Share

Bab 54 - Graduation Day

Liera dengan duduk dengan cemas di antara teman lainnya, mendengarkan kepala sekolah yang sedang menyampaikan pidatonya dan membuka resmi acara ‘Graduation Day’.

Sesekali melirik ke arah Julian yang duduk di antara para orang tua, Liera senang bisa melihat pria itu duduk di sana dengan hadiah yang dirinya belikan, walau warnanya begitu mencolok tapi tidak sedikitpun Julian tidak merasa risih, sebaliknya dia duduk bangga di sana, Liera langsung tertunduk malu saat pria itu menyadari dirinya yang diam-diam menatapnya.

Asyla menoleh dan memperhatikan tingkah Liera yang sekarang begitu berbeda, dia tahu jika sahabatnya ini pasti sudah mulai menyukai suami, beruntung sekali.

“Hei! kau tidak berada di rumahmu Liera, jadi sabarlah sedikit,” Ucap Asyla, dia menyadarkan temannya untuk berhenti tersenyum seperti itu, dia hanya takut jika Liera tidak mendengar namanya dipanggil.

“Asyla!” Ucap Liera dengan malu, dia hanya sedang mengusir rasa gugupnya dan kebetulan tatapan Julian langsung membuat dirinya tidak bisa berhenti tersenyum, hanya itu saja apakah dirinya terlalu mudah di tebak.

“Kau menyukai bukan? ayo katakan, apa kalian sudah berencana untuk melakukan?” Tanya Asyla, dia pernah mendengar percakapan Julian dengan dokter Jake jika pria itu memiliki rencana untuk membawa Liera pergi honeymoon setelah hari kelulusannya, Asyla akui jika cara pria itu sungguh romantis dan tidak bisa di bohongi jika dirinya iri.

“Asyla! apa yang kamu bicarakan! tidak ada rencana apapun!” Ucap Liera, dia sudah memikirkan hal itu jauh hari dan tentu saja dirinya dirinya gugup, memberikan seluruh hidupnya pada Julian, tapi di sisi lain Liera juga tidak bisa berhenti berpikir jika kebersamaan mereka akan semakin singkat dan berpisah, kenapa rasa tidak menyenangkan jika harus berpisah.

“Kau akan terkejut nanti!” Ucap Asyla, dia tidak akan membocorkan apapun, dia hanya akan meninggalkan rasa penasaran pada temannya.

“Chris Liera Art, silahkan untuk naik ke atas untuk menyerahkan surat kelulusanmu,” Ucap sang mc yang memanggil untuk naik ke atas dan melakukan segala kegiatan untuk kelulusannya.

“Liera!! aku yakin kamu bisa!!” Ucap Julian di tengah para orang tua dan berisikan suara tepuk tangan yang menggema di dalam aula itu.

Liera menghela nafas saat meninggalkan kursinya, dia berjalan di antara banyaknya orang yang memberikan tepuk tangan, dan teriakan seseorang membuatnya sedikit mengurangi rasa tegang dalam dirinya, Liera tersenyum padanya dan kembali melangkah ke atas.

Liera langsung disambut oleh jabatan tangan dari wali kelasnya, guru pembimbing materi dan dari sang kepala yang merupakan teman ibunya, Liera menerima topi yang di pakaikan di kepalanya dan menerima dokumen, lalu waktu untuk menyampaikan sedikit pidato.

“Untuk Ibu dan kakak Keira yang saat ini tidak bisa menemaniku, terima kasih untuk seluruh kebersamaan yang tidak pernah aku lupa, dukungan kalian, kasih sayang dan cinta akan selalu aku ingat, dan juga untuk seseorang yang sudah membantuku yakin, terima kasih.” Ucap Liera, selama menyampaikan pidato singkat itu dirinya hanya terus menatap ke arah Julian, pria itu mencuri perhatiannya dari banyaknya orang di sana, Liera ingin sekali mengatakan hubungan mereka tapi pernikahan kontrak selalu menegur dirinya.

Setelah itu tanpa mengatakan hal lain Liera meninggalkan panggung dan kembali duduk di antara temannya yang sudah lebih dahulu di panggil, dia mengeluarkan ponselnya karena terasa ada pesan masuk dan melihat pesan dari Julian.

«Aku akan menunggumu di mobil, keluarlah jika kamu sudah selesai, ada hadiah kecil untukmu»

Liera langsung merasa degup jantung berpacu lebih cepat, hadiah kecil katanya, entah kenapa Liera tidak sabar menunggu untuk bagian membuka kadonya, Liera kembali melihat ke acara dimana Asyla sedang menyampaikan pidatonya, gadis itu selalu menjadi hal populer di sekolah dan lihatlah banyak sekali memberikan dirinya bunga saat turun dari panggung, Liera tidak iri pada temannya rasanya bunga dari Julian sudah lebih dari cukup untuknya.

“Seperti kamu menerima bunga begitu banyak,” Ucap Liera saat Asyla sudah kembali duduk di sampingnya, gadis itu sampai kebingungan harus di apakan bunga sebanyak itu.

“Bunga-bunga ini sungguh merepotkan!”

*******

Liera keluar dari gedung sekolah selesai menyelesaikan sesi foto dan juga lemparan topi, kenangan yang tidak akan pernah dirinya lupakan dan hari ini adalah terakhir kali Liera akan mengunjungi sekolah ini dengan seragam, setelahnya hanya pakaian kuliah dan hanya akan menjadi alumni, memikirkan itu membuat Liera tidak berhenti merinding dan bangga, dia berhasil melewati segalanya di sekolah ini dan akan menemukan perguruan yang lebih tinggi.

“Terima Kasih untuk segalanya,” Ucap Liera, dia menoleh ke arah gedung yang tidak akan pernah pergi, dirinya jadi teringat awal-awal dirinya melangkah ke sana dengan hanya sang Ibu yang menemaninya, awal dimana Liera begitu sulit menyesuaikan teman sebangkunya lalu ketika dirinya harus terbiasa pulang lebih lama, semua kenangan itu akan selalu menjadi memori yang tidak pernah dirinya lupakan.

Liera kembali melangkah setelah lama menatap gedung sekolah, dia menuju tempat dimana Julian memarkirkan mobilnya, cukup sepi tidak sepadat saat dirinya berangkat tadi, Liera mengetuk pintu kaca mobil Julian.

“Masuklah,” Ucap Julian, dia membukakan pintu untuk Liera, mengambil bunga yang ada di tangan gadis itu, lalu tangan Julian terulur untuk melepaskan kopi yang Liera kenakan, dia mengusap surai gadis itu dan menarik wajahnya, menyatukan kedua bjbir mereka.

Liera sudah tidak terkejut lagi jika pria itu tiba-tiba mencium dirinya, perlahan Liera menutup matanya dan mengikuti bagaimana Julian menuntun dirinya, ciuman kali ini begitu soft untuknya dan Liera mulai menyeimbangi bagaimana Julian bergerak.

Julian menjauhkan tautan bibir mereka, mengusap bibir gadis itu yang sedikit basah karenanya, rasa ingin membawa Liera pada tujuannya begitu kuat tapi lagi-lagi Julian harus menahannya.

Diam-diam pria itu mengeluarkan kado yang sudah dirinya siapkan di kursi belakang, lalu letakan di tangan gadis itu.

Dengan terburu-buru Liera membuka matanya, melihat kotak besar di hadapannya, lalu tatapannya kembali melihat ke arah pria itu, “Bolehkan aku membukanya sekarang?”

Julian hanya mengangguk.

Tangan Liera langsung membuka kota itu, selain dirinya menemukan sebuah ponsel terbaru, dirinya tersenyum lebar saat melihat dua tiket.

“Paris? kita benar-benar akan pergi ke sana? Dan—malam ini kita berangkat?” Tanya Liera, dia tidak salah melihatnya bukan? di dalam tiket itu bertuliskan tanggal hari ini dan pukul 7 malam.

Julian mengecup kening Liera selama lima detik, lalu tersenyum ke arahnya. “Ya, hari ini jika akan terbang ke sana, jadi bukankah sekarang waktunya untuk mengemas?”

“Aku menyukainya, terima kasih untuk hadiah ini,” Ucap Liera, akhir dia bisa mendatangi kota impiannya, kota yang selalu menjadi hal populer dalam pemilihan tempat untuk kisah novel, kini Liera bisa datang ke sana, dia tidak sabar ingin segera melihat menara eiffel itu.

“Sebelum pulang, kamu ingin makan siang dimana?” Tanya julian, dia sudah mulai menyalakan mesin mobilnya, perlahan mulai meninggalkan area parkiran dan langsung meninggalkan sekolah Liera.

“Aku ingin makan masakanmu, lagipula kita juga perlu menyiapkan barang yang akan di bawa bukan? jadi bisakah suamiku mengabulkannya?” Tanya Liera, saat ini dia tidak ingin apapun, semua sudah dirinya dapatkan dan hanya itu yang hanya dia inginkan.

“Baiklah.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status