Share

Bab 52 - Back Home

Akhirnya Julian bisa kembali pulang kerumah mereka bersama Liera, hanya berdua karena Sean memutuskan untuk tidak pulang hari ini, masih ada hal yang dirinya lakukan dengan Dokter Jake di rumah sakit, entahlah itu alasan karena ingin memberikan waktu privasi pada kakaknya atau memang itu benar, yang jelas kini Liera dengan membantu Julian untuk menaiki anak tangga, merangkul tubuh yang lebih besar dari cukup kesulitan untuk Liera.

“Bukankah aku sudah mengatakan kamu harus tidur di ruang tamu untuk sementara, jangan memaksakan diri, Julian.” Ucap Liera, dia meletakkan tubuh Julian di atas ranjang miliknya di kamar pria itu, lalu sedikit menjauh meregangkan otot tubuhnya.

“Kamu marah?” Tanya Julian, dia memperhatikan Leira yang langsung menutup jendela agar udara malam tidak masuk ke dalam kamarnya, gadis itu jadi super sibuk, seharusnya dia menyiapkan segala persiapan untuk wisudanya, membuat Julian merasa bersalah.

Padahal tubuh Julian tidak selemah yang Leira pikirkan, jika Leira minta di gendong Julian juga akan melakukannya, melihat Leira yang seakan mengabaikan ucapannya, dengan sedikit mengejutkan gadis itu Julian menarik pergelangan tangannya dan membuat Leira duduk di atas pangkuan dirinya.

“Kamu mengabaikanku?” Tanya Julian, dia bertanya dengan suara lembutnya, menaruh kepalanya untuk bersandar di bahu gadis itu, tangan dengan posesif memeluk erat tubuh Leira, dia rindu keadaan ini dan suasana dimana hanya Leira miliknya, rasanya sangat lama Julian tidak memeluk Leira dan menghirup aroma tubuhnya.

Leira tersentak dengan segala hal yang membuat tubuhnya bergerak ragu, dia tidak bisa melakukan apapun jika Julian sudah mengunci segala pergerakannya, membuat dirinya enggan untuk berkutik, entah kenapa suasana membuat degup jantungnya berpacu lebih cepat hingga Liera rasa panas menjalar di tubuhnya, setiap terpaan nafas Julian begitu membuat semakin bingung.

“Ak—aku, tidak marah,” Ucap Liera, padahal sebelum Julian sering memeluk dirinya dan melakukan hal ini, tapi kali ini—Liera sedikit gugup, dia tidak mau melihat ke arah pria itu dan rasanya ingin berlari sejauh mungkin dari Julian.

“Lalu kenapa kamu terlihat kesal? apakah kamu tidak suka aku ingin tidur di kamar kita?” Tanya Julian.

Suara serak itu benar-benar membuat Liera hancur dalam suasana malam, bagaimana dia bisa berkata seperti, mengklaim kata kita di saat Liera masih belum yakin pada perasaannya, gadis itu semakin kacau dan gugup yang tidak terkendali, bagaimana tidak! Julian, pria itu benar-benar membuat Liera bingung untuk bertindak.

“Tidak, ini kamarmu bagaimana aku bisa melarangnya,” Ucap Liera.

Julian tersenyum, little wife sangat menggemaskan dan bagaimana dirinya tidak semakin mencintainya, dan takut jika Liera terluka suatu hari, andai waktu kembali di putar Julian ingin benar-benar mendekati Leira dengan benar dan membuat gadis itu jatuh cinta, tapi pertemuan mereka saja sudah membuat Julian senang, setidaknya Liera memilikinya.

walau mereka hanya sempat bertemu dua kali, di toko bunga dan saat mereka jatuh di laut, hingga di pertemuan di altar.

“Tidak, ini kamar kita Liera, tidak ada lagi kamarmu atau kamarku, kita akan tidur bersama dalam satu kamar yang sama,” Ucap Julian, jadi Liera pikir mereka akan pisah kamar padahal masalah sudah selesai untuk apa harus pisah, Julian malah ingin terus berada di dalam kamar yang sama dengan Liera.

“Bagaimana dengan Sean?” Tanya Liera, dia menutup mulutnya saat rasanya dirinya mulai mengantuk, padahal waktu baru saja menunjukkan pukul sembilan malam, mungkin karena seharian dirinya cukup sibuk dan belum lagi Liera tadi sempat menyiapkan kebutuhan besok.

“Bukankah Sean sudah sembuh, dia tidak akan mengganggu kita lagi, dia sudah dewasa sekarang,” balas Julian, hanya dengan memeluk tubuh Liera seperti ini rasanya tubuhnya berangsur pulih dengan cepat, apalagi aroma tubuh khasnya begitu menenangkan pikirannya.

“Aku lupa.” Liera kembali menguap untuk kesekian kalinya, matanya sudah sangat ingin meminta untuk di tutup, belum lagi dirinya harus melepaskan dirinya, lambat lalu akhirnya Liera memejamkan matanya.

“Liera, aku ingin dirimu dan seluruh hal yang kamu inginkan, menjalani hidup seperti pasangan lainnya,” Ucap Julian, bisakah dia berharap? setelah kontak itu tidak berlaku lagi, bisakah dirinya tidak menceraikan gadis itu, dan hidup bahagia bersamanya?

“Leira kamu masih tidak ingin aku menyentuhmu? aku sungguh ingin membuatmu hamil dan hidup bersamamu selamanya,” Lanjut Julian lagi, dia berbicara terus hingga sosok yang dirinya ajak bicara sudah terlelap tidur karena kelelahan, Julian yang malang dirinya harus menelan kembali keinginan itu.

“Leira—,” Julian hanya bisa tersenyum, saat dia tersadar jika Liera sudah tertidur dalam pangkuannya, pasti gadis itu lelah seharian harus mengurus kepulangannya, dengan penuh kehati-hatian Julian meletakkan Liera di ranjangnya dan menempatkan posisi yang benar.

Julian menatap Liera yang sudah dirinya berikan selimut dan tidak lupa untuk mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur, mengusap wajahnya dan mengecup keningnya, dirinya tidak pernah percaya dirinya akan sayang dan mencintai Liera sedalam ini, tidak bisa memungkiri jika dirinya juga terus bertanya bagaimana perasaan Liera?

Pria itu hanya bisa menghela nafas berat, dia memutuskan untuk melakukan hal lain, dirinya tidak mau mengusik tidurnya Liera, pria itu berjalan mendekati jendela dan mengeluarkan ponsel dari saku celananya, dia menghubungi seseorang.

“Bisakah kamu membantuku?” Tanya Julian saat dirinya sudah menempelkan benda tipis itu, dia hanya terpikirkan satu hal, mengingat besok adalah hari penting untuk Liera, dia memutuskan untuk menyiapkan apa yang seharusnya dia lakukan.

“Aku rasa sebelumnya aku sudah membuat list rencanaku, mungkin saja kamu lupa mengingatnya,” ucap Julian, siapa lagi yang sedang dirinya jika bukan sang asisten yang selalu dirinya ganggu, menyerahkan seluruh keinginan pada wanita itu, kasihan sekali Yuri yang selalu di ganggu Julian bahkan saat malam hari.

Padahal sudah tidak datang ke kantor hampir seminggu, lalu sekarang pria itu dengan seenaknya datang dan meminta bantuan? tidak tahu sekuat apa Yuri menghadapi Julian selama menjadi asistennya, bahkan menjadi asistennya pria itu lebih menyulitkan daripada mengurus kedua anaknya, mungkin secepatnya Yuri harus meninggalkan posisi itu agar wanita lain bisa merasakan tidak selama menjadi asisten seorang pria kaya raya akan menyenangkan, nyatanya sangat merepotkan dan menyulitkan untuk diterima.

“Ya, apapun alasanmu untuk tidak mau menerima bantuan ini, intinya aku akan tetap memaksamu membuatkan itu! dan keesokan harinya, sudah ada di depan rumahku.” Ucap Julian, pria itu benar-benar tidak menggunakan perasaan jika sudah menginginkan sesuatu! seharusnya dia menyiapkan itu semua sendiri dan bukan malah merepotkan orang lain yang juga butuh istirahat.

“Baiklah, aku menunggu hal itu besok pagi, tenang kau bisa meninggalkan kursi itu setelah aku pulang honeymoon.” ucap Julian, dia menutup telepon itu secara sepihak dengan sengaja, menghindari dari Yuri yang akan berteriak pada dirinya.

Julian kembali melangkah mendekati ranjang, dia membuka kemeja miliknya, memamerkan tubuh berototnya terekspos begitu saja, lalu memutuskan untuk ikut tidur, dengan tidak sopannya Julian menarik Liera dan memeluk gadis itu, lalu menarik selimut untuk menutupi dirinya juga.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status