Derap kaki kuda menjelajah area perkebunan Lavaux di Zurich, Swiss. Esmeralda yang duduk di pelana kuda dan dipeluk dari belakang oleh Jeffrey Norton merasa aman. Dia baru satu kali mengendarai kuda, berbeda dengan Celia yang memang atlet tunggang serasi di kampus dulu. "Kuharap kau bisa rileks, Esme. Nanti bagian punggungmu sakit kalau tegang!" ujar Jeff seraya menarik tali kekang kuda putih yang mereka tunggangi.Esmeralda tertawa kering seraya menjawab, "Maklum saja, Hubby. Aku belum terbiasa berkuda. Jadi apa kau dan Morgan ketika remaja sering berkuda di sepanjang sungai Missouri?""Yeah ... Morgan sangat jago berkuda. Dia selalu berhasil mengalahkanku ketika kami balapan dengan kuda apa pun!" sahut Jeff terkenang masa remajanya dahulu. Esmeralda pun terkikik lalu menyeletuk, "Kurasa Morgan sangat jago, dia menunggangi Celia sampai hamil triplet sekaligus!"Jeff pun meledak dalam tawa. "Ahh ... nampaknya kau benar sekali, Esme. Kita tak boleh kalah dari mereka ya!" tukasnya lal
"Tahukan apa alasan aku memilih villa ini dari pada hotel bintang lima di Jenewa sebagai tempat menginap kita, Darling?" tanya Jeff sembari membuka jendela kaca besar berbingkai kayu mahoni di samping jacuzzi yang sedang diisi air panas.Esmeralda menghampiri suaminya dan melihat pemandangan di luar jendela itu. Dia terkesiap takjub lalu tersenyum kepada Jeff. "Aku rasa karena kita bisa melihat langsung keindahan Danau Jenewa dengan latar belakang kastil tua di seberangnya itu. Apa tebakanku benar, Hubby?" jawabnya."Tepat sekali! Istriku memang cerdas. Iya, kuharap kau akan suka, ditambah jacuzzi ini sengaja diletakkan di sisi jendela agar tamu yang berendam bisa menikmati panorama indah itu dalam suasana santai atau ... romantis!" timpal Jeff. Dia menurunkan kerah longgar gaun selutut berbahan ringan yang dikenakan Esmeralda hingga terjatuh ke lantai lalu membenamkan kepala di antara bukit kembar istrinya."Aakh ... Jeff, kau pria yang sangat romantis. Mmhh ... airnya!" Esmeralda me
Seusai sarapan pagi di ruang makan yang hidangannya disiapkan oleh koki pegawai villa tersebut. Jeff dan Esmeralda memanggil taksi untuk mengantarkan mereka ke Chateau de Chillon. Obyek wisata bersejarah di Swiss yang berupa kastil bangsawan dengan tiga periode kepemilikan. Yang pertama adalah era Savoy pada abad 12 sampai 16 dengan kepemimpinan Counts of Savoy. Disusul era Bernese dan Vaudois.Pemandangan langsung di tepi Danau Jenewa membuat wisatawan yang mencari ketenangan dan melakukan refreshing menikmati kunjungan ke kastil kuno tersebut. Lokasinya yang berada di antara jalur menuju Pegunungan Alpen menjadikan tempat itu sayang untuk dilewatkan.Jeff membantu Esmeralda menapaki tangga batu melingkar di Chateau de Chillon. Ada banyak ruangan yang menyiratkan kejayaan era bangsawan dan menara tinggi di sudut-sudut kastil. Penjara bekas peninggalan Savoy pun masih bisa dilihat. Dari jendela menara tinggi yang terbuka, mereka memandangi Danau Jenewa yang terbentang luas dan latar b
"Pagi ini kita kedatangan tamu yaitu Annabella Stewart, please welcome!" seru Morgan sebagai host acara memasak di stasiun TV lokal K-Star. Seorang penyanyi asal Kansas City yang sedang naik daun dan lagu-lagunya menjadi top hits playlist radio itu memasuki studio sembari melambaikan tangan. Wanita berusia 27 tahun itu berjabat tangan dengan Chef Morgan dan mengecup pipi pria tampan bermata biru tersebut.Sedikit terkejut, tetapi Morgan berusaha menanggapi dengan biasa saja. "Jadi di kesempatan kali ini Bella akan menemaniku memasak Salmon Creamy Sauce with Potatoes and Asparagus dengan karbohidrat berupa Spagetti Aglio Olio. Mari kita mulai saja!" tutur Morgan memandu acara memasak yang menjadi top rating live show beberapa minggu terakhir ini di Kansas.Annabella pun menyahut, "Apa yang bisa saya bantu, Chef Morgan yang tampan?" "Apa kamu bisa memotong batang keras asparagus ini, Bella?" tanya Morgan mencoba memberi tugas yang menurutny mudah."Okay, akan kulakukan!" sahut Annabel
"Hello, Celia. Apa sudah siap pulang ke rumah?" Morgan melangkah masuk ke ruang kerja istrinya. Di luar kaca jendela ruangan vice CEO, langit mulai gelap.Celia merapikan barang pribadinya ke tas kerja lalu bangkit dari kursi. Dia menerima pelukan dan ciuman Morgan. "Hai, Hubby. Iya, hari yang melelahkan!" jawabnya lalu melangkah meninggalkan ruangan kantor menuju lift sembari menggandeng lengan suaminya.Karena Celia tidak menyinggung tentang acara memasak live show tadi pagi, Morgan lega. Dia lalu berbicara di dalam lift yang melaju turun, "Baby, kalau kita diminta dalam satu frame acara live show cooking, apa kamu bersedia?" Awalnya Celia mengerutkan keningnya, dia seolah-olah tak percaya lalu bertanya, "Apa kamu serius atau sekadar bercanda, Morgan?" "Serius, produser acara stasiun TV K-Star tadi meminta langsung kepadaku untuk mengajak serta kamu dalam acara memasak yang biasanya!" jawab Morgan lalu melangkah keluar di lantai lobi ketika lift terbuka pintunya."Baiklah, kenapa
"Taman bunga Keukenhoff ini sangat luas, Jeff. Apa dulu kau sering berkunjung ke mari?" tanya Esmeralda sembari berjalan-jalan di antara rumpun bunga tulip beraneka warna. Memang tidak semua tanaman berbunga karena bukan musim semi saat ini."Tidak sering, aku banyak berada di Swiss dibanding berkunjung ke Belanda!" jawab Jeffrey Norton. Dia berjongkok lalu memetik beberapa tangkai bunga tulip berwarna ungu yang menurutnya tidak biasa ditemui. Dia mengikat beberapa bunga hasil perburuannya lalu menyerahkan ke Esmeralda sembari berlutut, "Untuk Ratuku yang paling mempesona!" Esmeralda tersenyum dengan rona merah muda di wajahnya. "Terima kasih, Jeff. Kau pria yang sangat manis! Bunga tulip ungu baru sekali aku melihatnya, apa benar boleh dipetik?" ujarnya."Taman bunga ini salah satu taman terluas di dunia. Tidak masalah bila memetik beberapa tangkai bunga nasional Belanda ini, Darling. Ayo kita lanjutkan jalan-jalannya!" ajak Jeff, dia menghirup udara segar di pagi hari menjelang sia
"Laut Aegea di bawah sana begitu biru, Jeff. Aku tak sabar untuk segera menginjakkan kakiku ke Bandara Thira!" seru Esmeralda sembari memandangi lautan dengan sebentuk daratan yang tak lain adalah negara Yunani.Jeffrey Norton ikut tersenyum senang mendengar antusiasme Esmeralda. Mereka memang melewatkan Italia dan langsung terbang ke Santorini, Yunani. Dia tidak keberatan asalkan istrinya bahagia. "Aku sudah melakukan reservasi villa mewah yang pemandangan kamarnya langsung ke Kaldera dan Laut Aegea, Esme. Kau pasti sangat menyukainya!" ujar Jeff. Esmeralda mengangguk-angguk penuh semangat. Booklet wisata di Santorini yang dia miliki di kamarnya di kediaman Richero kini bisa didatangi bersama pria istimewa yang tercinta. Tak sampai setengah jam pesawat Ryan Air yang mereka tumpangi mendarat dengan mulus di landasan Bandara Thira. Pramugari memberi arahan untuk penumpang turun satu per satu dengan tertib. Jeff mengambil koper bersama Esmeralda di kargo pengambilan barang penumpang
"Kate, aku masih dendam kepada Emilia Pilscher! Apa kau ada ide cemerlang untuk membalas dengan telak semua perlakuan buruk dari Don Barlow karena pengeroyokan Emilia tempo hari?" ujar Alma Alvarez di kebun belakang penjara saat jam bebas.Katlin Rookie yang mengalami berkali-kali perlakuan buruk dari mantan kekasihnya sekaligus penguasa prodeo Kansas City itu menatap ke pintu terowongan rahasia yang bermuara ke back yard rumah John."Hmm ... kau lihat pintu besi yang selalu terkunci rapat itu, Alma?" ucapnya menunjuk ke satu titik. Kepala wanita berambut hitam kumal karena jarang dicuci tersebut menoleh dengan alis terangkat sebelah. "Yap, kenapa?" sahut Alma."Don Barlow sering keluar masuk penjara ke dunia luar dari pintu itu. Kalau kau bisa membujuk sipir atau petinggi penjara untuk menciduk pria itu saat di luar, maka riwayatnya di penjara ini akan tamat. Kemungkinan besar John akan dipindah ke penjara lain dengan sistem keamanan yang lebih ketat. Dan ... itu hukuman yang paling
"Bella, sudah waktunya kita mengumumkan rencana pernikahan ke para tamu pesta!" ujar Joel Falcon sembari mengulurkan tangan untuk membantu gadis itu bangkit dari sofa.Namun, Annabella bergeming dari tempat duduknya. Dia bimbang karena memang dalam hati kecilnya dia tidak tertarik kepada pria itu. "Ayo—kenapa kau malah diam seperti patung, Bella?" desak Joel Falcon tak sabar."Baiklah!" tukas Annabella pasrah. Dia bertekad memikirkan jalan keluarnya nanti, yang jelas menjadi istri kakek-kakek bukanlah hal yang diinginkannya.Telapak tangan mungil itu berada dalam genggaman Joel Falcon, pasangan yang berbeda usia hampir sekitar 30 tahun tersebut menemui para tamu pesta dari kalangan selebritis dan orang-orang penting dalam bisnis entertainment. "Attention please!" seru Joel yang sontak membuat seisi ruangan pesta terdiam menghentikan obrolan mereka dan memusatkan pandangan kepadanya."Kami ingin mengumumkan rencana pernikahan dalam waktu dekat ini, awal bulan depan akan menjadi saat
Celia yang sengaja datang ke rumah Annabella untuk menjemput suaminya tanpa sengaja melihat kejadian pemukulan Joel Falcon terhadap Morgan. "Hubby!" serunya lalu membantu Morgan bangkit dari lantai."Kau terluka, mana saja yang sakit, Morgan?" tanya Celia sembari memeriksa badan suaminya."Cihh ... lelaki jantan berkelahi tanpa berlindung di balik punggung perempuan. Apa kau hanya pandai bersilat lidah tanpa bisa menjawab tantanganku?" cemooh Joel sembari memandangi Celia yang masih saja menyihirnya dengan pesona kecantikannya yang anggun berkelas.Mendengar hinaan Joel, dia pun kesal dan berkata kepada Celia, "Baby Girl, menyingkirlah ke tempat yang aman. Aku harus memberi bedebah ini pelajaran yang akan diingatnya seumur hidup!" "HAHAHA. Pelajaran apa maksudmu, dasar pria lemah!" Tawa Joel Falcon membahana di ruangan pesta. Sementara tamu-tamu pesta mulai gelisah berbisik-bisik satu sama lain. Mereka tak paham kenapa kedua pria dewasa itu berselisih dan ingin adu kekerasan. Rumor
"Joel, kumohon—ini hanya salah paham!" Wajah Annabella sontak berubah pucat pasi. "Lantas apa sebabnya kau menolak lamaran pernikahan dariku? Jangan jadikan kontrak dari managemen sebagai alasan, Brad dan aku teman dekat, dia pasti tak akan memberikan penalti karena kau menikah denganku!" Suara Joel Falcon berdentum kasar, alisnya tertaut sengit memandangi sugar baby yang telah dia pelihara beberapa bulan terakhir dengan penuh penghakiman.Perempuan muda itu ketakutan, dia memikirkan kata-kata managernya tadi bahwa Joel Falcon bisa menghancurkan karir yang kini tengah melejit yang dia miliki dengan sangat mudah. "Baiklah, aku akan setuju menikah denganmu asalkan Brad tidak menjatuhkan penalti ganti rugi!" jawab Annabella cerdik. Akhirnya, Joel percaya kepadanya dan menelepon sahabat baiknya yang memiliki perusahaan managemen artis tempat Annabella Stewart bernaung. "Halo, Brad. Aku ingin meminta tolong satu hal kecil kepadamu!" ucapnya dengan nada rendah tanpa keangkuhan."Hey, Joel
"Baby Girl, sore nanti aku ada pekerjaan memasak di rumah Annabella Stewart. Dia menggelar acara pesta ulang tahun!" ujar Morgan saat sarapan pagi bersama Celia dan Tuan Arnold Richero."Penyanyi terkenal itu ya? Baiklah, aku akan pulang ke rumah bersama sopir nanti dan tidak menunggu kau menjemputku!" jawab Celia ringan sambil menikmati waffle hangat berlumur selai stroberi.Morgan tersenyum lega karena Celia tidak cemburu mengetahui kliennya selebritis cantik yang masih belia. Dia pun tidak ingin berlaku tidak setia terhadap istrinya yang sedang hamil triplet. Pastinya akan sangat menyakitkan bila dia berselingkuh."Hari semakin siang, ayo kita berangkat ke kantor, Hubby!" ajak Celia lalu dia berpamitan dengan Tuan Arnold Richero.Pasangan suami istri yang sama-sama sibuk bekerja di kantor masing-masing itu berangkat dalam satu mobil. Morgan selalu mengantarkan istrinya terlebih dahulu sampai ke ruang kerja wakil presdir baru melanjutkan perjalanan ke kantornya sendiri.Sesampainya
"Sir, saya mendapat kabar dari penjara Kansas City bahwa Emilia Pilscher tewas dalam perkelahian antar narapidana wanita. Wajahnya disiram air keras dan mengalami luka organ dalam serta patah tulang di beberapa bagian tubuhnya!" lapor Carlos Peron di kediaman Richero.Tuan Arnold Richero menghela napas dalam-dalam, antara kesedihan dan juga rasa tak percaya bercampur keterkejutan. "Apa kau yakin kabar itu benar, Carlos?" tanya mantan suami Emilia Pilscher tersebut.Carlos mengangguk. "Ini telah dirilis resmi berita kematiannya oleh kamar jenasah rumah sakit dan juga diterima pihak penjara. Jasad Emilia dimakamkan di Crimson Land Cemetery, tempat pemakaman milik penjara khusus untuk narapidana yang wafat ketika masih berada dalam masa hukuman," jawabnya tanpa emosi. Sejak dahulu Carlos justru membenci Emilia yang menurutnya munafik dan jahat."Antarkan aku ke tempat pemakaman yang kau sebutkan tadi, Carlos. Nanti mampirlah ke florist untuk membeli bunga duka cita!" ujar Tuan Arnold Ric
"Nona, sebentar lagi operasi bedah ortopedi untuk tulang-tulang Anda yang mengalami cedera serius akan segera dimulai. Saya akan menyuntikkan obat anestesi. Mohon kerja samanya!" ujar Dokter Clarissa Brown kepada Emilia yang terbaring di atas brankar ruang persiapan operasi."Baik. Silakan saja, Dok!" jawab Emilia pasrah. Tubuhnya hancur lebur setelah serangan Katlin Rookie cs. Rasa sakit semua jadi satu di sekujur tubuhnya sampai-sampai dia tak mampu membedakan sebelah mana yang lebih sakit.Suntikan jarum bius di pembuluh nadinya tak terasa sakit, tetapi efeknya langsung membuat Emilia hilang kesadaran total. Setelah proses pembiusan selesai, paramedis langsung mendorong brankar tersebut memasuki ruang OK di seberang lorong.Tim operasi ortopedi langsung mempersiapkan pembedahan dengan cekatan. Dokter Jennifer Chan yang dipercaya melakukan reparasi tulang yang patah di bagian telapak tangan Emilia baik yang kanan maupun kiri. "Tuliskan di kartu terapi pasien, tidak boleh menggunaka
"Olee ... olee ... olee!" Teriakan yel-yel penyemangat untuk para pemain sepak bola dua tim yang berlaga di lapangan hijau membahana di dalam Stadion Olimpico, kandang klub sepak bola raksasa di Italia yaitu AS Roma.Jeff dan Esmeralda yang duduk di tribun penonton membaur dengan para pendukung AS Roma ikut terbawa suasana penuh semangat. Suami Esmeralda mengenakan jersey klub favoritnya yang berwarna merah menyala. Dia ikut meniup terompet memberi dukungan pemain jagoannya di klub tersebut yang sedang menggiring sirkuit bundar sambil berlari kencang menuju gawang AC Milan. "Come on, Joseph Di Mario!" ujar Jeff dengan penuh harap agar atlet idola yang menjadi kapten AS Roma saat ini tersebut mampu menyumbang gol.Detik-detik menegangkan di depan gawang AC Milan disaksikan para pendukung AS Roma dengan penuh perhatian. Operan demi operan bola dilakukan untuk membuat sebuah terobosan menjebol gawang rival babak final scudetto malam ini. Hingga di menit 75, tendangan keras sang kapten A
Jeff menemani Esmeralda keluar masuk butik fashion brand ternama seperti Gucci, Balenciaga, Dolce & Gabana, dan Dior yang ada di Galeria Vittorio Emanuele II. Pusat perbelanjaan tertua di Milan yang berada di sebuah gang beratap ganda berlantai empat di jantung kota itu ramai dipadati turis dan penduduk lokal yang berlalu lalang sepanjang hari. Etalase kaca butik-butik dengan ornamen berwarna keemasan memberi kesan exclusive pada pusat perbelanjaan elit terbesar di Kota Milan tersebut.Kali ini Esme tahu diri untuk membayar sendiri barang-barang belanjaannya serta mencari ekspedisi pengiriman parcel internasional. Dia tak ingin merepotkan suaminya dengan beban kargo berlebihan. "Kau sungguh fashionista sejati, Esme. Semua barang pilihanmu bagus dan berkelas. Semoga jalan-jalan kita hari ini membuatmu terhibur!" ujar Jeff sambil menunggu petugas di kantor ekspedisi barang memproses barang-barang yang dikirim Esmeralda ke Kansas City."Hanya hari ini saja, Jeff. Maaf kalau aku sedikit
"Jeff, aku ingin kita kembali ke Santorini lain kali. Rasanya seminggu pun tak puas menikmati ketenangan serta keindahan negeri dewa dewi itu!" ujar Esmeralda saat pesawat yang ditumpanginya bersama sang suami lepas dari landasan Bandara Thira."Okay, kenapa tidak? Lain kali akan kutemani berkunjung ke Greece, Esme. Aku ingin sekali ke Italia karena ada liga calcio menjelang final match musim ini. Temani aku menonton pertandingan sepak bola ya?" balas Jeff sambil membelai rambut panjang istrinya yang tergerai.Esmeralda pun mengangguk patuh. Dia berkata, "Pengalaman baru untukku pastinya karena belum pernah menonton langsung pertandingan bola di stadion. Klub mana yang akan berlaga di babak final, Jeff?" "AS Roma FC versus AC Milan FC kalau yang kuikuti dari portal web olah raga, Darling. Itu dua klub besar asal Italia, kita akan menonton di Stadio Olimpico, kandang AS Roma. Aku menjagokan klub itu sejak awal musim berlangsung!" Jeff bercerita penuh semangat dengan mata berbinar-bina