Share

7

Aku sudah dirias sejak satu jam yang lalu. Dengan gaun indah yang sudah melekat pada tubuhku aku siap untuk menjadi pengiring mama hari ini. Dengan Mas Abi tentunya. Aku sedikit penasaran dengan pacar Satya yang baru. Semoga tidak lebih baik dari aku.!

Handphoneku berdering. 

"Kak aku boleh angkat telepon ya? "Pintaku pada MUA yang merias wajahku. Dia mengangguk.

Mami Sofia.

"Ya mi? "Tanyaku dan kembali fokus untuk dirias.

"Kuharap karangan bunga yang kukirim sudah sampai. Maaf ya tidak bisa datang. "

Aku tersenyum. Mami Soia masih saja baik padahal mama pernah menyiramnya dengan segelas teh karena Sofia berpacaran dengan papa.

"That's okay. Gimana di Bali? Seru dong? "Tanyaku lagi. 

"Sangat seru. Nick mengajak kami ke pantai dua hari ini. Dan besok kamu akan menemui kami kan di villa? Aku sudah menyiapkan semuanya "

"Ya, besok sore kukira aku menyusul. Tapi mami harus menjemputku di airport. Wajib. Sampai ketemu besok mi "Pungkasku karena MUA akan mengaplikasikan lipstick.

"See you. Take care tonight. "

Aku memutus sambungan telepon. 

Mami yang hanya berjarak 5 tahun dariku ternyata merupakan sosok ibu dan teman disaat yang bersamaan.

Dan aku bahagia papa bisa bersama Mami Sofia sekarang. Walaupun dulu aku sempat menentangnya.

Ayolah aku tidak kekanakan tapi melihat papamu akan menikah dengan orang yang lebih pantas untuk menjadi kakakmu pasti menggelikan dan menyebalkan di waktu yang sama.

Tak lama aku sudah selesai. MUA berpamitna untuk keluar kamarku.

Setelah selesai dirias Mas Abi masuk kamarku. 

Mas Abi menatapku lama. Aku tertunduk. 

"Ehm disuruh kebawah sama mama. "Ujar Mas Abi membuatku menatapnya. Mas Abi sangat tampan. Begini rasanya punya kakak laki-laki super tampan? OMG.

Aku mengangguk dan menghampirinya. 

Mas Abi memintaku untuk melingkarkan tanganku di lengannya. Aku mengikuti permintaannya dan kami turun ke bawah. Menuruni tangga satu persatu dengan pelan. 

Suasana sudah ramai. Akad nikah akan segera dilaksanakan. Aku dan Mas Abi berdiri dibelakang mama sementara Satya dan seorang wanita mengiringi Ayah Fabian. 

Jadi ini selingkuhan Satya? Huh masih cantik aku! Pasti dia nyesel putus sama aku! 

Mama duduk didepan penghulu bersama Ayah Fabian. Aku dan Mas Abi menepi. Begitu juga Satya dan pasangannya. 

Aku tak melepas tanganku dari lengan Mas Abi. Aku butuh pegangan sekarang. Sebenci apapun aku pada Satya itu semua hanya untuk menutupi sakit hatiku atas pengkhianatan yang dia lakukan.

Aku menatap Satya. Dia terlihat bahagia. Karena pernikahan ini atau karena wanita disampingnya? 

"Kamu iri ya Satya sama cewek? Tenang, nanti mas cariin cowok baik buat kamu. "Bisikan Mas Abi membuyarkan lamunanku. 

Aku menoleh dan menatapnya. Dia tersenyum dan aku membalas senyumannya. 

Aku bisa bahagia dengan Mas Abi bukan? Sebagai adik dan kakak.

Author POV. 

Satya sesekali menatap pasangan didepannya. Kakaknya, Abimana dan mantan kekasihnya, Aulia. 

Aulia menatap kosong ke arahnya. Ingin rasanya dia merengkuh Aulia dalam pelukannya. Aulia yang sejak sebulan yang lalu tak lagi menjadi miliknya. 

Aulia yang dulu selalu menjadi alasan dia tersenyum kini bersenda gurau dengan Abimana. Tawa Aulia bukan lagi untuknya dan bukan dia penyebabnya. 

Satu kenyataan menghantamnya.

Aulianya bukan lagi miliknya. Walaupun dia masih sayang.

"SAH. "

Satya menoleh. Fabian dan Rara sudah menjadi suami istri. Dan itu membuat Satya sadar, Aulia adalah adiknya mulai sekarang. 

Semua mengucap syukur. Satya juga. Tapi kemudian dia membisu saat Abimana menggandeng tangan Aulia. Kenapa harus Abimana? 

...

Setelah akad nikah Fabian dan Rara serta undangan menuju halaman rumah Rara yang sudah disulap menjadi garden party yang sangat indah. 

Fabian bergandengan dengan Rara. Dibelakangnya ada Aulia yang memeluk lengan Abimana dan Abisatya dibelakang bersama seorang wanita yang tak lain adalah teman SMAnya. 

Band mulai memainkan lagu dan tamu undangan larut dalam bahagia. 

"Kamu mau makan? "Tawar Abimana pada Aulia. 

Aulia masih tak melepas tangannya dari lengan Abimana.

"Makan apa mas? "Tanya Aulia balik. 

Abimana melihat beberapa tenda makanan. 

"Mau bakso? "Tanya Abimana dan menunjuk sebuah stan. Aulia mengangguk. 

Bakso dari restoran mamanya tak pernah mengecewakan.

Aulia memesan satu mangkok begitu juga dengan Abimana. Mereka makan di salah satu meja makan yang sudah disiapkan untuk tamu undangan.

"Kamu sering makan bakso Li? "Tanya Abimana dan menatap wajah cantik Aulia. 

Aulia hari ini sangat cantik dan Abimana sulit untuk melepas pandangannya dari Aulia sedari tadi. 

"Lumayanlah mas. Termasuk makann favorit di restoran mama loh. "Jawab Aulia antusias. 

Abimana tersenyum. 

"Kalo di restoran kamu apa yang favorit? "Tanya Abimana ingin tahu. 

"Ikan sama cumi sih mas yang banyak peminatnya. Pasti aku stok banyak tiap hari. "Jawab Aulia dan kembali menyendokkan bakso ke mulutnya.

Mereka berbincang seraya menghabiskan makanan mereka. 

"Kamu udah packing buat nanti malem Li? "Tanya Abimana dan menatap Aulia. 

Aulia mendongak. 

"Udah. Dikit doang sih mas. Mas Abi udah? "Tanya Aulia balik. Abimana mendongak. 

"Okedeh. Nanti jam 7 kita berangkat ya? "Tanya Abimana memastikan. 

Aulia mengangguk. 

...

Pesta resepsi sudah selesai. Rumah kembali lengang. 

Aulia membuka pintu kamarnya dan membawa koper kecil keluar. Disusul Abimana mereka berdua menuruni tangga dengan dua koper dibawa Abimana.

"Kalian udah mau berangkat? "Tanya Rara yang menoleh sebentar dari aktivitasnya menyiapkan makan malam. 

"Iya ma, kita mau berangkat abis ini. "Jawab Aulia dan duduk di meja makan. Abimana duduk disampingnya.

Fabian duduk diujung sedangkan Rara dan Aulia duduk didekatnya. Satya duduk disamping Rara.

"Kak rapi amat. Mau shift malem? "Tanya Satya yang tidak mengetahui rencana liburan Aulia dan Abimana. 

"Enggak kakak mau ke Bali. "Jawab Abimana dan menunjuk koper didekat pintu. 

Satya mengikuti arah yang ditunjuk Abimana. Bukankah koper satunya milik Aulia? Dia tentu masih ingat dengan koper coklat itu. Satya yang membelikan untuk Aulia saat wanita itu harus keluar kota dan kopernya malah rusak.

"Sama siapa? "Tanya Satya memastikan. Dia sendiri tak tahan dengan jawaban yang akan didengarnya.

"Sama aku. "Aulia menjawab pendek dan kembali menyuap nasi. 

Satya terdiam. Meneguk ludahnya sendiri saja sulit. 

Aulia dan Abimana akan berlibur bersama? Kenapa?

"Ayah udah bilang ke sopir. Kalian dianter sopir aja ya? "Ujar Fabian membuat Satya tersadar.

"Iya yah. Kita tau kok ayah sama mama capek. "Jawab Abimana manis. 

Setelah makan malam Rara dan Fabian melepas Abimana dan Aulia untuk menyusul Sofia dan Nick ke Bali. Satya hanya menonton dari balkon atas. 

Melihat Abimana dan Aulia masuk mobil lalu mobil melaju dan hilang dari pandangannya.

Satya masih berdiam di balkon. Tak bisa melepas sepenuhnya Aulia. Dan dengan kondisi mereka sekarang semakin tak mudah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status