Accueil / Romansa / PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI / BAB 14 UJIAN API DI BAWAH TANAH

Share

BAB 14 UJIAN API DI BAWAH TANAH

Auteur: Seri E Gulo
last update Dernière mise à jour: 2025-11-06 09:45:03

Malam menjelang serangan yang dijadwalkan. Istana sunyi. Pesta dansa telah berakhir, dan semua orang, termasuk Pangeran Varen yang puas diri, telah pensiun ke kamar mereka. Hanya Dayang Clara yang masih berpatroli, bayangannya melayang di koridor seperti hantu yang bersemangat.

​Ariel tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jaro, pengawal Varen, telah mencari bros naga perak itu dengan putus asa, yang berarti bukti itu sangat penting. Ariel harus memastikan Jaro tidak menemukannya di Sayap Barat.

​Ariel tahu bahwa Jaro tidak akan mencari di lokasi tempat bros itu jatuh: gudang anggur tua, tempat yang dianggap terlalu jauh dan terpencil dari urusan istana.

​Berbekal senter minyak kecil, Ariel menyelinap keluar dari Sayap Barat, bergerak cepat melalui lorong-lorong pelayanan yang gelap, menuju ke Sayap Anggur, tempat yang ia masuki beberapa hari lalu untuk menemukan dokumen pemalsuan.

​Saat ia mencapai gudang anggur, ia mencium bau lumut dan kelembapan, namun juga bau tanah yang baru diaduk. Jaro sudah datang dan pergi.

​Ariel mulai mencari di tempat yang sama di mana ia menemukan dokumen rahasia Varen. Dia berlutut di tanah yang lembap, tangannya menyapu debu anggur.

​"Ini dia!"

​Jarinya menyentuh logam dingin. Bros naga perak itu tersembunyi, sebagian tertutup lumpur dan tumpukan karung kosong. Bros itu adalah barang yang indah dan mahal, dengan mata naga dari safir biru kecil. Itu adalah simbol keluarga Varen.

​Ariel memasukkannya ke dalam saku jubahnya. Misi berhasil.

​Namun, saat ia berbalik untuk pergi, sebuah bayangan panjang dan ramping muncul di ambang pintu gudang. Dayang Clara berdiri di sana, memegang lilin yang cahayanya menari di matanya. Ekspresinya tidak marah, tetapi dingin dan puas.

​"Ariel. Aku tahu aku akan menemukanmu di suatu tempat yang seharusnya tidak kau datangi," katanya dengan suara berbisik yang mematikan.

​Ariel membeku. "Saya... Saya ditugaskan di Sayap Barat, Dayang. Saya hanya tersesat di kegelapan."

​"Kebohongan yang bodoh. Kau anak yatim yang terlalu bersih untuk pekerja kasar, dan terlalu pintar untuk tugas kotor. Aku tahu kau membawa sesuatu untuk Elara. Aku tahu dia menyukaimu lebih dari seharusnya."

​Clara mendekat, matanya tertuju pada saku Ariel. "Apa yang kau sembunyikan di sana, Tikus?"

​Ariel tahu, jika Clara mendapatkan bros ini, atau jika dia menyeret Ariel di hadapan Raja dan menuduhnya mencuri, semua rencana Elara akan berantakan.

​Clara mengulurkan tangan. Ariel memiliki sepersekian detik untuk bereaksi.

​Ia tidak bisa lari. Ia tidak bisa melawan.

​Dalam keputusasaan yang tiba-tiba, Ariel meraih botol anggur kosong yang pecah di sudut. Alih-alih menggunakannya sebagai senjata, Ariel melemparkan botol itu ke arah tumpukan tong anggur yang jauh, menciptakan suara tabrakan yang keras dan menggelegar.

​"Perampok!" teriak Ariel dengan sekuat tenaga, berpura-pura terkejut. "Ada perampok di gudang!"

​Clara terkejut oleh jeritan dan suara botol pecah itu. Refleksnya sebagai pelayan senior kerajaan adalah mengamankan aset.

​"Diam, bodoh!" desis Clara. "Siapa yang akan percaya ada perampok di tengah malam?"

​Tetapi teriakan Ariel sudah didengar. Dari atas, terdengar suara langkah kaki pengawal yang terburu-buru.

​"Cepat, ke gudang anggur! Ada keributan!"

​Clara menyadari situasinya telah berubah. Dia tidak bisa menjelaskan mengapa dia berada di gudang anggur bersama seorang pelayan pada jam ini. Keinginan untuk menjatuhkan Elara bertabrakan dengan nalurinya untuk menyelamatkan reputasinya sendiri.

​"Kali ini kau beruntung, Tikus," desis Clara, mundur ke dalam bayangan. "Tapi aku akan melihatmu terbakar." Dia menghilang melalui koridor samping sebelum pengawal tiba.

​Ketika pengawal memasuki gudang, mereka menemukan Ariel sendirian, gemetar, memegang sisa-sisa botol anggur yang pecah.

​"Apa yang terjadi di sini? Kau! Siapa kau?" tuntut Kepala Pengawal.

​"Maafkan saya, Tuan! Saya adalah Ariel, pelayan Sayap Barat," kata Ariel, akting ketakutan. "Saya datang untuk mengambil anggur untuk Tuan Pangeran Varen… dan saya mendengar suara-suara. Saya melihat bayangan gelap melarikan diri, lalu botol ini jatuh."

​Ariel berhasil menciptakan cerita yang sempurna. Dia diselamatkan oleh kehadirannya, tetapi ia hampir saja tewas.

​Di bawah jubahnya, bros naga perak itu terasa berat dan dingin. Ia telah mengamankan bukti, tetapi Dayang Clara sekarang tahu bahwa dia adalah bagian dari permainan Elara.

​Sementara itu, di sebuah pos terpencil di tepi Sungai Feralis, Ksatria Cassian dan legiun kavaleri yang ia pindahkan secara diam-diam sudah bersiaga.

​Tengah malam telah tiba, dan pertempuran kecil sedang berkecamuk. Tentara Lycia yang bergerak di bawah kegelapan terkejut menemukan perlawanan terorganisir. Rencana Varen untuk menyerang Penyeberangan Sungai Feralis yang tidak dijaga telah gagal total, berkat 'firasat buruk' Tuan Putri Elara.

​Fajar akan segera tiba, dan kebenaran akan terungkap.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    BAB 15 KONSEKUENSI FAJAR DAN PENAHAN VAREN

    Fajar menyingsing membawa kabar buruk bagi Pangeran Varen dan kabar baik yang samar-samar bagi Astaria. Jenderal Kavaleri Cassian kembali ke istana bukan dengan kemenangan perang yang riuh, melainkan dengan laporan tenang tentang ‘pengamanan’ Penyeberangan Sungai Feralis dari pasukan asing yang mencoba menyusup.​Meskipun Cassian menahan diri untuk tidak menyebut nama Varen di depan umum, ia segera meminta audiensi darurat dengan Raja.​Di Sayap Raja, Elara sedang menunggu dengan hati-hati. Ia telah menyerahkan bros naga perak yang diamankan Ariel kepada Cassian, menjelaskan bahwa bros itu adalah petunjuk, dan membiarkan Ksatria tua itu menyusun narasinya.​Tidak lama kemudian, istana diselimuti suasana tegang. Pengawal kerajaan, dipimpin oleh Cassian, diam-diam memasuki kamar Pangeran Varen, menyita barang-barangnya, dan menahannya atas tuduhan yang belum diumumkan.​Raja Astaria, yang biasanya tenang, tampak pucat dan terguncang. Pengkhianatan di istananya sendiri,

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    BAB 14 UJIAN API DI BAWAH TANAH

    Malam menjelang serangan yang dijadwalkan. Istana sunyi. Pesta dansa telah berakhir, dan semua orang, termasuk Pangeran Varen yang puas diri, telah pensiun ke kamar mereka. Hanya Dayang Clara yang masih berpatroli, bayangannya melayang di koridor seperti hantu yang bersemangat.​Ariel tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jaro, pengawal Varen, telah mencari bros naga perak itu dengan putus asa, yang berarti bukti itu sangat penting. Ariel harus memastikan Jaro tidak menemukannya di Sayap Barat.​Ariel tahu bahwa Jaro tidak akan mencari di lokasi tempat bros itu jatuh: gudang anggur tua, tempat yang dianggap terlalu jauh dan terpencil dari urusan istana.​Berbekal senter minyak kecil, Ariel menyelinap keluar dari Sayap Barat, bergerak cepat melalui lorong-lorong pelayanan yang gelap, menuju ke Sayap Anggur, tempat yang ia masuki beberapa hari lalu untuk menemukan dokumen pemalsuan.​Saat ia mencapai gudang anggur, ia mencium bau lumut dan kelembapan, namun juga bau tan

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    BAB 13 TOPENG PESTA DAN SENYUM DINGIN

    Dua hari sebelum tanggal serangan yang diperkirakan, istana mengadakan pesta dansa mewah untuk menghormati kedatangan Pangeran Varen dan merayakan pertunangan mereka yang akan datang. Aula dansa berkilauan dengan kristal dan emas, namun bagi Elara, suasana terasa tebal dan menyesakkan. Setiap senyum adalah topeng, setiap sapaan adalah jebakan.​Elara mengenakan gaun sutra berwarna biru tua, warnanya sama gelapnya dengan rahasia yang ia sembunyikan. Di tengah hiruk pikuk musik dan tawa, ia berusaha keras untuk tidak menunjukkan kecemasan di matanya.​Pangeran Varen, di sisi lain, tampak terlalu ceria. Keyakinan dirinya terpancar kuat. Ia percaya bahwa Raja Astaria masih sibuk dengan menu katering, sementara Jenderal Lycia sedang menggerakkan pasukannya.​"Kau terlihat mempesona malam ini, Elara," bisik Varen saat memimpinnya dalam sebuah waltz. Jari-jarinya menggenggam pinggang Elara dengan rasa memiliki yang terlalu kuat.​"Kau juga, Varen," jawab Elara, memaksa seny

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    BAB 12 ANGGREK BERACUN DAN KEHENINGAN YANG MEMATIKAN

    Sinar matahari pertama menembus jendela kamar tidur Elara, dan Dayang Clara sudah berdiri di sampingnya, memegang nampan perak yang berisi teh pagi dan, di dalam vas kristal kecil, satu tangkai Anggrek Merah.​“Anggrek dari rumah kaca, Tuan Putri. Saya pikir warnanya sangat cocok dengan suasana hati Anda pagi ini,” kata Clara dengan senyum yang terlalu lebar, nadanya penuh makna tersembunyi. Clara menempatkan vas itu tepat di samping tempat tidur Elara, di mana matanya bisa mengawasi.​Elara merasa tegang. Dia tahu Ariel pasti sudah mencoba menghubunginya, dan bunga ini adalah satu-satunya kesempatan. Dia harus bertindak secara alami.​"Anggrek yang indah, Clara. Terima kasih," jawab Elara, mengambil bunga itu.​Saat ia memuji warna kelopak bunga, jarinya perlahan-lahan menyentuh batang Anggrek. Dia merasakan ada tonjolan kecil yang tidak wajar, sekecil serpihan. Elara tahu itu. Itu adalah pesan Ariel.​"Bisakah Anda mengambilkan buku puisi saya, Clara? Saya merasa ingin membaca beber

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    BAB 11 PERANG DINGIN DAN PERANGKAP CERMIN

    Dayang Clara adalah seorang musuh yang licik. Keesokan paginya, Clara bertindak bukan dengan tuduhan langsung, melainkan dengan memisahkan Elara dari satu-satunya sekutunya, Ariel. ​Saat sarapan, Clara mengumumkan, "Tuan Putri, saya telah membuat penyesuaian pada jadwal harian. Pelayan Ariel akan dipindahkan sementara ke Sayap Barat untuk membantu dengan inventarisasi permadani yang rusak. Pekerjaan ini memerlukan tangan yang kuat dan perhatian pada detail, dan saya yakin ia akan berguna di sana." ​Elara merasakan darahnya mendidih, tetapi ia harus menjaga ketenangan. Memprotes akan menegaskan kecurigaan Clara. ​"Oh, Sayap Barat? Betapa membosankan," kata Elara, pura-pura cemberut. "Tetapi saya kira permadani yang sobek adalah prioritas. Anda benar, Clara. Biarkan Ariel pergi." ​Clara tersenyum puas. Itu adalah kemenangan kecil yang memisahkan sepasang sekutu tanpa menimbulkan kecurigaan. ​Setelah Clara pergi, Elara segera mengirimka

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    BAB 10 BUKTI DAN PENGAKUAN TANPA KATA

    Ariel menunggu sampai larut malam, jauh setelah seluruh istana terlelap, untuk bertemu Elara. Ia tidak berani menggunakan kode lilin di ambang jendela lagi karena takut Dayang Clara mengawasi. Sebagai gantinya, ia pergi ke tempat teraman—pertemuan mereka di observatorium, dengan asumsi bahwa jika ia ditangkap, setidaknya ia akan ditangkap di dekat Elara. ​Elara sudah ada di sana, menunggu dengan gelisah di bawah teleskop yang diam. Dia tidak memakai jubah tidur mewah malam ini, melainkan gaun yang sederhana, seolah-olah dia siap untuk melarikan diri kapan saja. ​"Anda datang," bisik Elara, lega yang luar biasa memancar dari matanya. ​"Saya berhasil, Tuan Putri," jawab Ariel. Ia mengeluarkan gulungan perkamen yang kusut dan bros naga perak dari balik jubahnya. "Ini adalah surat pemalsuan. Ditandatangani oleh 'Kapten R. Volstov'—nama samaran Varen. Dan ini…" ​Ariel meletakkan bros naga perak di atas meja observatorium. Cahaya bulan memantul dari permukaannya yang mengkilap. ​"Ini j

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status