Home / Fantasi / Omega keeper Of Crystalon / Bab 67 : Kerajaan Selatan

Share

Bab 67 : Kerajaan Selatan

Author: FIKRI
last update Huling Na-update: 2025-08-11 15:00:14

Jauh di selatan, di mana matahari bersinar lebih terik dan udara terasa kering, berdiri sebuah kerajaan yang dibangun di atas fondasi disiplin, kemurnian, dan ketakutan. Ibu kota Kerajaan Selatan, Aethelburg, bukanlah kota yang ramah. Bangunan-bangunannya yang terbuat dari basal hitam dan marmer merah menjulang ke langit seperti gigi-gigi bergerigi, teratur dalam barisan yang kaku dan sempurna. Tidak ada pasar yang ramai atau seniman jalanan. Hanya ada jalan-jalan lebar yang bersih, di mana para penduduk berjalan dengan langkah cepat dan kepala tertunduk, tidak berani menatap mata para penjaga elit yang berdiri diam seperti patung di setiap sudut.

Di jantung kota, berdiri Istana Darah Merah, sebuah benteng monolitik yang seolah menyerap semua cahaya dan harapan.

Di dalam ruang takhta yang megah namun dingin, Ratu Aseira tidak duduk d

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 154 : Dapur Neraka

    Setelah pengumuman Tetua Hu yang mengerikan, keheningan yang tegang menyelimuti meja makan. Ide untuk berlatih sebagai satu tim sudah cukup buruk. Tetapi tugas berikutnya yang diberikan oleh sang tetua, sebelum pelatihan sesungguhnya dimulai, adalah sebuah bentuk penyiksaan psikologis yang jauh lebih kejam.“Karena kalian bertiga kini adalah sebuah tim,” kata Tetua Hu dengan senyum tipis yang sama sekali tidak menenangkan, “tugas kalian berikutnya, selagi masih terhubung secara mental, adalah… memasak makan malam untuk kita semua besok.”Luca, Lian, dan Zane menatap satu sama lain dengan horor murni. Ini akan menjadi bencana.Keesokan harinya, mereka bertiga berdiri canggung di depan pintu masuk dapur paviliun utama. Dapur itu luas dan indah, dilengkapi dengan peralatan masak canggih yang terbuat dari kristal dan logam perak. Ini adalah surga bagi seorang koki. Bagi mereka, ini adalah neraka.Sebelum mereka bahkan menyentuh satu panci pun, sebuah argumen sengit meledak di dalam kepala

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 153 : Latihan Sinkronisasi Jiwa

    Pagi berikutnya, Tetua Hu membawa "tim" barunya—sebuah kelompok yang lebih mirip bom waktu daripada unit tempur—ke sebuah kuil kuno yang tersembunyi di jantung pulau. Kuil itu sunyi, dibangun di sekitar sebuah pohon perak raksasa yang daunnya berkilauan, menciptakan suasana yang sakral dan damai.“Kalian telah membuktikan bahwa kalian bisa bekerja sama jika nyawa kalian di ujung tanduk,” kata Tetua Hu, suaranya yang tenang menggema di keheningan. “Tapi itu adalah kerja sama yang lahir dari kepanikan. Sebuah tim yang sesungguhnya tidak hanya bergerak bersama. Mereka harus berpikir bersama.”Ia memimpin mereka ke sebuah altar batu di tengah kuil. Di atasnya, tergeletak sebuah artefak aneh: sebuah bola kristal hitam yang halus, yang seolah menyerap semua cahaya di sekitarnya.“Letakkan tangan kalian di atas Artefak Sinkronisasi Jiwa ini,” perintahnya dengan santai.Zane, yang tidak pernah berpikir dua kali, langsung meletakkan tangannya. Lian, yang curiga tetapi tidak ingin terlihat peng

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 152 : Pelatihan Tim Yang Kacau

    Pagi berikutnya, udara di Pulau Nuhawan terasa berbeda. Kedamaian yang biasanya menyelimuti pulau itu kini digantikan oleh ketegangan yang nyaris bisa disentuh. Tetua Hu mengumpulkan "tim" barunya—sebuah kelompok yang lebih mirip bom waktu daripada unit tempur—di tepi sebuah danau kecil yang sangat jernih di tengah pulau.Lian berdiri dengan punggung lurus dan ekspresi dingin, jelas tidak senang dengan situasi ini. Zane menyeringai lebar, matanya yang merah darah memancarkan semangat untuk kekacauan. Nyxel tampak bersemangat, melompat-lompat kecil di tempat. Dan Luca, ia hanya berdiri diam, mengamati rival-rival barunya dengan tatapan analitis yang tenang.Di tengah danau, sekitar dua puluh meter dari tepi, ada sebuah platform batu kecil yang puncaknya rata.“Selamat pagi, para kandidat,” sapa Tetua Hu dengan tenang. “Latihan pertama kalian sebagai sebuah tim akan dimulai.”Ia menunjuk ke dasar danau yang jernih, di mana sebuah batu besar berwarna abu-abu, seukuran gerobak kecil, terg

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 151 : Hadiah Kemenangan Yang Kacau

    Malam itu, saat Luca sedang mencoba memahami dunia barunya, Seraphina duduk bersamanya di balkon yang menghadap ke lautan yang tenang. Di bawah cahaya bulan, ia mencoba menjelaskan perbedaan fundamental antara kekuatan mereka.“Di Benua Merah, tempat asalmu,” katanya pelan, “kau bilang kekuatan datang dari darah. Semakin murni, semakin kuat. Itu adalah sistem yang kaku, diwariskan.”Luca mengangguk.“Di sini, di Elysia, kekuatan kami berbeda,” lanjutnya. “Kekuatan lahir dari keunikan penciptaan alam yang terlahir dari dalam tubuh. Kami tidak memanipulasi darah. Kami membentuk ikatan dengan roh-roh alam yang beresonansi dengan jiwa kami. Kami menjadi wadah bagi kekuatan mereka.”Ia menunjuk ke arah arena latihan, di mana Lian masih berlatih dengan disiplin. “Lian, sebagai murid Tetua Hu, adalah pengguna ‘Teknik 9 Roh Mengalir’. Bertahun-tahun yang lalu, ia berhasil memanggil dan menyatu dengan roh khusus yang berspesialisasi dalam dingin. Karena itulah ia bisa memanifestasikan es.”Ser

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 150 : Ujian 3 Pilar

    Malam di Pulau Nuhawan turun dengan kelembutan yang asing. bulan—satu perak besar dan dua adiknya yang berwarna biru dan hijau—memancarkan cahaya magis ke atas lautan yang tenang, menciptakan jalur-jalur cahaya yang menari-nari di atas ombak. Udara dipenuhi oleh aroma garam dan bunga-bunga malam yang mekar.Namun, di dalam kamar tamunya yang mewah, Luca tidak bisa merasakan kedamaian itu. Ia berdiri di balkon, menatap keheningan pulau, tetapi pikirannya berada ribuan kilometer jauhnya, terperangkap di dalam gua es yang dingin dan di tengah badai jiwa yang baru saja mereka lalui.Sebuah ketukan pelan terdengar di pintunya.“Masuk,” kata Luca tanpa menoleh.Pintu terbuka, dan Nyxel melangkah masuk. Ia tidak lagi mengenakan pakaian tempurnya yang robek, tetapi sebuah gaun sederhana berwarna kuning pucat yang dipinjamkan oleh Aveline. Wajahnya masih sedikit pucat, tetapi keceriaan di matanya telah kembali, meskipun sedikit lebih redup, lebih dewasa.Ia berjalan dan berdiri di samping Luca

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 149 : Bantuan Diatas Kekhawatiran

    Keheningan yang mengikuti teriakan frustrasi Lian terasa berat dan canggung. Udara di arena latihan yang tadinya dipenuhi oleh aroma buah busuk dan teh yang tumpah, kini dipenuhi oleh aura kasar yang terasa seperti amplas di kulit. Semua mata tertuju pada sosok pemuda berambut hitam yang baru saja muncul dari kabut misterius, senyum miring yang penuh tantangan terukir di bibirnya.Tetua Hu tidak terlihat marah. Ia tidak terlihat terkejut. Ia hanya terlihat sangat, sangat lelah, seperti seorang kakek yang melihat cucunya yang paling merepotkan pulang setelah kabur dari rumah selama setahun dengan membawa seekor naga peliharaan. Ia menghela napas panjang, sebuah helaan yang seolah membawa beban dari puluhan tahun sakit kepala.“Zane,” kata Tetua Hu, suaranya datar dan tanpa emosi. “Kukira aku sudah bilang jangan kembali sampai kau bisa menyeduh teh dengan benar.”Pemuda itu, Zane, tertawa terbahak-bahak. Sebuah tawa yang liar, bebas, dan sama sekali tidak menghormati suasana. “Aku kemba

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status