Share

BAB 5 - Dewi Lasmana

Di ruangannya, Satya sedang sibuk membuat rencana agar proyek yang sedang dijalani sekarang berlangsung lancar. Sudah ada beberapa investor yang tertarik dengan proyek terbarunya.

Mengingat proyek sebelumnya berjalan dengan lancar dan menghasilkan keuntungan berarti bagi perusahaan. Bahkan, ia berhasil ‘menundukkan’ salah satu perusahaan pakaian yang cukup besar, yaitu Perfetti Apparel.

Tidak ada hal khusus yang menyebabkan Perfetti Apparel mau diakuisisikan ke perusahaanya. Toh, mereka sudah memiliki segalanya. Saat Satya bertanya kepada pemimpin Perfetti Apparel, dengan santai beliau menjawab, Perfetti Apparel mengakui kemampuan Satya sebagai CEO karena ide – ide untuk proyeknya sangat out of the box.

Dengan kata lain, Perfetti Apparel simpel mengikutinya karena mengakui kemampuan Satya. Dan kepercayaan bahwa, jika ia di bawah kepemimpinan Satya, perusahaannya akan semakin maju dan stabil.

Nadrika group sendiri membawahi beberapa perusahaan. Yang rata – rata adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Mulai dari perusahaan yang memproduksi bahan pakaian hingga perusahaan yang memproduksi pakaian jadi.

Satya yang sedang sibuk bekerja, tidak sadar akan kedatangan Nata di dalam ruangan, jika Nata tidak menghalangi pandangannya dengan tumpukan kertas.

“Oh, apa ini?”

“Bapak lupa? Itu berkas yang Bapak minta mengenai background Dewi Lasmana.”

Tangan Satya dengan lincah membuka per lembar, ia membaca dengan fokus, seperti tidak akan melewatkan satu hal kecil pun.

“Kurasa benar yang diomongkan oleh Dewi, lihat mantan atasannya dulu adalah Pak Andi.”

“Bapak mengenalnya? Tapi, catatan kejahatannya sangat bersih.”

“Kamu lupa aku sudah hidup berapa lama? Aku pernah beberapa kali bertemu dengannya dan dia adalah seorang bajingan.” Satya melihat foto Pak Andi dengan kesal, tangannya tanpa  sadar meremas foto tersebut.

Nata yang melihat hal tersebut, memasang wajah heran,”Bapak memang sudah hidup ribuan tahun. Tapi mungkin, Bapak salah melihat wajahnya. Tidak mungkin Bapak terlibat dengan setiap orang di dunia.”

“Memang benar ada kemungkinan aku salah mengenal orang. Kamu ingat insiden penculikan perempuan jalanan pada akhir tahun lalu?”

“Ah, iya Pak, saya mengingatnya. Kejadian yang membuat saya sangat sibuk, karena membereskan kekacauan yang diakibatkan perbuatan Bapak.” jawab Nata dengan datar. Satya memutar bola matanya kesal.

Bagaimana Nata bisa lupa? Satya tiba – tiba datang ke rumahnya dengan membawa banyak gadis. Dan berkata untuk membuatkan shelter agar para gadis ini bisa bernaung. Nata menjadi sangat sibuk saat itu, ia harus menyiapkan rumah perlindungan serta harus membereskan kekacauan yang dibuat oleh Satya.

“Perempuan yang diculik tersebut dijadikan pelacur. Mereka diharuskan melayani ‘pelanggan’ tanpa henti dalam sehari. Dan yang terkejamnya adalah, mereka tidak diberi bayaran sepeser pun,” Satya menghela nafas, kemudian melanjutkan perkataanya,”aku melihat salah satu dari ‘pelanggan’ adalah Pak Andi. Setelah menghancurkan tempat tersebut, aku menemukan daftar nama pelanggan di tempat tersebut.”

Tangan Satya meraih laci di bawah mejanya, terdapat kertas – kertas yang sudah usang tertumpuk di situ. Ia meraih salah satunya dan menyerahkannya kepada Nata.

“Kertasnya masih aku simpan, karena kupikir ini akan berguna.”

Nata membaca kertas tersebut dengan teliti, untuk mencari nama Pak Andi. Dan benar saja, di dalam daftar tersebut terdapat nama yang ia cari.

“Kurasa memang benar, Pak. Dengan begini, kita sudah membuktikan bahwa Dewi mungkin bisa dipercaya menjadi sekretaris.” ucapnya sambil mengembalikan kertas tersebut. Satya hanya mengangguk sambil tersenyum.

“Aku akan mengabari kabar ini kepada Ibu Dewi bahwa dirinya diterima bekerja di perusahaan ini."

Setelah kepergian Nata, dia tersenyum senang. Perempuan yang membuatnya terpesona, tidak akan ia lepaskan kepada yang lain. Dia pun berdiri dari kursinya dan bersiap untuk pergi. Setelah memakai jasnya, tubuh Satya perlahan menghilang, dia sedang berteleportasi.

Selain kemampuannya yang bisa mendengar perkataan orang lain selama dalam jangkauannya, Satya bisa berpindah tempat sesuka hatinya. Asalkan ia mengetahui koordinat tempat tersebut.

Satya berteleportasi ke arah rumah Dewi. Meski sudah mendapatkan laporan dari Nata mengenai background Dewi, Satya masih ingin mengetahuinya sendiri. Seperti apa orang yang membuat dirinya terus terpikir mengenai sosoknya.

Dia sepenuhnya mengerti, bahwa mengawasi orang itu tidak baik. Karena itu, Satya menyembunyikan dirinya sehingga tidak bisa dilihat oleh orang lain.

"Aku hanya akan melakukan ini, sekali saja." gumam Satya.

Dari luar jendela, ia melihat Dewi sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur. Wajahnya seperti mengkhawatirkan sesuatu. Satya memandangi wajah tersebut, penasaran apa yang sedang dia pikirkan hingga terlihat menghela nafas pasrah.

Tak lama, Dewi terlihat mengangkat telefon dari seorang perempuan. Mungkin itu adalah sahabatnya, batin Satya. Mereka terlibat percakapan dan perempuan tersebut memutuskan untuk datang ke rumah Dewi.

Di saat sahabatnya tersebut datang, wajah Dewi terlihat sangat senang. Rasanya, ia ingin berada di posisi sahabat Dewi tersebut. Meskipun Satya baru pertama kali bertemu dengan Dewi, Ia ingin menjadi seseorang yang kehadiran dirinya dapat membuat Dewi bahagia. 

"Kurasa benar ucapan Nata. Apa ini yang namanya cinta pada pandangan pertama?" ia kembali bergumam. Selama ia hidup di kehidupan keduanya kali ini, dirinya belum pernah merasakan seperti apa jatuh cinta. Wajar saja, jika Satya merasa asing dengan apa yang dirasakannya saat ini.

Satya lanjut menguping pembicaraan mereka, sahabat Dewi tersebut sedang menanyakan bagaimana hasil dari wawancara hari ini. Dewi hanya menjawab lancar dengan tersenyum.

"Ah, lagi - lagi dia tersenyum seperti itu."

Kemudian sahabat Dewi tersebut menanyakan tentang CEO yang digosipkan sangat tampan. Satya memasang telinganya sambil fokus, penasaran mengenai jawaban Dewi selanjutnya. 

Tiba - tiba smartphone Satya bergetar berulang - kali, yang membuat fokusnya terganggu. Dengan kesal, ia mengangkat telefon tersebut yang ternyata dari Nata.

Nata memarahi dirinya karena sudah menghilang tiba - tiba dari kantor. Karena tidak tahan dengan omelan Nata, Satya memutuskan untuk segera kembali ke kantor. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status