Share

Once in A Blue Moon
Once in A Blue Moon
Author: veglia.rose

Tidak Pantas

Jumat, hari yang ditunggu-tunggu oleh Bella. Bukan hanya karena Jumat adalah hari terakhir masuk kerja dalam seminggu, tapi hari ini juga merupakan Anniversary hubungannya dengan Ardio yang sudah berjalan lima tahun. Ia sudah menyiapkan makan malam romantis di restoran tempat pertama kali mereka jadian. Ia juga sudah menyiapkan mini-black dress kesukaannya untuk merayakan malam yang istimewa dengan sang pacar.

Bella berulang kali melihat jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam. Ia melihat sekitar dan menemukan hanya dirinya lah yang masih berada di ruangan. Bella menghela nafas panjang

‘Hah, dari tadi nggak selesai-selesai..’

pikirnya sambil melihat tumpukan dokumen yang ada di meja. Menjadi anggota paling junior di departemennya membuat Bella harus bekerja lembur setiap hari. Ia memang orang sulit menolak permintaan orang lain. Tapi maksud baiknya selalu dimanfaatkan oleh teman kantornya untuk melimpahkan tugas kepada Bella. Setiap hari ia selalu berlatih untuk menolak di depan kaca, tapi kenyataannya, dia selalu kalah dengan senyum manis dan pujian-pujian kosong.

‘Ah, sudah lah! Nanti terlambat ketemu Ardio..’ 

Bella memutuskan untuk mematikan komputernya dan beranjak ke kamar mandi untuk berganti baju dengan dress yang sudah ia bawa. Ia melepas ikat rambutnya dan membiarkan rambut lurus panjangnya tergerai. Ia pun menggunakan lipstik merah, agar penampilannya lebih menawan.

Bella melambaikan tangannya kearah mobil Ardio yang sudah terparkir di depan kantor. Mobil sedan mewah warna hitam itu sudah menunggu sejak lima belas menit yang lalu. Ia masuk dengan tergesa,

"maaf, maaf, tadi keterusan kerja jadi lupa waktu" ucap Bella sambil meringis.

Ardio melihat Bella dengan tatapan kosong sambil terdiam. Raut wajahnya terlihat gelisah dan sedikit dingin. Bella yang daritadi tersenyum girang membayangkan makan malam romantis, melihat Ardio dengan tatapan bingung.

"Hey, kamu kenapa? Kok lesu?" tanyanya sambil mengusap wajah Ardio.

Ardio yang saat itu juga sadar, terkejut dan menampik tangan Bella. 

"Udah berapa kali coba kamu telat karena kerja? Karena sibuk?" jawab Ardio ketus.

"Kan cuma lima belas menit.. tadi aku.."

"Cuma lima belas menit??" pungkas Ardio.

Bella terdiam sambil memainkan kukunya,

'lagi..' pikirnya.

Ini bukan pertama kalinya Ardio marah karena pekerjaan Bella. Bella yang hanya seorang karyawan biasa, sering kerja lembur dan lupa memberi kabar kepada pacarnya. Pun ia sering menghabiskan akhir minggu dengan menyelesaikan pekerjaannya.

"Setiap hari..." lanjut Ardio, "setiap hari kamu jadi pesuruh di kantor..."

"Ar! Please, ini anniversary kita.." Bella melihat Ardio sambil mengernyitkan dahinya.

Ardio terdiam, ia memandang gedung kantor tinggi di depannya. Kantor perusahaan swasta kecil tempat pacarnya bekerja selama dua tahun. Kantor yang hanya terdiri dari lima puluh karyawan. Kantor yang tidak lebih besar dari perusahaan milih keluarganya. Dan di kantor ini, Bella hanyalah karyawan honorer biasa.

"Putus..." kata Ardio lirih.

"Hah? Kamu ngomong apa deh.. ayo cepetan berangkat! Aku pesan restoran favorit kita jam setengah delapan loh... Aku nanti mau makan...."

"Kita putus aja!" kata Ardio tegas.

Bella terdiam, sambil melihat pacarnya yang memandangnya dengan tatapan tajam. Ia bukan tidak mendengar kata-kata putus Ardio, tapi ia hanya pura-pura tidak tau dan berusaha mengabaikannya.

"Kalau soal sibuk, aku bisa berubah kok..... hmmm... aku bakal manage waktu aku dengan baik...."

"Stop..." 

"hmmmm... gimana kalau tiap sabtu aku luangin waktu seharian buat kamu... atau sabtu minggu...."

"Stop!"

"Tiap malam kita telponan juga bisa kok.. hmm... atau kamu mau ketemu setiap hari juga aku..." ujar Bella gelagapan.

"Stop!!!! Kamu nggak pantes buat aku" seru Ardio lantang.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status