Share

Bab 50 - to tears

Semua orang berdiri sedikit menjauh dari ranjang Julian, menunggu pria itu yang sedang melakukan pemeriksaan untuk memastikan jika dirinya baik-baik saja setelah tidur selama tiga hari, Dokter dan para susternya juga sudah mengganti perbannya, jika Julian kondisi baik hari ini pun pria itu sudah bisa pulang.

Julian sesekali melirik ke arah Leira, padahal dokter sedang mengajukan banyak pertanyaan pada nya, tapi pria hanya terkadang menjawab 'ya/tidak' hanya dua kalimat itu, setelahnya matanya terus melirik ke arah Leira, berharap gadis itu juga menatap kembali dirinya, tapi sepertinya kejadian tadi membuat gadis itu malu dan urung untuk menatap pria itu.

“Semua pemeriksaan mengatakan jika pasien Julian baik-baik saja, dia bisa pulang hari dan aku akan memberikan resep obat jika sewaktu-waktu kepalanya terasa sangat,” Ucap sang Dokter, dia mengucapkan kalimat itu kepada adik pria itu, dan mendapatkan anggukan paham dari Sean.

Semua yang tadi berkumpul di dalam ruangan itu satu persatu meninggalkan ruangan, kini tersisakan Sean, Julian dan Liera di dalam, gadis itu masih duduk di sofa. dia ingin sekali langsung mendekati Julian tapi urung dirinya lakukan saat Sean mendekati kakaknya.

“Senang mendengarmu sudah baikkan kakak,” Ucap Sean, pria itu sudah tidak mengenakan pakaian pasien lagi karena dokter Jake mengatakan jika dia sudah sembuh total, hanya butuh waktu untuk memulihkan secara alami ingatannya.

Julian terlihat terkejut saat dirinya baru menyadari jika Sean sedikit berbeda, bahkan nada bicaranya terdengar seperti pria dewasa, dan pakaian? terlihat sekali jika itu bukan lagi anak yang berusia 17 tahun, seperti berpakaian seusianya Sean tanpa sangat dewasa.

“Apa yang telah terjadi?” Tanya Julian dengan bingung, selama dirinya tertidur banyak hal apa yang sudah dirinya lewatkan, bahkan melihat Liera dan Sean yang tanpa biasa saja, mengundang banyak pertanyaan pada dirinya.

“Kau pasti terkejut bukan? Kakak, aku sudah sepenuhnya kembali, aku bukan lagi anak kecil yang terus meminta, aku sudah kembali pada Sean, diriku yang seharusnya,” Ucap Sean, dia membicarakan kebenaran itu dengan bahagia, kenyataan itulah yang sudah dirinya dapatkan, sekarang waktunya untuk membantu sang kakak dan mengurangi sedikit beban hidupnya.

Julian tersenyum bahagia, dia menarik Sean untuk memeluknya penuh dengan kebanggaan, akhir ada kesempatan dimana Julian tidak perlu lagi merasa bersalah dan membenci dirinya sendiri, dan pada akhirnya Julian bisa membawa Leira untuk mengunjungi kota impiannya, rasanya Julian ingin langsung mengajak gadis itu menikmati bulan madunya.

Honeymoon? Julian langsung memikirkan hal yang sudah lama dirinya sangat-sangat inginkan, memiliki Leira seutuhnya, membayangkan itu sudah membuatnya lupa jika dia masih berada di rumah sakit.

“Aku bangga padamu Sean, kau bisa melewati trauma mu dengan keberanian yang luar biasa,” Ucap Julian setelah dia melepaskan adiknya, dia menatap ke arah Leira yang sedang duduk di sofa dan memainkan jarinya, kenapa gadis itu hanya duduk di sana? apakah karena ada Sean di sini?

“Aku akan menyiapkan keperluanmu diluar, kakak ingin sesuatu? atau membeli sesuatu?” Tanya Sean, dirinya paham jika kehadirannya membuat suasana sedikit canggung, dia tahu jika Liera ingin sekali berbicara dengan Julian tapi terus tertahan saat dirinya masih di sini.

“Tidak, aku tidak membutuhkan apapun,” Ucap Julian, dirinya terus memperhatikan Leira, gadis itu. kenapa cepat sekali dewasa? padahal sudah dikatakan jika Julian tidak siap jika Liera terburu-buru dewasa.

“Baiklah, aku akan kembali nanti.”

Julian hanya mengangguk ucapan Sean, membiarkan sang adik pergi meninggalkan ruangan.

Ruangan semakin sunyi setelah Sean menutup pintu itu.

“Apa kau hanya akan diam di sana?” Tanya Julian, dia pikir setelah Sean pergi, gadis itu akan langung lari ke arahnya dan mengatakan banyak hal yang membuat hatinya senang.

Leira menoleh, dengan sedikit gugup gadis itu melangkah mendekati pria yang sedang tersenyum ke arahnya sambil bersandar di penyangga ranjang, ketika gadis itu sudah dekat dengannya Julian langsung menarik tubuhnya hingga setengah badan Leira ada di atas ranjang.

“Kau terlihat gugup? kenapa? Kamu tidak senang aku akam pulang?” Tanya Julian, walau posisi itu bisa membuat degup jantung berpacu kencang, tapi melihat Liera sedekat ini cukup menantang dirinya, Leira semakin cantik setiap harinya.

Leira bersusah payah untuk tetap bertahan pada posisi yang menyulitkan dirinya, jarak sedekat ini belum lagi wajah Julian begitu membuat tidak bisa bernafas, dia ingin sekali beranjak dari posisi itu tapi cekalan di tubuhnya hanya bsia membuat Liera semakin dekat dengannya.

Menggunakan kedua tangannya untuk menahan saat Julian hendak mencium dirinya, bukannya Liera tidak mau hanya mencegah ada yang melihat, “Dokter mengatakan kamu tidak bisa bergerak terlalu berlebihan, kamu mengerti bukan? jadi biarkan aku turun dari ranjang ini.”

“Apakah ada peraturan yang melarang suami mencium istrinya?” Ucap Julian dengan kesal, padahal dirinya begitu merindukan little wife-nya, dia ingin mengecup bibir itu sampai rasa puas itu datang, walau akhirnya Liera harus kehabisan nafas berulang kali.

Leira merasa bersalah, jika mereka sudah kembali mungkin Leira akan membiarkan Julian melakukan hal yang dianya inginkan tapi ini sedang di rumah sakit, Julian juga mengatakan jika di luar mereka tidak boleh terlihat begitu mesra dan haruskan Leira mengatakan perjanjian mereka sebelum?

“Ak—aku hanya malu jika ada yang melihat, lagipula kita bisa melakukannya nanti ketika sampai di rumah,” Ucap Liera dengan suara yang sedikit malu, mengecilnya suara agar tidak ada yang mendengarkan sekali Julian, tertunduk malu di hadapan pria itu.

Julian tersenyum, hal kecil seperti itu saja cukup membuat dirinya merasa ingin mendekap Leira begitu jauh, tidak tahu akan segila apa jika Julian harus melihat Liera mencintai pria lain, haruskah secepatnya Julian mengambil haknya? tapi apakah Liera sudah siap?

“Leira, sekolah sudah selesai bukan? hanya tinggal menunggu hari kelulusan?” Tanya Julian, dia sedikit ragu untuk menanyakan hal itu, tapi dia juga berencana untuk memberikan hadiah liburan untuknya.

“Sekolah? besok—aku akan melakukan wisudaku, aku harap kamu bisa datang,” Ucap Leira, dia hampir lupa jika Julian tidak mengingatkan dirinya, Leira jadi teringat dengan hadiah yang sudah dirinya siapkan untuk Julian, gadis itu langsung pergi mengambil koper miliknya yang ada di sofa.

Lalu kembali lagi ke hadapan Julian, memberikan paper bag pada pria itu, “Aku membelikan ini saat berbelanja dengan kakak Keira, besok? jika kamu tidak bisa datang, tidak masalah untukku,”

Padahal sebelumnya Leira berharap jika Julian bisa mengenakn hadiah itu ke acara wisudanya besok, tapi melihat kondisinya saat ini Leira tidak bisa berharap banyak.

Julian melihat isi di dalam paper bag, dia langsung menyukainya, ternyata Liera tahu selera kesukaannya, gadis itu seperti memang menyimpan perasaan padanya.

“Aku pastikan jika aku akan datang besok, itu acara pentingmu bukan? tentu saja aku harus datang!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status