Share

Sandiwara Felix

Author: NonaAquarius
last update Last Updated: 2025-11-14 12:13:39

Sesampainya mereka di rumah sakit, mereka mulai mencari tempat ayah Anya dirawat. Terlihat jelas rasa khawatir Anya sedangkan Felix tetap tenang seolah ini bukan apa-apa baginya. Toh dari awal, Felix tidak begitu suka dengan ayah Anya.

Anya menghentikan langkahnya saat melihat ibunya duduk di kursi tunggu, berjarak beberapa meter darinya. Wanita itu menghela napas kemudian menoleh melihat Felix yang berdiri di sampingnya.

"Jangan beritahu mereka kalau kita akan bercerai. Saya akan melakukan apapun—"

Belum sempat Anya melanjutkan perkataannya, Felix langsung memotong.

"Aku tidak suka mengulangi hal yang sama. Bukankan tadi sudah dibicarakan? Apa kamu mau aku berubah pikiran?" Felix menatap Anya dengan tatapan tajam.

Anya menggeleng dengan cepat.

Anya menarik napas dan membuangnya dengan lembut. Sebisa mungkin wanita itu meredakan rasa khawatirnya. dengan gugup, Anya mengambil tangan Felix dan menggenggamnya. Felix hanya menerima karena ini hal biasa. Setiap kali berhadapan dengan orang tua Anya, wanita itu akan berperan menjadi istri sempurna.

"Aku akan memperlihatkan betapa bahagianya pernikahan kita!" ucap Felix dengan senyum penuh arti.

Felix melepaskan genggaman tangannya dan beralih meletakkannya di pinggang Anya. Anya sedikit terkejut saat Felix menyentuh pinggangnya. Sangat lembut, seolah Felix yang sekarang adalah pria berbeda yang Anya kenal. Seandainya ini bukanlah kepura-puraan, pasti pernikahan mereka adalah pernikahan sempurna. Sayangnya, semua ini hanya sandiwara. Menutupi kebohongan besar dibalik kemesraan mereka.

"Bu, bagaimana kabar Ayah?" tanya Felix menyapa.

Helena berdiri dari duduknya setelah menyadari kedatangan anak dan menantunya.

"Jantungnya kembali bermasalah kata dokter dan harus dirawat," jawab Helena dengan nada sedih.

Anya memeluk ibunya berharap ibunya bisa sabar menghadapi situasi. "Bu, maafkan Anya."

"Sayang, kenapa kamu minta maaf?" tanya Helena menghapus air mata Anya.

"Karena Anya jarang datang mengunjungi," jawab Anya dengan sedih.

"Sayang, jangan pernah merasa bersalah. Ibu tahu, kamu pasti sibuk. Ibu tahu, kamu tidak sendiri lagi. Kamu udah nikah, Ibu hanya tidak ingin merepotkan. Lagi pula, selama ini Ibu bangga padamu. Berkat kamu, Ibu dan Ayah bisa melanjutkan bisnis dengan baik. Ibu harap, kamu menjadi istri yang baik dan tetap berada di sisi suamimu entah itu susah maupun senang," ucap Helena menasehati Anya.

Anya terdiam. Jika saja ibunya tahu tentang masalah pernikahan Anya, apakah ibunya tetap akan mengatakan hal seperti ini?

Anya menoleh menatap Felix yang hanya diam. Sejujurnya, Anya takut jika Felix akan tersinggung dengan perkataan ibunya.

Akan tetapi, tiba-tiba saja Felix menarik pinggang Ànya membuat Anya tersentak. Mereka saling berhadàpan. Jarak antara wajah mereka hanya berjarak 10 cm.

"Ibu tidak perlu khawatir. Anya selalu berada disisiku, dan anehnya ... dia membuatku gila karena selalu menginginkannya," ucap Felix kepada Helena akan tetapi matanya menatap mata Anya.

Helena yang tadinya sedih mulai mengukir senyum dibibirnya saat melihat tatapan mata Felix terhadap Anya. Ia tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Dia juga pernah muda makanya ia begitu yakin bahwa Putri dan menantunya saling mencintai.

Helena tidak tahu apapun, kepalsuan yang diperlihatkan Felix membuat sandiwaranya sukses. Felix sukses menipu Ibu Anya.

Tentu saja Anya tidak tenang saat Felix berbicara seperti itu padahal Anya tidak ingin jika ibunya mencium bau-bau kecurigaan.

Felix mendekati telinga Anya dan berbisik, "Bukankah ini yang kamu mau? Aku telah melakukan tugasku dengan baik. Lihatlah betapa sempurnanya sandiwaraku. Sayang, apa harus melakukan hal diluar batas untuk meyakinkan mereka? Aku bisa melakukan sentuhan fisik lebih dari ini jika kamu mau."

Anya dibuat gugup. Wanita itu menggenggam dress selutut yang ia pakai. Dia menoleh melihat ibunya karena ia merasa sekarang ia ditatap. Helena tersenyum melihat keakuran Anya dan Felix.

Hingga Anya mulai melingkarkan tangannya di tengkuk Felix dan berbisik, " Ibu melihat kita. Jangan sampai dia curiga sedikitpun."

Felix menyunggingkan senyum dan mempererat pelukannya. "Sayang, aku ada di sini menemanimu. Yakinlah, Ayah akan baik-baik saja." ucap Felix bersandiwara.

Felix merasakan dengan jelas dada Anya maju mundur. Ia tahu wanita itu gugup. Tentu saja Felix tidak mau rugi, ia telah berusaha keras berperan sebagai pria yang sedang dimabuk cinta, maka tidak ada salahnya jika ia memanfaatkan situasi ini.

Pria itu menenggelamkan wajahnya di leher Anya dan sesekali ia sengaja menggigit sedikit telinga wanita itu sehingga Anya terkejut.

"Jangan bergerak, Sayang. Biarkan Ibu menyaksikan kemesraan kita." Felix tertawa kecil saat melihat reaksi Anya.

Anya mendorong Felix dengan pelan. "Sayang, ayo kita masuk dan melihat Ayah."

Anya sengaja mengatakan hal itu agar Felix berhenti mempermainkannya. Dia tahu Felix begitu senang melakukan hal ini padanya, kepura-puraan seolah pria itu mencintai Anya. Seandainya Felix mengatakan 'sayang' dengan sepenuh hati ... tapi itu tidak akan terjadi.

Felix tersenyum melihat Anya yang begitu khawatir, padahal wanita itulah yang dari awal memintanya bersandiwara lalu kenapa Anya jadi risih.

Saat mereka masuk ke ruangan tempat Ayah Anya dirawat. Jujur saja, Felix sedikit kasihan dengan keadaan Ayah Anya. Adapun Anya langsung mendekati Ayahnya dan menangis di dekat pria paruh baya itu.

"Yah, maaf karena Anya terlalu sibuk hingga lupa mengunjungi Ayah. Anya harap, Ayah cepat sembuh agar kita bisa makan bareng. Anya kangen masakan Ayah. Jadi, cepatlah sembuh Yah." Anya mengeluarkan air mata setelah perkataannya itu.

Felix hanya memperhatikan Anya dari tadi. Ia tidak tahu ternyata Anya juga bisa menangis sesenggukan kayak gini. Sejak tadi, Anya memperlihatkan sisi yang tidak pernah Felix liat.

Apa selama ini Felix salah faham kepada Ànya? Apa ini sifat Anya yang sebenarnya? Selama 3 tahun pernikahan mereka, Felix tidak mengenal Anya dengan benar. Ia hanya tahu, Anya wanita licik yang suka uang. Lagi pula, Felix tidak pernah berniat untuk mengenal Anya dengan baik.

Bagi Felix, Anya dan keluarganya sangat menyedihkan. Dalbert Alexio, pria yang berperan sebagai ayah yang baik bagi Anya tapi bagi Felix, dia hanyalah pria yang egois. Pria yang menjadikan anaknya sebagai aset untuk jaga-jaga, jangan sampai perusahaannya bangkrut. Helena, seorang wanita yang berperan sebagai ibu sempurna untuk Anya, wanita yang penuh kelembutan membuat Anya terbebani. Alice, gadis yang selalu bergantung kepada Anya dan sekarang ini ia bersekolah di New York. Sedangkan Anya, bagi Felix ia wanita ular yang akan menghalalkan segala cara demi mencapai keinginannya. Bahkan ... Anya rela melakukan apapun, asalkan Felix merahasiakan perceraian mereka nanti.

Felix berjalan mendekati Anya yang masih menangis. Anya begitu berlebihan di mata Felix, apa ia sengaja akting menangis agar Felix bisa berbelas kasihan padanya? Jika dilihat, Ayah Anya hanya tidak sadarkan diri dan itu tidak terlalu buruk bagi Felix hanya saja Anya menanggapi itu semua dengan berlebihan.

Hingga terpikirkan sesuatu di kepala Felix. Pria itu menyunggingkan senyum dan membungkuk mendekati telinga Anya kemudian berbisik, "Pahamu kelihatan, itu membuatku bergairah. Aku menginginkanmu sekarang. Bagaimana ini?"

BERSAMBUNG ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lotus Sandrina
cwoknya kek redflag dh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • No Marriage is Perfect   Sandiwara Felix

    Sesampainya mereka di rumah sakit, mereka mulai mencari tempat ayah Anya dirawat. Terlihat jelas rasa khawatir Anya sedangkan Felix tetap tenang seolah ini bukan apa-apa baginya. Toh dari awal, Felix tidak begitu suka dengan ayah Anya. Anya menghentikan langkahnya saat melihat ibunya duduk di kursi tunggu, berjarak beberapa meter darinya. Wanita itu menghela napas kemudian menoleh melihat Felix yang berdiri di sampingnya. "Jangan beritahu mereka kalau kita akan bercerai. Saya akan melakukan apapun—"Belum sempat Anya melanjutkan perkataannya, Felix langsung memotong. "Aku tidak suka mengulangi hal yang sama. Bukankan tadi sudah dibicarakan? Apa kamu mau aku berubah pikiran?" Felix menatap Anya dengan tatapan tajam. Anya menggeleng dengan cepat. Anya menarik napas dan membuangnya dengan lembut. Sebisa mungkin wanita itu meredakan rasa khawatirnya. dengan gugup, Anya mengambil tangan Felix dan menggenggamnya. Felix hanya menerima karena ini hal biasa. Setiap kali berhadapan dengan

  • No Marriage is Perfect   Ayah Anya Masuk Rumah Sakit

    Di dalam kamar Anya, terlihat wanita itu duduk di depan cermin rias. Malam ini terasa dingin bagi Anya. Melihat pantulannya di cermin membuat Anya mengasihi dirinya sendiri. Banyaknya bekas merah di sekujur tubuh wanita itu menjadi bukti betapa brutalnya kelakuan Felix. Anya merasa sesak, dengan sikap Felix yang begitu dingin terhadapnya. Anya tahu dirinya tidak secantik wanita yang mengelilingi Felix selama ini tapi setidaknya ia harap Felix bisa menghargainya. Air mata Anya terjatuh dari tadi. Dia tidak bisa lagi menahan air matanya untuk tidak jatuh. Cinta sepihak memang menyakitkan dan lebih parahnya lagi, Anya tidak bisa membenci Felix meski Felix melakukan hal diluar batas sekalipun. Apa Anya bisa menghadapi Felix besok? Ia takut kepada Felix sangat takut sehingga membuat Anya berpikir berulang kali. Ia selalu mengasihani dirinya sendiri setiap kali Felix menatpnya dengan tatapan merendahkan. Seolah Anya benar-benar wanita murahan. ***Felix keluar dari kamar mandi dengan ha

  • No Marriage is Perfect   Rasa Gugup

    Entah kenapa rasa gugup Anya berkurang, apa karena Felix sekarang melakukannya dengan lembut? Tangan nakal Felix perlahan menggapai area belakang punggung Anya dan membuka pengait BH Anya membuat wanita itu langsung berhenti mencecap bibir Felix. Anya menutupi dadanya menggunakan kedua tangan karena ia malu jika Felix melihatnya. Felix hanya diam menatap Anya yang memeluk dirinya sendiri. "Apa aku tidak boleh melihatnya?" tanya Felix dengan nada rendah dan sedikit membisik. "Sa-saya—" Belum sempat Anya melanjutkan perkataannya, Felix langsung menukar posisi membuat dirinya berada di atas tubuh Anya. Anya kembali gugup padahal tadi kegugupannya sedikit mereda. "Bi-bisakah lampunya dimatikan?" tanya Anya dengan nada sangat rendah. Felix hanya diam tanpa menggubris perkataan Anya. Pria itu membuka bh wanita itu sehingga dada Anya kelihatan. Terlihat tatapan Felix turun menatap bagian bawah Anya karena ia juga berniat membuka celana dalam wanita itu. Kini Anya terbaring tanpa

  • No Marriage is Perfect   Memuaskan Felix

    Degup jantung Anya berdetak tidak beraturan. Dinginnya AC di kamar Felix menembus tulang wanita itu. Tentu saja Anya gugup, Felix memperlakukannya dengan kasar. Sepasang mata tajam yang menatap Anya membuat wanita itu ketakutan. Terlihat jelas ada amarah yang akan meluap, tangan Felix kini menggenggam erat pergelangan tangan Anya membuat wanita itu meringis kesakitan. Anya tidak memprotes ataupun memberontak, karena lagi pula, dari awal Felix sudah menegaskan bahwa ia tidak akan bersikap lembut padanya. Mata Anya menatap Felix yang menatapnya dengan dahi mengerut. Felix menindih Anya tanpa hati-hati. Berat tubuh Felix membuat Anya merasa sesak. "Bukankah posisi ini terbalik? Kamu yang seharusnya di atas. Kamu yang harusnya memuaskanku, bukan aku yang memuaskanmu!" tegas pria itu dengan nada dingin. "Turun dan merangkaklah naik ke atas ranjang. Bukankah itu lebih menyenangkan?!" Felix menatap Anya dengan wajah merendahkan. Felix turun dari atas tubuh Anya dan membiarkan wanita itu

  • No Marriage is Perfect   Tanpa Riasan

    Anya menatap dirinya di depan cermin rias. Tentu saja dia berusaha mencari letak kekurangannya sehingga Felix tidak pernah sekalipun menghargainya. Apa dia serendah itu di mata Felix? Wanita seperti apa yang sebenarnya Felix inginkan? Jika mengingat bagaimana kejamnya perkataan Felix membuat Anya merasakan sakit yang sangat dalam. Hatinya terasa diremukkan, apalagi ekspresi wajah Felix yang menatapnya dengan tatapan sinis dan merendahkan. Apa iya, mereka harus berpisah dengan cara tidak baik? Tidak, pertanyaannya salah, bukankah awalnya hubungan mereka tidak pernah baik? Air mata wanita itu terjatuh. Dia ingin kesal tapi kepada siapa dia harus meluapkannya? Salah Anya yang terlalu mengharapkan cinta pada pria yang tidak pernah ingin bersamanya. Di mata Felix Anya adalah wanita murahan. Apa Anya perlu menggoda Felix agar pria itu bisa membuka hati untuk Anya? Toh, lagi pula bagi Felix Anya begitu rendah seolah tidak selevel dengannya. Ini malam terakhir Anya di rumah Felix. Dia mas

  • No Marriage is Perfect   Tidak Pernah Dianggap

    Anya terkejut mendengar perkataan Felix. Sekarang ini degup jantungnya berdebar kencang. Ini mimpi'kan? Apakah pernyataan cinta Felix tulus? Apakah Anya boleh berharap lagi pada pria itu? Tatapan tulus Anya menjadi runtuh saat Felix kembali angkat bicara dengan nada sedikit membisik dan meremehkan Anya. "Kamu tidak mungkin berharap aku mengatakan hal itu, bukan?" tanya pria itu tersenyum menertawakan. Ini pertama kalinya Anya melihat Felix tersenyum selebar itu. Sepertinya Felix begitu menikmati dirinya merendahkan Anya. Padahal, Anya sudah berharap pria itu tulus padanya tapi ternyata itu hanyalah salah satu permainan Felix. "Anda sesenang itu mempermainkan saya? Ternyata, selama ini anda tidak pernah menerima saya sebagai istri." Ini bukanlah pertanyaan, Anya hanya berbicara dan berharap Felix mendengarnya. Untuk meruntuhkan harapan dan rasa cinta Anya, dia perlu melihat sisi Felix yang sangat membencinya. Setidaknya, Anya bisa menghilangkan perasaannya terhadap Felix sedikit d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status