Perjalanan malam Dean pulang ke rumahnya terasa begitu lambat walau dia sudah melaju kecepatan dengan secepat mungkin untuk menemui istrinya, Keira Rose yang sudah menunggunya.
Tidak bisa dipungkirinya kalau ada rasa bersalah dalam hatinya membuat Keira menangis. Dia sama sekali tidak menyangka kalau istrinya lelah dan sengaja tidak mengatakan hal yang sebenarnya demi tidak menyakiti dirinya. Seandainya Keira berterus terang dia pasti akan mengerti. Terkadang beginilah dia, emosinya lebih mendominasi tanpa mengerti keadaan yang sebenarnya.Begitu tiba di rumah Dean dengan melangkahkan kakinya secepat mungkin menuju kamarnya. Saat dia membuka pintu dia melihat istrinya tertidur di atas ranjang dengan tisu yang berserakan mengelilinginya. Terlihat jelas kalau Keira habis menangis.“Kei.” Suara Dean saat memanggil Keira terdengar lembut dan mengecup kening istrinya.Keira terbangun saat mendengar suara Dean dan membuka matanya. DiSetelah selesai memadu kasih di pagi hari Keira dan Dean turun ke bawah sambil bergandengan tangan untuk sarapan. Terlihat jelas dari wajah mereka yang berseri-seri membuat Rudi, Arman, dan Rosanna ikut merasakan kebahagian pasangan pengantin baru tersebut.“Cie… yang baru bulan madu dunia terasa milik berdua nih, yaa ga Pak Arman,” ujar Rudi menggoda Dean dan Keira.“Iya bener kalian berdua ini bikin iri kita yang juga dulu pernah muda,” ucap Arman.“Ayah dan Papa kayak ga pernah muda aja,” ujar Dean dengan santai.“Pernah muda sih, tapi kayaknya ga sehebat kalian deh. Lihat saja tuh tanda merah dileher bekas tanda bibirmu uo...uo…” ujar Rudi melirik ke arah leher Keira.“Nah itu dia Ayah namanya tanda kepemilikan biar orang tau kalau Keira hanya milikku.”Sedangkan Keira tertunduk malu sambil menutup lehernya . Dia sangat malu digoda oleh Ayah mertuanya lalu menyenggol lengan Dean.“Kenapa sih kamu nyeng
Seorang wanita sanggup menyembunyikan segala perasaan dalam hatinya selama bertahun-tahun bahkan menutupi segala aib orang yang dicintainya. Tapi, seorang wanita juga tidak mampu menyembunyikan rasa cemburunya walau hanya sesaat. Ada perasaan takut kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidupnya membuatnya sedih dan kecewa.Seperti itulah yang dirasakan Keira. Dia berpura-pura tersenyum di depan Dean meskipun hanya untuk menutupi rasa kecemburuan juga sedihnya. Bagaimana dia tidak sedih jika orang yang dicintainya memuji wanita lain dihadapannya.Tibalah mereka ke sebuah perumahan mewah yang model rumah tingkat dua dengan warna putih bercampur tosca. Keira jadi penasaran mereka mau ke rumah siapa? Seperti apa bentuk wanita yang begitu membuat Dean memuja-mujinya.“Sayang, ayo turun,” ajak Dean dengan semangat.“Hmm, haruskah aku turun? Aku ga enak nanti mengganggu waktumu dan wanita spesial itu,” ucap Keira masih dengan berpura-
Dean menjadi semakin emosi mendengar Yudika menjelek - jelekan Keira lalu melayangkan tinjunya lagi di hidung Yudika membuat cairan kental berwarna merah keluar dari hidung adik iparnya tersebut. "Aduuh Kak. Ampun Kak, maafkan aku. Tolong Kak lebih baik kita bicarakan ini dengan baik - baik," ujar Yudika ketakutan. Dean menatapnya dengan tajam. Jika bukan karena Yudika suami Garcia dia pasti sudah menghajar Yudika lebih parah dari pada ini. Dia menguasai beladiri untuk pertahanan dirinya, hidup sendirian di negeri orang jika tidak memiliki ilmu beladiri taekwondo bisa berbahaya untuk dirinya sendiri. "Baiklah tapi harus tahu hal sebenarnya bukan hanya fitnah." "Baik Kak." Dean dan Yudika berbicara berdua dengan keadaan lebih tenang. Yudikan tidak berani melihat ke arah Dean, hidungnya berdarah dia sumpal dengan tisu. Saat melihat keadaan Yudika sebenarnya Dean ingin tertawa geli. Hidung Yudika yang
Garcia, Keira, dan Yudika terkejut mendengar suara Dean yang berteriak marah membuat Josh yang berada dalam gendongan Garcia menangis. Dean menarik napasnya berusaha untuk mengontrol emosinya sendiri. Dia tidak ingin lepas kendali di depan istri dan adiknya apa lagi ada Josh keponakannya.“Kita pulang.” Dean menarik tangan Keira.Keira menjadi tidak enak sendiri pada Garcia dan Yudika apa lagi Josh menangis kencang ketakutan.“Sayang jangan begitu,” ucap Keira perlahan.“Aku ga mau berlama-lama di rumah orang yang tidak menghargai istriku,” ujar Dean yang masih emosi.“Kakak tolong jangan pergi saat marah begini,” ujar Garcia.“Karena aku marah sebaiknya aku pergi dari pada di sini semakin memperburuk masalah yang ada.”Keira memberi kode pada Garcia dan Yudika agar tidak lagi membujuk Dean.“Yaa sudah kita pulang saja Sayang,” ujar Keira menuruti permintaan Dean.Keira dan
Pernikahan adalah sebuah ikatan atas kesepakatan antara dua insan untuk menjalani kehidupan bersama. Keduanya berkomitmen bersama untuk saling bahu membahu mewujudkan tujuan hidup, memenuhi kebutuhan asasi manusia, serta menyempurnakan kebahagiaan hidup dalam bingkai rumah tangga.Menjaga kehormatan dan harga diri istri merupakan tanggung jawab suami. Jika wanita yang dicintai dihina bahkan direndahkan oleh orang lain atas dasar sebuah fitnah sudah seharusnya suami menjadi orang pertama yang akan menjadi pelindung dan membela harta martabat sang istri.Begitulah yang dirasakan Dean. Dia sangat marah atas apa yang telah dikatakan oleh Cristo. Segala fitnah dan kata-kata tidak pantas diucapkan oleh pria yang tidak bertanggung jawab. Tibalah mereka di club malam yang dimaksud oleh Yudika.“Kak itu club malamnya,” ujar Yudika saat mereka tiba di daerah Jakarta barat.“Aku parkir mobil dan kita masuk ke dalam,” ucap Dean dengan tegas.
Dean kembali ke rumahnya dia yakin Keira sudah menunggunya pulang. Ada perasaan khawatir kalau Keira tahu dia habis menghajar Cristo. Bagi Dean urusan pria harus pria lah yang mengurusnya dan jangan sampai wanita mengetahuinya.Sesampainya di rumah Dean mencari Keira ke dalam kamar, tapi istrinya tidak ada di sana.“Keira ke mana ya?” tanya Dean pada dirinya sendiri.“Apa lagi di belakang yaa.” Dean mencari Keira ke belakang rumah.Dan benar dugaan Dean benar Keira memang berada di belakang rumah bersama Rudi. Dia melihat Keira sedang berbicara berdua dengan Ayahnya. Dia jadi penasaran apa yang dibicarakan Keira dan Rudi lalu berdiri dibalik jendela berusaha untuk mencuri dengar pembicaraan menantu dan mertua.“Terima kasih Keira berkat kamu si Dean menjadi pria yang lebih baik dan bertanggung jawab,” ujar Rudi.“Yaa ampun Ayah. Aku tidak melakukan apapun pada Dean. Pasti dari diri Dean sendiri yang juga mau b
Dengan perlahan Keira membuka pintu kamar lalu berjalan berjinjit menuju ranjang yang ternyata Dean sembunyi dibalik selimut persis yang dikatakan Rudi. Ingin sekali dia tertawa dengan kelakuan suaminya, tapi dia harus menahan gelak tawanya demi menakut-nakuti Dean.“Deeaaaannnn…” Keira berpura-pura memanggil Dean dengan suara yang dibesarkannya seperti orang yang menghantui.“Pergi! Pergilah se.tan yang terkutuk atau aku akan berdoa untuk mengusirmu,” teriak Dean dengan ketakutan.Keira menutup mulutnya. Dia harus tahan dari godaan setan yang seakan menggelitik pinggangnya. Mata Keira terpanah saat melihat selimut yang digunakan Dean bergetar. Dia yakin di dalam selimut suaminya yang terlihat berani pasti meringkuk ketakutan dan gemetaran.“Tolong aku Deaaannnn.” Keira kembali bersuara menakut-nakuti Dean.“Pergilah! Pergi.” Dean berteriak makin kencang.Keira tidak bisa lagi menahan tawanya, dia tertawa terb
3 bulan kemudianTanpa terasa waktu terus berlalu sudah terlewati 3 bulan mereka berumah tangga, tapi Dean merasa resah dan gelisah sendiri. Tinggal 3 hari lagi masa cutinya telah usai dan harus segera kembali ke Miami, Florida. Dia ingin memberitahukan pada Keira tentang rencananya membawa Keira ke tempatnya bekerja. Dean pun berjalan mendekati Keira yang sedang berada di dapur. Istrinya terlihat begitu lihai memainkan pisau dapur memotong - motong cabai sambil bersenandung. “Kei …” panggil Dean. “Iya Sayang,” jawab Keira yang masih fokus dengan pisau dapur. Dean memeluk Keira dari belakang. Tercium aroma sampo mawar dari rambut istrinya membuatnya semakin merapatkan wajahnya di curuk leher Keira. “Dean… aku lagi masak Sayang,” ucap Keira yang merasa geli. “Masak aja aku ‘kan ga mengganggu kamu,” ujar Dean yang masih setia di curuk leher Keira.“Tapi rasanya ga enak Dean.”