Share

BAB 4 - Wawancara

Keesokan harinya, hari dimana seleksi tahap kedua dimulai. Sekitar 20 orang lolos ke tahap wawancara. Satu per satu dari mereka dipanggil untuk memasuki ruangan, kemudian tiba nama seorang perempuan dipanggil.

“Ibu Dewi Lasmana, silahkan untuk memasuki ruangan.” ucap perempuan yang bertugas memanggil calon karyawan. Yang dipanggil bangkit dari tempat duduk dan berjalan dengan percaya diri memasuki ruangan.

Dewi membungkukkan badan dengan hormat, sebelum duduk di hadapan para penguji. Disana sudah duduk Satya dengan sekretarisnya, Nata.

“Selamat pagi, Ibu Dewi. Selamat sudah lolos dari ujian tertulis dengan skor tertinggi.” Nata mengawali pembicaraan, sedangkan Satya hanya terdiam memandangi wajah Dewi.

Dia lebih cantik dari yang terlihat di foto, Pandangan Satya terfokus pada bibir tipis milik Dewi yang berwarna merah ranum, mengingatkan Satya pada buah ceri. Dan entah mengapa membuat Satya penasaran, apakah rasanya seenak penampilannya.

Lamunan Satya dihancurkan oleh Nata dengan menyenggol sikunya cukup keras,”Pak, mohon fokus untuk wawancaranya. Jika Bapak hanya melongo, silahkan untuk keluar.” bisik Nata dengan kesal. Satya hanya merespon dengan cengiran.

“Terimakasih, Pak.” jawab Dewi yang membuat fokus Nata kembali ke wawancara.

"Perusahaan kita sedang membutuhkan sekretaris dengan segera. Apakah Ibu bisa beradaptasi dengan cepat?"

"Iya, Pak. Saya bisa beradaptasi dengan cepat. Sebelumnya, saya sudah pernah bekerja sebagai sekretaris."

"Mungkin gaji yang diberikan oleh perusahaan kita, tidak sebesar yang diberikan oleh tempat anda bekerja dahulu. Apa tidak masalah?"

"Iya. Saya tidak masalah, Pak." jawabnya dengan tersenyum. 

Senyum Dewi barusan membuat Satya menjadi terpaku sesaat. Satya menggumam bahwa Dewi terlihat lebih cantik ketika sedang tersenyum. Gumaman yang terdengar oleh Nata dan direspon dengan menginjak kaki Satya, sebagai peringatan terakhir.

"Berdasarkan pengalaman bekerja yang Ibu cantumkan disini, tertulis bahwa Ibu sudah bekerja selama 5 tahun sebagai sekretaris pribadi. Apakah ada alasan tertentu, Ibu memilih resign dan bekerja disini?”

“Ah, sebenarnya saya dipecat secara sepihak oleh perusahaan sebelumnya.” Dewi tersenyum canggung, ia yakin pertanyaan ini akan datang padanya.

“Apa yang menyebabkan anda dipecat?”

“Saya terlibat kekerasan, Pak.” ucapnya  tanpa ragu yang membuat raut muka Satya dan Nata berubah. Melihat perubahan itu, Dewi mengeluarkan selembar kertas dari tasnya dan memberikan kepada mereka.

Isi kertas tersebut berupa surat tuntutan yang dilayangkan oleh Dewi karena mengalami pelecehan seksual oleh atasan sebelumnya. Gugatan tersebut dibalas oleh perusahaannya dengan memberi gugatan yang lain. Dewi digugat melakukan pencemaran nama baik serta kekerasan. Yang menyebabkan Dewi dipecat secara sepihak oleh perusahaan sebelumnya.

Satya yang melihat surat gugatan tersebut, entah mengapa merasa marah. Padahal ia belum tahu apakah Dewi berbohong atau tidak, dirinya juga belum mengenali Dewi dengan baik. Fakta bahwa perasaannya kali ini serasa dimainkan membuat Satya kesal. Dia adalah orang yang sangat logis, setidaknya sebelum Dewi datang.

“Mengapa anda bisa terlibat kekerasan, Bu?” tanya Nata lebih lanjut.

“Saya hanya sekadar melakukan self - defense. Mantan atasan saya dengan sengaja meraba kemudian meremas paha saya ketika sedang rapat. Saya yang saat itu sedang fokus ke arah rapat, reflek menampar atasan saya sendiri. Dan kejadian tersebut disaksikan semua orang di ruangan.”

Dewi menghela nafas, kemudian melanjutkan perkataannya,”Segera setelah saya pulang bekerja, saya melayangkan tuntutan atas tindakan pelecehan seksual ketika bekerja. Dan sesuai yang saya duga, perusahaan mengajukan tuntutan balik atas pencemaran nama baik dan kekerasan yang sudah saya lakukan. Hasil dari persidangan sudah ditentukan, saya kalah. Dan sebagai hasilnya saya dikeluarkan secara sepihak dari perusahaan”

“Baik Ibu Dewi. Secara keseluruhan, kualifikasi Ibu memenuhi standar yang kami butuhkan saat ini. Karena itu mohon ditunggu kabar selanjutnya dari kami. Terimakasih atas waktunya.” Nata mengakhiri sesi wawancaranya, karena rasa penasarannya sudah terbayar.

“Terimakasih kembali, Pak. Saya izin pamit terlebih dahulu.” Dewi pun segera beranjak pergi keluar dari ruangan.

“Bagaimana menurutmu, Bos?” tanya Nata penasaran, karena sedari tadi si bos tidak berbicara sama – sekali. Padahal sebelumnya dia bilang, ingin ikut mewawancarai calon karyawan.

Hmm.. biasanya aku akan langsung menolak karyawan yang dipecat karena memiliki masalah dengan perusahaan sebelumnya. Pengecualian untuk ini, tolong cek kebenaran masalahnya.” jawabnya dengan santai.

“Bos, anda sehat kan? Tidak demam? Mau saya panggilkan dokter?”

“Hentikan, aku baik – baik saja.” Satya memutar bola matanya kesal

“Tidak seperti biasanya. Apa ada alasan tertentu?”

“Tidak ada. Hanya berdasarkan insting saja, kalau dia adalah karyawan yang kompeten.” jawab Satya yang tidak memuaskan rasa penasaran Nata.

“Jangan – jangan anda jatuh cinta pada pandangan pertama?” Nata tidak hentinya memborbardir Satya dengan pertanyaan, yang lama – kelamaan membuat Satya kesal.

“Tidak mungkin. Jangan bertanya lagi, kamu membuatku pusing.”

“Ah, jadi benar, anda jatuh cinta dengannya. Bos kita memang sudah dewasa, sudah bisa jatuh cinta dengan perempuan.” ucapnya dengan terharu, sambil berpura – pura mengusap air mata. Alhasil, membuat Satya menjadi marah.

“Hentikan! Aku akan pergi, lanjutkan tugasmu mewawancarai sampai akhir.” Satya beranjak dari kursi dengan wajah bersungut – sungut.

“Bos kita sudah besar, dia sudah bisa jatuh cinta pada pandangan pertama.” ejeknya kembali.

Yang kemudian mendapatkan lemparan bolpoin dari Satya. Setelah melemparnya, Satya menggumamkan kata – kata seperti umpatan, lalu beranjak pergi dari ruangan.

Nata menyeringai senang, sudah seperti prestasi tersendiri jika membuat Satya yang biasanya tenang, menjadi marah.

Nata segera menyelesaikan sesi wawancara, setelah Dewi Lasmana tadi, tidak ada calon sekretaris yang menarik. Semuanya hampir sama, tidak ada yang sesuai harapan Nata. Tidak ada yang bisa dilakukan selain mengecek ulang background Dewi Lasmana, jika mau mendapat sekretaris seperti yang diharapkan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status