PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABab 27Pov ibu mertuaLelah, aku harus mengurus rumah sedangkan Arum ternyata tidak mau menambah uang bulananku. Dia benar-benar keterlaluan, memberi uang sejumlah lima ratus ribu, mana cukup untuk kebutuhanku. HahBenar-benar menantu pelit, aku harus memutar otak agar dia mau memberikan uangnya kepadaku. Padahal uang yang ia bawa juga uang anakku, anak kandungku. Dia itu hanya orang lain yang kebetulan dinikahi sama anakku, seharusnya dia tahu diri bukan justru bersikap seperti itu, benar-benar menyebalkan.Aku segera membawa gamis-gamis yang kemarin sempat aku beli ke dalam kantong kresek, aku akan menjualnya kepada ibu-ibu yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Biar saja, aku akan menyebar gosip bahwa Arum sudah tega tidak memberiku uang untuk berbelanja kebutuhan. Membuatku terpaksa menjual gamis-gamis ini.Aku berharap jika aku menyebar gosip seperti itu, nama Arum akan berubah menjadi buruk di mata para tetangga.Aku berjalan pergi ke
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 28POV ARUMMata semua orang kini tertuju padaku. Aku hanya memberi jalan tengah bukan? Memberi bantuan kepada mereka yang tengah membutuhkan bantuan ku. Apa salahnya jika aku meminjamkan uang kepada mereka dengan meminta jaminan. Aku tidak mau rugi untuk kedua kalinya. Aku sudah terlalu hafal watak Agus dan juga Rani.Aku hanya tidak ingin uang yang aku kumpulkan susah payah dengan berjualan harus di ikhlaskan begitu saja. Apa kalian tidak tahu bagaimana lelahnya berjualan? Memasak, mencuci piring kotor belum lagi membersihkan tempatnya yang harus nyaman setiap saat. Jika berjualan bukan hanya keringat yang dikeluarkan namun juga otak. Kita harus bisa memutar kembali uang yang kadang hanya pas untuk belanja esok hari."Gimana Gus?" tanyaku pada lelaki yang tengah memijat pelipisnya. Entah mengapa ada keraguan jelas terlihat. "Mbak Arum ini mau minta apa sih jaminannya?" Kini giliran Rani yang berbicara."Terserah kamu. Kalau tidak mau ak
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 29"Mbak Arum, Siti mau bicara sesuatu.""Bicara apa, Sit? Ngomong saja, aku dengarkan kok!""A-anu Mbak. Siti …."***"Biar aku bantu bicara, Sit. Mbak Siti ini ada keperluan mendadak. Dia mau pinjam uang sama Mbak Arum, dua juta. Bisa apa nggak Mbak Arum?" Terdengar Tini yang kini berbicara. Entah mengapa mereka berdua ini membuatku penasaran saja. Dua juta, kebetulan sekali di rekening tinggal dua juta. Itu pegangan selama aku belum jualan. Karena Tini dan juga Siti adalah karyawan ku yang baik, maka aku akan membantu."Keperluan apa?" tanyaku, tatapanku kini beralih pada Siti."Mau buat bayar adik sekolah, Mbak. Nanti saya ganti segera. Atau Mbak Arum bisa potong gaji.""Ya sudah, nanti saya ambilkan dulu ya di ATM.""Alhamdulilah, terima kasih banyak, Mbak Arum." Siti terlihat menangkupkan kedua tangannya pada wajah bundarnya. Jelas terlihat rona bahagia di sana."Kalau begitu kalian selesaikan ini semua ya, jangan lupa kamu nanti bel
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 30Suara gaduh kembali mencuri perhatianku. Aku kembali menoleh ke arah Rani. Alangkah terkejutnya aku ketika mendapati Agus tengah menyeret koper dengan menggendong Khaila. "Ada apa ini?" Mas Bayu bertanya lebih dahulu.***Aku mengarahkan pandanganku kepada Agus. "Ada yang ingin saya bicarakan, Mas," ucap Agus. Dalam hatiku bertanya-tanya, ada apa gerangan? Apakah mereka akan tinggal di sini? Ada apa dengan koper-koper itu?Mas Bayu terlihat berjalan menuju ruang tamu, sedangkan Khaila berganti gendongan dengan Rani. Entah apa yang mereka bicarakan, aku begitu penasaran. Membuatku berjalan mengikuti Mas Bayu dari belakang."Mau bicara apa, Gus? Kenapa kalian membawa koper?" tanya Mas Bayu, matanya menatap Rani yang tengah datang menghampiri. Beruntung khaila tidak rewel, dia hanya diam sembari tangannya terus memainkan boneka Barbie."Kemarin yang punya kontrakan menagih uang sewa ke rumah." Agus memberi jeda pada ucapannya."Aku ngga
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 31"Siapa dia Rum? Adik iparmu?" tanya Emak membuatku sedikit sungkan. Karena jelas, Rani tidak menunjukan sikap ramah."I-iya, Mak.""Sekarang dia tinggal di sini lagi?""I-iya Mak. Sudah ayo, keburu siang."****"Ini warungmu, Rum?" tanya Emak ketika tiba di warung. Kaki keriput itu hendak melangkah, kedua mata Emak memperhatikan sekeliling. Banyak pelanggan yang tengah membeli makanan maupun hendak membayar pesanan. "Alhamdulilah, rame.""Iya, Rum. Alhamdulilah, rame. Boleh dong Emak dan juga Mbak makan di sini?" sahut Mbak Ratih dengan tawa menggelitik."Tentu saja, boleh. Silahkan ambil sendiri, mbak. Tinggal pilih mau makan sama lauk apa? Gratis.""Itu yang paling aku suka Arum, gratis!" Mbak Ratih tertawa sembari tangannya menutup mulut."Sudah bisa ditebak.""Aku mau cari rokok dulu, ya Sayang." Kakak iparku itu memang sedikit irit bicara. Terbukti sepanjang perjalanan tidak pernah aku dapati dia mengeluarkan kata-kata."Iya, Sayan
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 32"Ya Allah, Mbak. Kamu ini benar-benar keterlaluan! Mas Bayu kamu tahu tidak, dia meminta uang makan dan juga uang biaya tinggal di sini. Dan sekarang dia minta uang buat ngasih Khaila, bukankah itu keterlaluan?" beber Rani, pandangan semua orang kini tertuju pada Mas Bayu. "...."***POV Saraswati"Alhamdulilah, jika Agus sama Rani mau kembali tinggal di rumah ini. Aku yakin mereka berniat merawtku," gumamku pelan. Setelah mendengar ucapan mereka yang cukup keras. Maklum, kamar tidurku dengan kamar tamu tidak terlalu jauh. Jika mereka berbicara keras aku mampu mendengarnya dari sini.Namun ketika aku mendengar alasan Agus kenapa mereka kembali kerumah ini membuatku sedikit kecewa. Ya, mereka pindah ke rumahku karena keterbatasan uang. Mereka tidak bisa membayar kontrakan. Padahal aku sudah berharap banyak mereka mau merawat ku.Sudah cukup lama, Rani dan juga Agus terdengar suaranya di sini. Entah mengapa mereka juga belum datang ke k
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 33Aku tersenyum lebar ketika pintu kamar terbuka. Akhirnya Rani maupun Agus datang ke kamarku. Membantuku memapah berjalan menuju meja makan. Padahal mereka sudah aku tunggu sejak kemarin.Namun senyumku sirna seketika. Setelah harapanku berbeda dengan kenyataan yang ada."Kemana Agus dan Rani? Aku tadi memanggil mereka bukan …."****POV Arum"Mereka lagi sarapan, Bu. Ibu mau apa? Mau ke kamar mandi?" tanya Mas Bayu, terdengar hingga ke meja makan. Rani dan juga Agus tidak ada yang mau datang ke kamar Ibu. Katanya tidak bisa membantu, terlanjur berpakaian rapi. Padahal jika mereka memang ada niat baik, sudah ia lakukan sebelum mereka bersiap ke kantor. "Yu, jangan pernah ijinkan Arum meminta uang kepada adik-adikmu. Kasihan mereka sedang kesusahan." Terdengar suara Ibu yang begitu pelan, namun masih terdengar di telingaku. Entah kedua menusia yang ada di hadapanku ini mendengarnya atau tidak."Ibu mau sarapan bareng kami?" tanya Mas Ba
Pembalasan Istri pelit yang sesungguhnyaBab 34Aku yang mendengar ucapan wanita paruh baya itu, melongo. Tidak percaya dengan apa yang dia ucapkan. Mungkin. Kesabaranku selama ini diganti dengan banyaknya rejeki yang Allah berikan. "Ibu serius dengan ucapan Ibu?""Iya, masak saya berbohong?" tanya wanita tua itu kepadaku.****"Ini dengan Nak Arum?""Iya, saya sendiri Bu. Ada apa ya?""Begini, kemarin saya beberapa kali kesini. Tapi sayang, warung kamu tutup.""Iya, Bu. Ibu mertua saya sakit. Memangnya ada perlu apa ya, Bu?""Begini, saya itu kan suka banget sama makanan kamu. Lha Minggu depan, anak saya mau ada acara arisan di rumah. Nanti bisa ya kami pesan beberapa makanan dari sini?""Alhamdulilah, bisa sekali Bu. Untuk porsi berapa orang ya.""Kisaran dua ratusan lah.""Alhamdulilah, baiklah. Ibu mau menu apa saja.""Terserah kamu saja menunya apa, yang penting makanan rumahan lah.""Baiklah nanti biar saya dan karyawan saya yang mengurusnya. Bisa minta nomor teleponnya, Bu?""