Share

Chapter 53 - My little

Keesokan harinya. Tepatnya waktu menunjukan pukul lima pagi hari.

Julian bangun lebih awal, karena dia sudah terlalu banyak tidur selama di rumah sakit, pria itu menjauhkan tubuh Liera yang berada di dekatnya, mematikan suara alarm dari ponselnya. pria itu terduduk dan meregangkan tubuhnya sebelum memulai aktivitas dari ini, perasaan dan tubuhnya pulih dengan cepat, dia tidak merasa sakit atau lemas, sepenuhnya merasa baik dan seperti biasanya.

Pria itu tidak berjalan untuk membuka Jendela seperti hal biasa dirinya lakukan, dia tidak mau mengusik tidur dari little wifenya, sebaliknya Julian membuka koper yang hanya mereka letakkan di sudut ruangan dan lupa untuk membukanya, Julian membuka koper milik Liera karena mungkin saja ada pakaian yang gadis itu akan kenakan hari ini.

Seperti suami lainnya, Julian menyiapkan kebutuhan Leira dan meletakkan di sofa, dia hampir lupa tentang hadiahnya, pria itu mengambil ponselnya dan menerima pesan jika Yuri sudah mengirim hadiah yang dirinya inginkan, pria itu mengambil handuk kimono miliknya lalu bergegas keluar dari kamar mereka, Julin benar-benar seperti suami idaman dan tidak seperti yang dirinya kira, jika Julian akan dingin dan tidak peduli.

Pintu terbuka dan di depan sana sudah ada buket bunga dan sebuah kota yang cukup besar, di bungkus dengan warna pink dan biru, warna yang sebenarnya tidak masuk bagi Julian, pria itu tidak membawa semua benda itu ke dalam rumah tapi pria itu berjalan menuju garasi, membuka pintu dan berjalan mendekati mobil miliknya.

Julian menyimpan semua benda itu di dalam bagasi mobilnya, karena tidak akan namanya hadiah jika Liera nanti melihatnya, Julian bermaksud untuk memberikan pada Liera setelah gadis itu selesai dengan segala rangkaian acara wisudanya, lalu ketika mereka akan pulang bersama barulah Julian akan memberikan hadiah itu, dia hanya ingin Leira membuka hadiah itu di hadapannya dan hanya mereka berdua yang bisa melihatnya.

“Baiklah, ini sudah selesai, hanya tinggal menyiapkan sarapan untuk Leira lalu membangunkannya,” Ucap Julian, pria itu kembali melangkah ke rumahnya setelah menutup garasi miliknya, pria itu tidak tahu apa yang membuatnya sampai begitu melakukan semua ini sendiri, rasa cinta sudah berada di level platinum, intinya lebih terdalam ketika seorang pria sedang jatuh cinta.

Semenjak menikah Julian malah lebih sering menyentuh dapur daripada pekerjaannya, aneh. mungkin suatu hari dirinya harus mengganti posisi di mana Julian yang menjaga anaknya dan Leira yang bekerja, Julian menghela nafas saat dirinya membayangkan hal itu bisa terjadi nanti, pasti menyenangkan saat dirinya di repotkam oleh suara tangisan bayi daripada teriakan asistennya.

“Aku semakin tidak sabaran jika terus berpikir seperti itu!” Ucap Julian lagi, dia menepis keras tentang masa itu, rasanya masih terlalu samar dan antara tidak yakin terjadi, karena semua kembali pada Liera, bagaimana keinginan dirinya di masa depan, karena gadis itu masih memiliki impian yang harus dirinya kejar dan bukan waktunya untuk mengurus sebuah bayi.

Daripada memikirkan hal itu terus, Julian memfokuskan dirinya untuk tujuan awal, membuat sarapan untuk dirinya dan Liera, dirinya langsung bergerak saat terlintas sebuah menu makan pagi yang tidak terlalu berat untuk di makan pagi hari, pria itu langsung membuka kulkas dan mengeluarkan bahan yang sudah di tentu olehnya, tangannya mulai mencuci bersih seluruh bahan lalu memotongnya secara bergantian, dia ingin membuat omelet yang sedikit ditambahkan keju.

Hingga sekitar dua puluh menit lebih pria itu menyelesaikan memasaknya, dengan hati-hati menyiapkan bahannya dalam piring lalu di beri hiasan sedikit, pria itu tersenyum puas dengan hasil kerja kerasnya, dia menatap jam yang sudah akan menunjukan pukul enam pagi, Julian langsung bergegas untuk naik ke atas.

Dia membuka pintu kamar dan terkejut melihat gadis itu yang sudah terduduk di ranjang sambil mengusap kedua matanya, sambil menutup mulutnya yang masih menguap, dengan sayu-sayu Leira melihat Julian yang berjalan mendekati dirinya, gadis itu memutuskan untuk memberikan senyuman pada pria itu.

“Morning, my little wife,” Ucap Julian, dia mengecup kening Leira saat menyapa gadis itu, mencangkup wajahnya yang masih setengah mengantuk, lalu tanpa permisi Julian mengecup bibir peach itu berulang kali, karena jujur pria itu sangat gemas dengan Liera, tidak perlu melakukan apapun gadis itu memang sangat menggemaskan baginya.

Liera menahan bibir Julian dengan tangannya, dirinya baru bangun tidur dan ciuman seperti rasa sedikit aneh, dia selama lupa menggosok giginya dan juga membersihkan tubuhnya, “Hentikan, aku belum mandi dan sekarang aku harus—,”

Bola mata Liera berbuka lebar saat dirinya ingat apa yang harusnya terjadi hari ini, kenapa dirinya bisa lupa hari apa ini! dia langsung memutuskan untuk beranjak dari ranjang dan bergegas untuk ke bathroom.

“Leira, tunggu!” Julian menahan pergelangan tangan gadis itu tepat sata Leira meninggalkan ranjang. “Kita sarapan dahulu, lagipula acaramu di mulai jam sembilan bukan? jadi jangan terburu-buru.”

Leira langsung menatap jam yang berada di dinding, lalu gafis menghela nafas lega dan memutuskan untuk mengikuti kemana Julian membawa pergi, sarapan? apakah sekarang Leira harus memasak? dia belum belajar untuk itu, terakhir kali Leira mencoba di hampir menghancurkan dapur.

“Sarapan? bisakah hari ini kamu lagi memasaknya, aku janji lain kali aku yang akan melakukan,” Ucap Leira, jika hari ini dirinya memasak tidak tahu berapa lama Julian akan menunggu dirinya memasak di dapur.

Julian menoleh ke arah belakang, di merangkul tubuh Leira untuk berdampingan berjalan bersamanya, mengusap wajahnya dan hanya tersenyum pada gadis itu, kenapa hari ini gadis itu begitu menggemaskan? apa dia inginkan sesuatu?

Sampai bawah Julian memerintahkan Leira untuk duduk di meja makan, lalu dirinya kembali dapur untuk sarapan yang sudah dirinya buatankan, kemudian kembali ke meja makan dan meletakan sarapan milik Liera dan miliknya, menarik kursi untuk duduk bersama gadis itu.

“Kamu tidak perlu khawatir, suamimu sudah menyiapkan semua ini untuk little wife-nya,” Ucap Julian, dia mengisyaratkan kepada Leira untuk langsung mencoba masakan miliknya.

Liera tersenyum senang, dia mengambil sendok dan langsung memakan omelet buatan Julian, dia terkejut rasanya bahkan lebih enak dari buatan ibunya, gadis itu menunjukan ibu jarinya ke arah Julian dan “Ini sangat lezat dan selalu menjadi yang terbaik, terimakasih sudah membuat sarapan yang lezat ini,”

“Terima kasih juga sudah merawatku selama di rumah sakit, habiskan lalu bersiap untuk ke sekolahmu,” Ucap Julian, senang mendengar pujian dari Liera yang terdengar tulus, gadis tahu caranya meyakini jika memang dia menyukainya.

“Aku ingin sekali menghabiskannya, tapi aku belum menyiapkan pakaian untuk kelulusanmu, aku akan memakainya nanti lagi,” Ucap Leira, sebenarnya dia ingin menghabiskan sekarang tapi dia perlu menyiapkan banyak hal untuk mempersingkat waktu, belum lagi mereka akan melewatkan jalan yang mungkin saja macet, jadi seharusnya Liera melakukan itu sebelum sarapan.

“Duduklah Liera,” Ucap Julian, dia menahan Liera saat akan beranjak dari kursinya, kemana harus terburu-buru sekali, Julian sudah menyiapkan semuanya. “Aku sudah menyiapkan pakaianmu, jadi habiskan saja sarapan, setelah itu aku akan melepaskanmu,”

Liera jadi merasa bersalah, Julian menyiapkan semuanya bahkan saat dirinya benar-benar lupa dan masih terlelap tidur, berapa beruntungnya Leira jika Julian adalah suami sesungguhnya, pria itu tidak pernah sedikitpun memperlihatkan sikap dingin seperti awal-awal mereka bertemu, dia sangat hangat dan begitu peduli pada dirinya, bisa menyimbangi sikapnya yang begitu kekanakan.

Dan jangan lupa bagaimana pria itu begitu mencintai dirinya, sedangkan Liera belum melakukan apapun, memberikan dirinya saja rasanya begitu ragu walau akhirnya akan terjadi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status