Accueil / Romansa / Noda Di Balik Hijab Humairah / Bab 7. Kecemburuan Abian

Share

Bab 7. Kecemburuan Abian

Auteur: Mommy QieS
last update Dernière mise à jour: 2025-09-05 23:32:19

"Apa yang terjadi!" seru Abian. Dia pun menyusul Humairah menuju ruang khusus dapur pribadinya.

Pria bewokan tersebut nampak terkejut saat melihat Humairah tergeletak di dapur. Untung saja gadis tersebut belum sempat menyeduh air panas. Kalau tidak mungkin dia akan ketumpahan air tersebut, karena tiba-tiba ambruk.

"Gadis itu! Dia pingsan!" Abian gegas mengangkat tubuh mungil Humairah. Hatinya tak rela jika melihat gadis yang telah menyentuh hatinya tersebut terkapar.

"Bangun, Baby! Mengapa kamu suka sekali membuat spot jantungku? Maafkan aku karena telah mengabaikanmu. Aku tidak bermaksud membuatmu terlalu kelelahan!'' Abian nampak menyesali perbuatannya. Dia pun menepuk-nepuk pipi Humairah berkali-kali. Tetapi, gadis itu tetap memejamkan matanya.

"Jika saja kamu tidak berkeras hati. Tentu tidak begini jadinya. Aku minta maaf," ungkap pria sombong itu sembari meletakkan tubuh Humairah di atas kasur yang ada di kamar pribadinya.

Abian mengecup lembut kening Humairah. Dia begitu sangat menyesal karena memaksakan gadis tersebut tetap bekerja. Padahal, ia sangat tahu jika Humairah kelelahan akibat berbagi peluh dengannya semalam.

Pria random itu pun segera menghubungi asisten Reza agar segera menitahkan dokter pribadi mereka untuk menangani Humairah. Dia benar-benar gelisah jika terjadi apa-apa dengan gadis cantik tersebut.

''Baik, Tuan. Sepuluh menit lagi dokter Damar akan segera datang ke kantor,'' ungkap Reza. Dia sudah menduga jika pada akhirnya kegilaan Abian dapat membuat Humairah tersiksa lahir batin.

"Bertahanlah untuk beberapa saat lagi. Kamu pasti akan baik-baik saja." Abian mencium punggung tangan Humairah berkali-kali. Netranya terlihat berkaca-kaca. Masih ingat jelas bagaimana gadis tersebut memberikan kehangatan padanya semalam.

"Aku bertanggung jawab jika nantinya kamu mengandung anakku," bisik Abian sembari menatap wajah cantik Humairah yang terlihat pucat.

"Aku janji besok kau tak usah bekerja. Kamu istirahat dulu. Maafkan aku!"

Entah untuk kesekian kalinya Abian mengucapkan kata 'maaf'. Dia merasa sangat takut jika sampai kehilangan Humairah. Padahal, mereka baru saja saling mengenali.

Dunia ini memang aneh. Ada banyak orang yang jatuh hati hanya dengan sekali pandangan dan sentuhan saja. Abian menjadi bukti nyata itu. Dia begitu sangat menyayangi Humairah, meskipun gadis itu terus menolak niat baiknya.

"Masuk!" titah Abian saat dokter Damar datang bersama asisten Reza.

Dua pria tampan itu pun gegas masuk ke dalam ruangan di mana Humairah sedang terbaring lemah. Dokter Damar bergerak cepat sembari memeriksa dengan nadi Humairah.

"Jangan pegang-pegang! Dia milikku! Kau cukup memeriksa dengan alat saja. Atau boleh gunakan sarung tangan. Jika ada alasan yang mengharuskan, jangan coba-coba menyentuh wanitaku," ancam Abian sembari menatap tajam ke arah dokter Damar.

"Astaghfirullah, anda posesif sekali tuan Abian. Sepertinya tuan muda kita terdeteksi bucin parah pada gadis ini." Dokter Damar melirik ke arah asisten Reza. Dia tidak menyangka jika Abian yang terkenal arogan bisa jatuh hati pada seorang wanita muslimah.

Dokter Damar tidak tahu saja jika wanita yang sedang tak sadarkan diri itu sudah di tidvri oleh Abian. Namun, ia mendiagnosa jika gadis itu sedang kelelahan karena habis menjalani aktivitas berat.

"Saya sudah meresepkan obat pada gadis ini. Dia perlu istirahat yang cukup. Jangan terlalu diforsir tenaganya," ucap dokter Damar sembari melepaskan stetoskop yang menempel di telinganya.

"Iya, lakukan yang terbaik untuknya! Aku ingin dia cepat sadarkan diri. Tadi dia terlalu kelelahan menangani tugas kantor yang bertumpuk." Abian mengkambinghitamkan kata tugas kantor. Padahal, semalam dia yang telah mengag4hi Humairah.

"Iya, insya Allah dia akan segera pulih. Nanti kalau nona ini sudah terbangun sebaiknya jangan di berikan pekerjaan yang berat-berat dulu. Dia butuh istirahat cukup!" Dokter Damar terlihat berpikir keras. Niat ingin menyangkal Abian. Namun ia tidak ingin berburuk sangka kecuali benar-benar terbukti jika Abian melakukan tindakan asusila di hadapannya.

"Silakan keluar, pengobatannya sudah selesai. Biar aku yang menjaganya!" titah Abian dengan wajah garang.

"Astaghfirullah, yang lagi kasmaran. Tak tanggung-tanggungnya menjaga wanitanya. Eh, tunggu dulu! Bagaimana dengan Celline? Bukankah kalian belum lama ini sudah tunangan?'' ceplos Dokter Damar sembari menggaruk-garuk kepalanya.

"Tugasmu hanyalah mengobati pasien. Bukan untuk mencari informasi tentang privasi seseorang." Abian berusaha untuk mengelak apa yang terjadi di antara mereka. Cukup asisten Reza yang mengetahui kemelut satu malam antara dirinya dan Humairah.

Kecemburuan Abian terlihat nyata. Dia begitu sangat tidak suka jika ada yang berani mengganggu apa sudah ia taken menjadi miliknya.

"Maaf, Dokter Damar. Mari kita pergi! Tugasnya sudah selesai. Biar nanti nona Humairah dihandle oleh tuan muda." Reza gegas mengarahkan Damar untuk segera keluar. Karena jika taring Humairah sudah keluar. Penghuni Maya pada pun dibuat kaget karenanya.

"Baby, bangunlah! Kau sudah diperiksa dokter. Semangat menjalani kehidupan setelah ini." Abian menggenggam lembut jemari tangan Humairah.

Dapat Abian rasakan degup jantungnya yang berdetak kencang saat berhadapan dengan Humairah yang masih betah terpejam. Dia pun tak tahu kenapa bisa merasakan hal demikian.

Sudah satu jam berlalu. Humairah masih betah terpejam. Hal itu membuat Abian semakin gelisah.

"Yara Humairah Az Zahra, aku peduli padamu.'' Abian mengeluarkan semua isi hatinya pada gadis yang sama sekali tidak merespon ucapannya.

"Pada saat tak sadar diri. Tak pernah sekalipun kamu meresponku apakah dengan gerakan jemari tangan dan semisalnya? Apalagi kamu sedang dalam keadaan sehat tentunya lebih mengabaikanku," gumam Abian sembari duduk di tempat tidur.

Suasana pun berubah hening. Abian tetap menjaga Humairah sampai gadis cantik itu terbangun. Namun, Humairah tetap dalam. keadaan terpejam. Entah karena efek pingsan atau ketiduran, Abian pun masih tetap menjadi penjaga setia untuk wanita yang telah memberikannya keh4ngatan tersebut.

Sementara dari luar ruangan Abian, asisten Reza menjadi bingung sendiri karena calon istri Abian tiba-tiba datang ke kantor. Celline berteriak-teriak sembari mencari keberadaan Abian.

"Sabar, Nona. Tuan sedang ada meeting di dalam. Nona tidak boleh menerobos masuk." Reza telah berusaha menghalang-halangi jalan Celline. Namun, gadis itu seolah-olah tak mampu lagi membendung keinginannya.

"Mas Abian, kamu di mana sayang? Aku datang," teriak Celline.

Calon istri dari Abian tersebut, diberitahukan oleh seseorang mata-mata yang bekerja di kantor tersebut jika Abian memasukkan karyawan baru di ruang kerja sang CEO.

"Nona, tung-tunggu!" teriak Reza yang kalah satu langkah darinya.

"Mas Abi, buka pintunya! Aku datang!" Celline berteriak seperti bom atom ingin meledak.

Abian yang sudah melihat dari CCTV ruangannya pun terlihat tenang saat mengetahui tunangannya hendak menerobos masuk ke dalam ruangannya. Dia pun mengizinkan jodoh pilihan orang tuanya tersebut masuk ke dalam.

"Mas Abian, aku kangen!" seru Celline sembari mendekati meja kerja pria berwajah dingin tersebut.

"To the points saja! Aku banyak urusan penting," tegas Abian yang tak suka berbasa-basi.

"Benarkah kau memasukkan wanita lain selain sekretaris Fransiska di ruanganmu?" rudung Celline dengan pandangan mengarah ke semua sudut ruangan.

"Bukan urusanmu!"

Jlebbbb.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 11. Tertidur Di Ranjang Sang CEO

    Humairah pun tak sanggup menahan kantuknya. Dia pun akhirnya tertidur di ranjang sang CEO. Niat hati ingin kembali pulang tidak terlaksanakan gadis itu justru terlelap bak putri tidur. "Kamu cantik sekali, Baby. Demi apapun aku harus bisa mendapatkanmu. Di sini akan ku pastikan lahir benihku. Dengan begini aku bisa lepas dari wanita ular itu. Toh, baru pertunangan dan rancangan pernikahan. Belum ijab qobul juga." Abian berbicara sendiri. Ia pun duduk di samping Humairah yang sedang terlelap. Diusapnya pipi mulus gadis yang telah memberikannya keh4ngatan semalam. Senyuman tipis terbingkai indah di bibir Abian. Rasanya ia ingin kembali mengulang indahnya cinta semalam. Cuppp. Kecupan lembut pun menempel di bibir ranum Humairah. Dia tidak menyadari jika Abian kembali mencuri kecupannya. Abian yâng awam dalam ilmu agama tidak memahami jika apa yang ia lakukan tersebut adalah dosa besar karena menyentuh wanita yang tak halal untuk dia sentuh. "Aku harus menjadikannya tawanank

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 10. Diam-diam Mengagumi Humairah

    Humairah merasakan jantungnya berdebar kencang saat tak sengaja kedua telapak tangannya menyentuh dada bidang Abian yâng begitu sigap menarik tubuhnya agar tidak ambruk ke lantai. Dunia bagaikan dejavu saat tatapan keduanya saling bertemu pandang. Siluet kehangatan satu malam kembali terngiang di benak dua insan yang belum halal saling meluahkan tersebut. "Sepertinya aku sudah gila!" bisikan hati Humairah. Rasanya gadis itu ingin sekali menghilang ke planet mars. Dia cukup malu tinggal di muka bumi saat pikiran mesum terlintas dalam benaknya. "Apa artinya hijab yang aku kenakan, jika itu tak mampu menjaga marwahku sebagai wanita muslimah. Siang malam aku sujud di atas sajadah mengagungkan nama sang pencipta, nyatanya hatiku kotor karena percikan noda dosa yang tidak bisa aku hapuskan begitu saja dari hidupku," batin Humairah penuh sesal. Gadis itu pun kembali menyadari kemelut satu malam yang terjadi semalam. Sehingga rasa kagum terhadap Abian barusan tertutupi oleh kebenci

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 9. Biang Kerok Di Balik Malam Party

    "Itu suara apa?" tanya Celline yang baru akan melangkahkan kakinya keluar pintu. "Bukan apa-apa. Sekarang kau pergilah!" Abian menggertak Celline agar segera meninggalkannya. "Ta-tapi, aku harus melihat keadaan di dalam ruangan pribadimu. Jangan bilang kamu_ "Jangan berpikir terlalu jauh! Sekarang pergilah! kau bebas melakukan sesuatu sesuka hatimu," ujar Abian dengan raut wajah tenang. Padahal, Abian tidak ingin Celline sampai mengetahui jika di dalam ruangannya ada Humairah. Gadis yang semalam sudah membangkitkan gairahnya berkali-kali lipat. "Aku harap kamu bisa menjaga hati dan pandangan hanya untukku. Ingat! Aku calon istrimu. Sebentar lagi kita akan menikah." Celline memberikan sebuah ancaman pada Abian. Namun sayang sekali pria itu tetap terlihat tenang. Celline pun pergi dengan perasaan kesal. Dia merasa gagal karena belum bisa mengambil ciuman Abian. "Awas saja, aku akan mencari cara untuk bisa tidur satu ranjang denganmu, Mas. Semalam aku gagal membersamaimu.

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 8. Tidak Cinta Tapi Cemburu

    "Ini tetap menjadi urusanku, Mas. Kamu adalah calon suamiku. Itu berarti aku harus tahu siapa saja wanita yang masuk ke ruang kerjamu selain sekretaris Fransiska," tekan Celline dengan perasaan kesal terhadap Abian. "Jika kamu hanya ingin mengusik pekerjaanku, lebih baik kamu keluar saja! Banyak berkas-berkas yang harus aku tanda tangani hari ini." Abian terlihat tenang. Dia sama sekali tidak takut andai kata Celline mengakhiri pertunangan mereka dengan baik-baik. "Aku tidak akan pergi sebelum kamu jujur mengenai wanita yang kini kau jadikan rekan kerja istimewa tersebut. Aku mendengar dari orang lain jika kamu menjadikan karyawan wanita sebagai sekretaris bayanganmu." Celline masih bersikeras agar Abian memberikan penjelasan yang akurat padanya. "Aku di sini adalah seorang pimpinan perusahaan. Aku berhak mempekerjakan siapapun di sini. Kamu atau siapapun tidak berhak untuk mencampuri urusan pekerjaanku. Lagian kita pun belum menikah. Jadi, kau tidak punya hak membatasi pekerj

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 7. Kecemburuan Abian

    "Apa yang terjadi!" seru Abian. Dia pun menyusul Humairah menuju ruang khusus dapur pribadinya. Pria bewokan tersebut nampak terkejut saat melihat Humairah tergeletak di dapur. Untung saja gadis tersebut belum sempat menyeduh air panas. Kalau tidak mungkin dia akan ketumpahan air tersebut, karena tiba-tiba ambruk. "Gadis itu! Dia pingsan!" Abian gegas mengangkat tubuh mungil Humairah. Hatinya tak rela jika melihat gadis yang telah menyentuh hatinya tersebut terkapar. "Bangun, Baby! Mengapa kamu suka sekali membuat spot jantungku? Maafkan aku karena telah mengabaikanmu. Aku tidak bermaksud membuatmu terlalu kelelahan!'' Abian nampak menyesali perbuatannya. Dia pun menepuk-nepuk pipi Humairah berkali-kali. Tetapi, gadis itu tetap memejamkan matanya. "Jika saja kamu tidak berkeras hati. Tentu tidak begini jadinya. Aku minta maaf," ungkap pria sombong itu sembari meletakkan tubuh Humairah di atas kasur yang ada di kamar pribadinya. Abian mengecup lembut kening Humairah. Dia begi

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 6. Obsesi Ingin Memiliki

    Humairah histeris, dia benar-benar emosi saat CEO arogan itu menciumnya tanpa perasaan. Dia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh Abian. "Kamu yang memulai memancing amarahku. Jadi, mulai detik ini kamu adalah milikku," ucap Abian sesuka hatinya. Obsesi ingin memiliki gadis yang telah memberikannya kehangatan semalam, membuat Abian tak bisa melupakan kemanisan yang telah mereka ciptakan di luar kesadaran tersebut. "Jangan bermimpi! Aku sudah mempunyai calon suami. Sama sepertimu yâng juga sudah memiliki calon istri. Tolong jangan menganggu kenyamanan hidupku! Aku pun akan melakukan hal yang sama. Lupakan segala hal yang sudah terlanjur terjadi," tekan Humairah sembari mengusap bibirnya yang basah bekas sentuhan Abian. "Calon suamimu pun tidak akan sudi jika menikahi wanita yang ternoda. Apalagi di dalam sini akan bertumbuh calon buah hati kita," kekeh Abian. Pria tampan itu sebenarnya sangat kecewa lantaran Humairah tak menerima sedikitpun apa yang ia tawarkan. Gadis tersebut

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status