hanya pulang untuk menepati janji pada Liera, setelah gadis itu berangkat Julian harus kembali ke rumah sakit.

Sesampainya dirumah Julian, pria itu mengganti pakaiannya dan hanya memakai kaos hitam dan celana pendek, dia tidur disamping Julian sambil memeluk tubuh gadis itu.

Julian sangat menyukai aroma tubuh Liera yang sangat membuat jiwa dan pikirannya tenang, hanya butuh lima menit Julian sudah tertidur lelap menyusul Liera yang sudah menyebrang alam mimpi.

Keesokan paginya.

Suara alarm membangunkan Liera yang terusik dengan suaranya, dia mematikan alarm itu dengan susah payah karena takut mengganggu diri Julian, tentu saja dia terkejut ternyata Julian tidak pernah mengingkari janjinya dan sekarang Liera bisa melihat dirinya.

Julian tidur seperti bayi besar, sangat lucu dan betapa menggemaskan dirinya, tidak Liera tidak mengkhawatirkan Julian yang mungkin saja baru tidur mungkin dia sudah mengusap wajah itu.

Liera turun dengan hati-hati, dia menutup jendela agar tidak mengganggu tidur Julian, kemudian dia ingin melakukan sedikit hal yang mungkin terkesan mengganggu Julian. Dia mendekati Julian dan mencium kening pria itu.

Namun? Dia malah dikejutkan dengan han yang menarik dirinya sampai kembali terbaring diranjang.

“jadi ini hal yang kamu lakukan ketika aku tidur?” tanya Julian, pria itu berada diatas tubuh Liera dengan wajah yang sedikit masih mengantuk.

“Tidak, aku—aku hanya—,” Liera malu, dia bahkan tidak sanggup untuk menatap pria itu.

Julian terlalu gemas dan ingin sekali menggigit hidung itu, dengan cepat Julian mencium bibir Liera dan sedikit bermain disana.

“hmph!!” Liera mendorong jauh, dia tidak bisa terlambat jika Julian seperti ini, belum lagi Julian begitu manis. Tanpa Liera sadari jantungnya berdetak sangat cepat sampai membuatnya gugup.

“jika seperti ini aku tidak bisa menahan lagi Liera.” ucap Julian, tidak tahu hal apa yang membuat dirinya tidak bisa berbohong untuk tidak ingin segera memiliki Liera seutuhnya, semakin hari semakin banyak godaan yang harus ditahan.

“aku harus sekolah.”

Julian mengangguk, dia melepaskan Liera karena memang dia juga harus segera pergi ke rumah sakit, dan juga harus ke kantor, dia menjadi pria yang sibuk untuk berpindah-pindah dalam satu hari.


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status