Seketika otak Javier tidak berfungsi dengan baik. Tubuhnya kaku terdiam, terkejut apa yang dilihat depan matanya. Dalam hati Javier berkata, apakah ini nyata atau hanya mimpi? Entah sudah berapa kali mencoba mencubit dirinya untuk menyadarkan apa ini sungguhan. Rasanya seperti tidak asing, Javier pernah merasakan sensasi ini. Senasi dimana Javier pertama kali mengetahui bahwa Isabella mempunyai anak darinya. Di hadapannya orang yang berarti bagi Javier tengah menatapnya juga, dengan senyum lemahnya. Nafas Javier tidak stabil ketika Isabella perlahan mengulurkan satu tangannya, seolah meminta Javier untuk mendekat. Sebab, mulut wanita itu sedang memakai Nebulizer, alat bantu pernapasan.Perlahan Javier melangkah mendekat, senyum haru menghiasi wajahnya. Tak disangka air matanya juga membasahi wajahnya. "Isa..." Javier langsung memegang tangan istrinya dan menuduk, tangisan yang sudah ia tahan sedari tadi akhirnya tumpah. Suara terisiak Javier di tangan Isabella, membuat Isabella iku
Satu hal yang Javier takuti ialah kehilangan Isabella. Sering kali membayangkan jika Isabella tidak ada di sampingnya, mungkin Javier akan hilang kontrol. Isabella itu bagaikan obsesi bagi Javier. Bukan hanya semata obsesi saja wanita itu juga adalah candu. Jika, Isabella tidak ada, maka Javier bisa merasa hampa. Bagaikan pecandu narkoba, jika mereka lepas dari barang tersebut akan hilang kendali, begitupun dengan Javier pada Isabella.Tidak terpikir oleh Javier Isabella akan menanyakan mengenai bekas jahitan yang ada di perutnya. Apakah jika Javier mengatakannya, Isabella akan meninggalkannya?Sebab, Isabella pernah berkata pada Diana, mama Isabella, satu-satunya orang yang sudah mengetahui kehamilan Isabella, mengatakan, Isabella menanti kehamilannya ini. Bayangkan kalau Javier menjawab pertanyaan Isabella, mengapa perutnya ada bekas jahitan di sana? Ya, karena itu bekas operasi saat Isabella sudah dinyatakan mengalami keguguran. Javier tidak bisa membayangkannya.Meski Isabella t
"Mommy!"Jayden dan Iriana berlari kencang ke arah Isabella yang sedang di ruang meja makan bersama Javier. Isabella senyum teharu saat melihat Jayden dan Iriana memluknya erat. "Aku sangat sangat sangat sangat merindukan Mommy!" seru Jayden."Aku juga merindukan Mommy!" ujar Iriana juga. Melihat istrinya yang dipeluk terlalu erat, Javier langsung menegur kedua anaknya. "Jangan terlalu kencang memeluk Mommy, nanti sesak nafas." Jayden menatap Javier seperti kesal. "Bilang saja Daddy cemburu!" "Tidak. Siapa bilang?" Walau dalam hati Javier membenarkan apa yang dikatakan anaknya. Melihat hanya Isabella yang dipeluk saja, Javier akui ia cemburu. Bagaimana bisa kedua anaknya melupakan atensi dirinya? Lihatlah, sekarang justru ketika orang tersebut berbincang riang, melupakan Javier yang menatapnya sendari tadi. Seolah ingin juga ikut berbincang. Sesekali Jayden melirik ke arah Javier yang sedang memasang raut masam. Anak itu terkikik. Mengetahui Jayden tengah mengejeknya, Javier be
Isabella benar-benar tidak habis pikir dengan Javier yang ternyata sudah merencanakan dan mengatur untuk honeymoon. Sudah Isabella tolak, tetapi pria itu diam-diam mengurus semuanya sendiri. Apalagi setelah mengetahui mereka akan honeymoon dimana. Di sebuah pulau Lanai Island, Hawaii. Tentu saja Isabella langsung terkejut setengah mati, karena pulau tersebut predikat sebagai pulau pribadi dengan harga termahal di dunia sejauh ini dipegang oleh Lanai Island di Hawaii. Javier mem-booking pula tersebut selama satu minggu lamanya. Pria itu juga mengatakan hanya mereka bedua saja yang pergi, kedua anaknya akan dititipkan oleh orang tua Javier. “Sudah siap?” tanya Javier yang baru memasuki kamar.“Kita sungguh pergi ke sana?” Isabella kembali bertanya.“Kau sudah menanyakannya tadi, sayang. Aku hitung sudah empat kali kau bertanya seperti itu.” Javier memeluk Isabella dari belakang lalu mengecup leher istrinya. “Aku masih kaget. Kita sungguh honyemoon kembali?” Javier terkekeh. “Sepert
Cahaya matahari menyelinap masuk pada sela-sela gorden yang tidak tertutup rapat. Di sebuah kamar berukuran luas, dihiasi dengan beberapa bunga kecil pada pot, memberikan kesan flora pada kamar tersebur. Apalagi dindingnya didominasi oleh kayu. Setelah semalam hujan mengguyur beberapa jam lamanya, suhu kamar tersebut menjadi meningkat dingin. Faktor penambah suhu ruang dingin, karena dinding kayu. Kayu membuat ruang selalu sejuk, hingga Javier haru mematikan pendingin ruang juga.Di bawah selimut tebal, tubuh Javier memeluk erat Isabella yang tampak kedinginan. Respon wanita itu juga seperti mencari kehangatan pada tubuhnya, Javier bagaikan serigala yang tengah menghangatkan tubuh sang kekasih manusianya. “Dingin sekali…” Isabella kian menenggelamkan kepalanya di dada Javier, hingga Javier bisa merasakan dada ranum Isabella yang menempel di dadanya. Mereka masih telanjang bulat.“Sayang, jangan banyak bergerak,” tegur Javier, sebab Isabella terus bergerak kecil mencari posisi nyaman
Sudah terasa enam hari mereka berada di Hawaii dan besok sudah bersiap untuk pulang. Isabella pikir honeymoon-nya kali ini akan diisi oleh nasfu gila Javier saja. Namun, Isabella juga dibuat takjub pemandangan sekitar pulau. Bahkan Javier juga mengajaknya masuk ke dalam pulau tersebut lebih dalam untuk melihat pemandangannya.Walaupun begitu, nafsu gila Javier tidak pernah hilang. Pria dengan tingkat kemesuman di atat rata-rata tersebut setiap hari tidak absen untuk bercinta dengan Isabella. Ya, walau tidak separah sewaktu honeymoon pertama. Pada saat honeymoon pertama mereka pergi ke Swiss, negara yang bagaikan dongeng. Pemandangan di Swiss sangat indah, Isabella jadi terasa seperti di negeri dongeng. Namun, sayangnya Isabella tidak bisa menikmati pemandangan di sana.Sebab, Javier terus mengajaknya bercinta. Jadi tubuh Isabella lelah dan menjadi tidak sempat untuk jalan-jalan menikmati pemandangan yang indah di Swiss. "Aku sangat menyukai tempat ini," seru Isabella. Ia sedikit tid
“Sayang, sepertinya aku harus ke China malam ini.” Javier menghampiri sang istri yang sedang membaca sebuah buku tebal dengan kaca mata bulat yang menjadikan Isabella semakin cantik serta manis bersamaan. “Hm?” Isabella hanya menolehkan kepala, namun matanya masih tetap fokus pada bukunya. Badan Javier bergeser agar lebih dekat dengan Isabella, pria ingin tahu apa yang sedang wanita itu baca sehingga ia sampai diabaikan. “Kau sedang baca apa?” Dahi Javier mengekerut bingung melihat deretan kata yang memakai bahasa Russia. “Buku dokter.”“Buku dokter?”“Bukun mengenai perjalanan para dokter,” jelas Isabella. Javier hanya menangguk. “Kau mengerti bahasa Russia?”“Iya.”Cukup kaget dengan jawaban Isabella. “Aku tidak mengetahui kau mengerti bahas Russia.” Jujur saja Javier takjub, sebab dahulu semasa di bangku kuliah, Javier berminat untuk belajar bahasa Russia. Namun, ternyata tidak semudah yang dibayangkan, menurutnya bahasa Russia lebih sulit dari bahasa Arab. “Aku menyukai bahas
Beruntungnya penumpang bisnis class hanya sedikit, jadi tidak dapat banyak protes dari kebisingan yang dibuat Javier. Di bilik bangungnya Javier membuka laptopnya terburu-buru, hingga tak sengaja menjatuhan gelas yang berada di mejanya.Kebetulan ia baru saja Javier selesai makan malamnya. Saat mendapatkan ponselnya berdering, jantungnya berdebar kencang. Salah satu pengawalnya memberitahu dengan panik bahwa Isabella diculik. Ingin berteriak kencang, namun Javier tahu tempat, kini ia sedang berada di pesawat. Coba saja ia menggunakan pesawat pribadi sekarang, mungkin Javier langsung memerintahkan pilot untuk mendarat di bandara yang terdekat. Pesawatnya sedang berada di sekitaran negara Kazakhstan, tidak mungkin Javier memerintah pilot untuk mendarat darurat. Ini bukan pesawatnya. Tadi ia ingin bertindak bodoh dengan memaksa masuk ke kokpit, tetapi ia urungkan. Lebih baik Javier secepatnya mencari keberadaan Isabella melalui laptopnya. Mata Javier membelak kaget saat menemukan tit