Share

6

Aulia POV.

Tiga hari lagi mama akan menikah. Katanya hari ini mas Abi dan Satya mau pindahan kesini.

"Mam aku ke resto dulu. "Pamitku dan mengenakan jaketku.

Mama mengangguk dan mengantarku sampai keluar.

Truk berhenti didepan rumahku.

Siapa nih?

"Itu mungkin yang buat pindahan Li. "Celetuk mama. Aku mengangguk.

Aku menunggu sebentar karena mobilku tak bisa keluar.

"Pagi ma. "Satya mencium tangan mama.

Wait mama? Sejak kapan dia kayak gini sih.

"Pagi Satya. Sudah sarapan? "Tanya mama ramah.

Satya menggeleng.

"Yuk ke dalem mama panggangin roti. Abimana juga mau? "Tawaran mama membuat aku menoleh.

Mas Abi!

"Enggak ma aku sarapan nanti aja. "Tolak mas Abi halus.

Mas Abi berdiri didepanku setelah mama dan Satya masuk rumah.

"Mau kemana Li? "Tanya Mas Abi dan menatapku dari atas sampe bawah.

"Mau ke resto mas. Minggu pasti rame. "Jawabku seraya tersenyum.

Mas Abi ikut tersenyum.

"Mas Abi enggak kerja? "Tanyaku basa-basi.

"Enggak, lagi libur. Oh iya tiket pesawat udah dapet. Kamu mau hotel yang gimana? "Tanya Mas Abi dan memperlihatkan aplikasi travel padaku.

"Oh aku kemarin udah minta mami yang urus kok. Dan jadinya villa yang deket sama villanya papa. Gapapa kan? "Tanyaku balik.

"Okedeh. Jadi tanggal 10 jam 7 kita berangkat ya. "Tandas Mas Abi. Aku mengangguk.

Mas Abi mengarahkan pekerja untuk memindahkan barang-barangnya sementara aku mengambil mobil di garasi.

"Mas aku berangkat dulu. "Pamitku dari dalam mobil saat melewati Mas Abi.

Mas Abi membalas dengan mengacungkan jempolnya.

...

Rumahku sekarang ramai. Daritadi dua kamar disampingku terus saja ada suara. Aku bahagia karena selama ini hanya sendiri di lantai 2. Sekarang kami bertiga. Ya walaupun salah satunya adalah Satya. Ada tiga kamar di lantai atas yang menghadap langsung ke balkon. Kamar paling kanan itu kamarku, ditengah rupanya adalah Mas Abi dan kamar dekat tangga adalah Satya. Kamar-kamar ini dilengkapi connecting door. Kamarku ke kamar Mas Abi dan juga kamar Mas Abi ke kamar Satya.

Sebenarnya kamarku yang tengah tapi aku menolak amat sangat bersebelahan dengan tukang selingkuh itu. Jadilah aku pindah ke kamar paling ujung.

Tok tok.

Aku membuka pintu.

"Kata mama disuruh kebawah. Makan malam. "Kata Mas Abi saat aku berdiri didepannya.

OMG! Mas Abi memakai kaos polos warna hijau army dan celana selutut berwarna khaki. Dan itu membuatnya semakin tampan.

Aku belum pernah bertemu Mas Abi dengan baju sesantai ini.

"Li, ayo. "Panggil Mas Abi dan membuatku tersadar.

"Oh ehm iya bentar aku save kerjaan dulu. "Jawabku dan buru-buru menutup pintu.

Duh malunya!!!!

Aku turun ke lantai bawah dan menemukan Satya dibawah tangga.

"Ngapain lo disini? Minggir. "Ketusku dan berjalan melewatinya. Satya mengikutiku ke ruang makan.

"Lama banget Li. Semua nunggu kamu lo. "Omel mama seraya mengambilkan nasi untukku.

Aku hanya diam dan makan nasi didepanku. Mama, Ayah Fabian dan Satya berbincang ringan dan aku tak berniat ikut bergabung.

Mereka membicarakan acara pernikahan tiga hari lagi termasuk pengiring pengantin.

"Li kamu nanti jadi pengiring sama siapa? Kan kamu baru putus gara-gara mantanmu selingkuh? "Pertanyaan mama langsung membuat Satya tersedak.

Haha rasakan itu!

"Iya ma aku gak ada pacar gara-gara abis diselingkuhi. Gimana ya ma? "Tambahku dan melihat Satya yang semakin kikuk.

"Sama Abi aja. Bi kamu masih jomblo kan? "Tanya Ayah Fabian.

"Iya. Nanti sama aku aja ma Aulia. "Tambah Mas Abi dan menatapku.

Oh jadi Mas Abi jomblo? Kok bisa orang seganteng ini jomblo sih.

"Lah aku sama siapa? "Protes Satya.

"Kamu sama pacarmu lah Abisatya. Masa gak punya juga. "Seloroh ayah membuatku kembali menatapnya.

Ayo mau bilang apa kamu!

"Aku baru putus pa. Tapi gampanglah ntar aku sama temen aja. "Jawab Satya berdalih.

Alah bilang aja mau ngajak selingkuhanmu itu. Awas aja berani bawa dia kedepanku aku jambak itu cewek.

"Ah masa gapunya cewek sih. "Pancingku dan melihat Satya sekilas.

"Gak mungkin Li. Satya ini banyak gebetannya. Tinggal dia aja ribet. "Jawab Mas Abi tanpa tau duduk perkaranya.

Satya semakin memucat.

Kena kamu!

"Udahlah ngapain bahas itu sih. Mas juga. "Sungut Satya karena sudah terpojok.

"Kok nyalahin mas sih. Kan emang gitu kenyatannya. Jangan pernah deh Li kamu ketemu cowok model Satya. Sakit ati terus. "Nasihat Mas Abi hanya kubalas senyuman.

Hehe udah pernah mas. 2 tahun malah pacarannya.

"Ajarin Abimana, Satya adik kalian ini cari pacar yang baik. Biar enggak diselingkuhi lagi. Padahal cantik kan Aulia. Bisa-bisanya ada yang selingkuh. "Ujar Ayah Fabian sambil terus makan.

Aku hampir tertawa! Tuh dengerin Abisatya! Ayah aja muji aku cantik!

"Beres yah. "Jawab Mas Abi sedangkan Satya hanya diam.

Hoho. Kasihan deh mantanku tersayang.

Eh? Dulunya sih tersayang. Sekarang huekkk.

...

"Udah malem kok belum masuk Li? "

Aku yang sedang berdiri di balkon menoleh.

Mas Abi.

"Iya mas. Masih betah. "Kilahku dan kembali memandang langit.

Mas Abi berdiri disampingku.

"Mas udah bilang ke mama kalo kamu mau nemenin mas ke Bali tanggal 10. "Ujar Mas Abi dan aku menatapnya.

"Kenapa harus gitu mas? "Tanyaku tak mengerti. Kenapa dia tidak terus terang kalau membujukku?

"Mas gak mau mama kecewa. Mas mau mama tau kalau kamu bener-bener mau ngundurin jadwal kamu sendiri. Tanpa campur tangan mas. "

Jawaban Mas Abi membuatku terdiam.

Mas Abi saja yang belum resmi menjadi anak mama begitu menjaga perasaan mama. Bagaimana aku?

Aku diam. Mas Abi juga.

"Mas udah selesai beres-beres? "Tanyaku berbasa-basi. Mas Abi mengangguk.

"Udah, oh iya kenapa kamu pindah kamar? Kata mama kamar kamu kan di tengah? "Tanya Mas Abi dan duduk di sofa.

Aku ikut duduk disampingnya.

"Iya, kemarin aku pindah abisnya kayaknya lebih enak di pojok deh mas hehe. "Tukasku mencoba mencari alasan.

Gak mungkin kan aku bilang kalo aku gamau deket sama si mantan gajelas itu.

Mas Abi tersenyum.

"Mas balik ya Li. Udah malem. Jangan malem-malem disini. "Kata Mas Abi dan mengusap bahuku sebentar.

Aku mengangguk dan menatap Mas Abi kembali kedalam rumah. Tak lama kulihat mobil Satya keluar dari pintu pagar.

Mas Abi.... Terima kasih banyak.

Setelah mobil Satya hilang dari pandangan aku duduk di sofa yang ada di balkon. Menyesap tehku yang mulai dingin.

Mungkin memang aku tidak berjodoh dengan Satya. Aku tak bisa membayangkan bagaimana jika aku dan Satya belum putus dan mama akan menikah dengan om Fabian.

Bersama mama menyandang gelar Mrs. Dhananjaya? Oh tidak! membayangkannya saja membuat perutku mual.

Biarkan saja aku menjadi Ms. Aileen. Bersama Selena.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status