Share

Bab 49 - My Wife

Malam Harinya.

Tepatnya waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, semua yang berada di rumah sakit itu hanya akan diisi oleh pasien, dokter dan suster, sisanya hanya satu atau dua orang yang menjaga di setiap ruang rawat.

Julian membuka matanya setelah terpejam selama tiga hari, hal yang dilihat adalah ruangan yang redup akan cahaya, rasanya sunyi dan sepi sudah menjadi bagian dari setiap sudut kamar dominan putih itu, dia sedikit merasa sakit dibagian kepalanya, ketika dirinya hendak mengangkat tangannya dirinya langsung menyadari jika ada yang tertidur di sampingnya.

Melihat seorang gadis tertidur lelap di sana, wajah tenang dan dengkuran kecilnya memberikan banyak sekali kehangatan pada Julian, sudah berlama gadis itu berada di sini? apakah Leira yang menemaninya selama dirinya terbaring? pasti gadis itu lelah sekali, tapi? bagaimana Leira tahu keadaannya?

Apakah setelah tahu kabar dirinya gadis itu langsung memutuskan untuk terbang ke sini?

Julian bertanya dalam suasana yang begitu tenang, tidak ingin sedikitpun mengusik tidur gadis yang dia cintai, rasa rindu dan segala hal tentangnya hilang begitu saja ketika Leira berada di sampingnya, syukurlah setidaknya berkat kejadian itu Julian bisa melihat Leira lagi.

Dengan penuh pertimbangan dan hati-hati, Julian mengangkat tangannya yang digenggam erat oleh Leira, tersenyum tipis ke arahnya, Julian mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantiknya, dan akhirnya memutuskan untuk mengusap kepalanya.

Pria itu mencoba untuk terduduk tapi rasanya cukup lemah badannya untuk digerakkan, Julian memilih untuk menaikan sedikit ranjang bagian atasnya, dia ingin lebih jelas menatap Leira, gadis itu! tidak habis pikir Julian harus bagaimana padanya, dia begitu baik dan penurut terkadang bisa menjadi pribadi yang cerewet dan semakin dilihat Leira cepat dewasa.

“Kamu pasti sedih melihat kondisiku saat ini, aku janji tidak akan menyusahkanmu lagi Leira,” Ucap Julian setelah sekian lama diam di sana, dan Julian semakin bahagia saat Leira memakai cincin yang sama dengan miliknya, terletak di jari manis masing-masing.

“Aku tidak ingin kita berpisah setelah perjanjian itu selesai, aku akan menikahi secara resmi dan tidak akan menutupi hubungan kita, tapi—apakah itu bisa terjadi Leira?” Tanya Julain pada sosok yang masih terlelap dalam tidurnya, tidak bahkan tidak terusik saat Julian menyentuhnya dan tidur dalam posisi seperti itu bisa membuat tubuhnya sakit.

“Walau rasanya tidak pasti terjadi, aku akan selalu menghargai kebersamaan kita, Maafkan aku Leira. aku pria pengecut yang hanya bisa menikahi dalam ikatan kontrak, tapi aku senang jika dipersatukan, kau membawa warna dalam hidupku setelah sekian lama hilang.”

Julian terus berbicara, walau tidak mungkin bisa didengar oleh Liera, tapi berbicara dengan keadaan seperti ini memiliki kesenangan tersendiri, rasanya seluruhnya tersampaikan walau tidak ada balasan, terkadang itulah yang dirinya inginkan, hanya butuh didengarkan tanpa berharap ada sebuah kalimat balasan.

“Jika di kehidupan ini kita tidak bersama, aku harap di kehidupan lain aku bisa bersamamu, aku tidak ingin apapun hanya bersamamu,” Ucap Julian lagi, pria yang begitu dingin dan sangat pemarah, bisa tunduk dan terus berbicara tanpa tahu akan berakhir kapan, seiring berjalannya waktu kepribadian berubah menjadi sosok yang hangat, tapi itu hanya berlaku jika bersama Leira.

“Aku merindukanmu Julian,” Gumam Leira dalam tidurnya, dia bergerak saat tubuhnya terasa sedikit kaku dan pegal, ini pertama kalinya dirinya tidur dengan posisi terduduk dan belum lagi dinginnya suhu ruangan yang membuat semakin tidak nyaman.

“Kamu pasti tidak nyaman dengan posisi, aku harus bagaimana?” Tanya julian, dia tidak bisa bergerak jika tubuhnya lemas seperti itu, bahkan tangan kiri dipenuhi alat yang menempel di sana, dengan ide yang mungkin tidak berhasil Julian mencoba membangunkan Liera.

“Leira bangunlah!” Panggilnya sambil mengguncangkan tubuh Liera dengan pelan, dan sesekali menepuk pipinya.

“Hm!” Dengan tatapan yang sangat berat, Leira mengangkat kepalanya dan matanya hanya mampu terbuka setengah, “Ibu, Leira masih mengantuk,”

Julian tersenyum dan sedikit menahan tawa, Leira mengira jika yang membangunkan dirinya adalah Ibunya, lucu sekali.

“Leira, ayo tidur di sini, tubuhmu bisa sakit jika tidur seperti itu,” Ucap Julian, nada suaranya mengikuti ucapan seorang Ibu yang memerintahkan anaknya.

Leira hanya mengangguk, dia membuka sandal miliknya dan melangkah naik ke ranjang, Julian sampai harus menggeser posisinya, dan dirinya tidak percaya akan kembali tidur sama Leira, dengan tangan mungil itu memeluk tubuhnya.

Hingga akhirnya, Julian ikut kembali terlelap di sana walau awalnya sulit karena degup jantungnya berdetak begitu cepat.

*******

Keesokan harinya.

Ketika Jake dan Sean akan masuk ke dalam ruangan Julian, duanya hanya sungguh berdiri di depan pintu, dan memutuskan untuk kembali melangkah mundur, walau mereka senang bisa tahu jika Julian sudah sadar tapi rasanya tidak menyenangkan jika mengusik kedua orang yang sedang menikmati indahnya menghilangkan rasa rindu bersama.

“Lebih baik kita pergi dari sini, kita bisa datang lagi nanti.” Ucap Jake, dia menarik tubuh Sean untuk ikut bersama keluar dari ruangan temannya itu! tidak bisakah dirinya melihat situasi? haruskah bermesraan sekarang?

Hingga akhirnya Julian berbangun sendiri saat merasa panas matahari mulai menyapa dirinya, hal yang menyenangkan bisa melihat ketika pagi hari adalah wajah dari orang yang kita cintai, memeluk tubuh dan begitu dekat dalam dekapan, Julian baru tahu jika perjodohan tidak seburuk itu.

Kenapa dirinya terus menolak jika akhirnya dia akan bertemu dengan Liera, tapi bisakan takdir membuat kita terus bersama hingga akhir.

Leira terbangun saat merasa jika seseorang terus bergerak dan belum lagi merasa sesak karena rasanya pasokan udara begitu menipis di paru-parunya, saat matanya terbuka hal yang pertama dirinya lihat ada pakaian dan dada bidang yang begitu dekat dengan wajahnya, setelah berpikir selama satu menit barulah Leira mengangkat kepalanya, tatapan langsung bertemu dengan wajah Julian.

“Ba—bagaimana bisa aku tertidur di sini?” Tanya Leira, dia tidak ingat apapun tapi dirinya tidak lupa jika tadi malam dirinya tertidur di kursi, saat kebingungan melanda dirinya, Leira dikejutkan saat Julian tiba-tiba mengecup bibirnya lalu keningnya.

Setelah itu Julian hanya diam sambil kembali memejamkan matanya, mengabaikan pertanyaan Leira dan bingung di wajah lugunya.

“Ish! Kau ingin menyebalkan, aku berkata tapi kenapa sangat suka menciumku!” Ucap Leira, dia berusaha untuk membebas dirinya tapi cekalam di tubuhnya begitu kencang, bukankah jika sakit seharusnya kekuatannya tidak sekuat ini?

“Itu bukan ciuman Leira! itu kecupan! apa selama di sana kau lupa apa yang sudah kamu pelajari?” Ucap Julian, senang rasanya bisa melakukan pertengkaran kecil di suasana yang tenang dan indah di pagi hari.

“Itu sama saja! lepaskan aku! aku haus dan ingin ke kamar mandi,” Ucap Leira, itu hanya asalannya saja tapi sebenarnya dia hanya ingin turun dari sana sebelum ada yang melihat dirinya.

Julian hanya bisa pasrah jika little wife-nya sudah harus memiliki urusannya sendiri, dia membiarkan Leira turun dari ranjang dan segera meninggalkan dirinya, hal yang Leira lakukan sedikit membuat dirinya merasa baikan dan sehat.

“Dia sangat lucu, bagaimana aku bisa membiarkan dirinya bersama orang lain jika dirinya menggemaskan seperti itu!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status