Share

Nafkah Terakhir sebelum Ditalak
Nafkah Terakhir sebelum Ditalak
Penulis: Ina Shalsabila

Mendadak Ditalak

"Ini uang gajiku selama sebulan penuh, Kuberikan semuanya tanpa sisa. Janji jangan meminta lagi. Sebab, ini nafkah terakhir yang aku berikan. Maaf Alina, aku menjatuhkan talak atas dirimu saat ini juga."

Tak ada yang bisa menarik kata-kata itu di tengah suasana yang sebelumnya terlihat biasa saja. Meluncur bak anak panah terlepas dari busurnya. Alina, tak mampu lagi menopang bobot tubuhnya. Semula duduk di tepi ranjang, perlahan meluruh ke lantai. 

"Tapi kenapa, Mas? Dosa sebesar apa yang sudah aku lakukan?"

Air mata terus mengucur tiada henti. Ia tak menyangka jika lelaki yang ia bangga-banggakan dihadapan teman-teman telah memberi jalan hidup tanpa pilihan. Tanpa sadar, amlop yang ada di tangannya terlepas. Siapa sangka jika gaji yang diberikan oleh Fatih merupakan nafkah terakhir.

"Tidak ada, Al. Tak ada yang salah darimu. Hanya saja, aku tidak tega melihat kamu dan ibuku terus bertengkar setipa harinya."

"Hanya karena itukah kamu menjatuhkan talak? Masalah sepele seperti itukah?"

"Bagiku ini masalah yang rumit, Al. Kamu nggak tau, betapa ibu sangat menyayangi kamu sejak awal, padahal pernikahan kita hanya sebuah kebetulan."

"Aku gak terima. Mestinya, Mas bilang dulu kesalahanku sebelumnya, supaya aku bisa berubah. Gak bisa seperti ini, Mas."

"Maaf, Al. Aku tak bisa lagi. Mempertahankan kamu sama dengan mengabaikan ibu. Kalian tidak bisa akur, selamanya tidak akan bisa."

"Mas!" Alina menarik lengan Fatih agar tetap duduk di sisinya.

"Maaf, Al. Aku tidak bisa lagi. Maaf!" Fatih menggenggam jemari Alina, dan memgembalikan ke pangkuan wanita yang sudah dinikahi selama enam bulan itu dengan hati yang sangat perih.

"Mas ...!" Bahkan teriakan istrinya tidak mampu lagi menghentikan langkahnya yang sudah pasti. 

Keinginan menceraikan Alina sudah terbersit sejak dua bulan lalu. Ketika Meri, ibunda Fatih selalu mengeluhkan kondisi keuangan rumah yang morat-marit setelah dipegang oleh menantunya, Alina.

Ketidakmampuan Alina mengelola uang milik Fatih menjadikan Meri selalu uring-uringan. Menasehati Alina juga percuma. Sebab, Alina selalu bisa memberikan alasan yang masuk akal perihal kemana larinya uang yang diberikan Fatih. Tak jarang, Meri mendatangi kantor Fatih, hanya untuk sekadar meminta uang untuk membeli susu. 

Awalnya, Fatih memaklumi tindakan sang istri sebagai wujud kehati-hatian dalam mengelola uang yang diamanahkan kepadanya, tetapi, lambat laun, Alina tidak lagi memberikan bagian uang belanja untuk ibunya.

*

"Mas mau ke mana?" tanya Alina ketika pagi menjelang, Fatih pulang dan langsung memasukkan pakaian ke dalam koper.

"Mas semalam nggak pulang. Kenapa tiba-tiba pulang dan mau pergi lagi bawa baju sebanyak ini?" Alina terus memberondong dengan pertanyaan-pertanyaan, tetapi Fatih tetap bergeming. Alina menyekal lengan Fatih agar menghentikan aksinya.

"Mas--"

"Hentikan, Al!" bentak Ilham. Alina terkesiap. Sebelumnya, Fatih tidak pernah sekasar ini, walaupun pernikahan mereka tidak di dasari atas cinta.

"Ingat, kamu bukan lagi istriku."

"Astagfirullah, Mas ...."

"Aku ... aku akan menghindari kamu, Al."

"Apa maksudmu, Mas?"

"Aku tidak sanggup melihatmu keluar dari rumah ini, aku tidak tega. Maka, berdiamlah di sini sampai kamu benar-benar siap pergi. Selama itu juga, jangan berharap bisa menemuiku. Soal persidangan, akan aku urus tanpa merepotkan kamu."

Tak mampu berkata-kata lagi, cengkeraman tangan pada lengan Fatih mengendur bersamaan dengan tubuhnya yang merosot ke lantai.

"Mas ...."

Fatih sudah menutup mata dan hatinya untuk tidak memandang Alina. Ia menutup lemari, menyambar koper dan menariknya dengan segera melewati mantan istrinya yang tidak sanggup lagi berkata-kata.

Sementara Fatih terus mengayunkan kaki tanpa menoleh. Bagaimanapun, keputusan sudah diambil. Ia tak mungkin mempertahankan wanita yang tidak bisa menyayangi ibunya.

Saat menghidupkan mesin mobil, handphone di dalam saku jasnya berdering.

"Halo, Sayang. Aku sudah bersiap-siap. Aku langsung ke apartemen, ya?"

:

:

Next

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status