Share

Part 13

“Maaf, aku terlambat pulang,” ucap Restu saat masuk kamar dan melihat Isna sedang berkutat dengan tumpukan kertas.

Isna melirik sekilas wajah yang tersenyum kaku padanya. Lalu kembali pada kertas-kertas yang beberapa berserakan di atas lantai. “Mandilah, aku sudah menyiapkan handuk di kamar mandi. Setelah ini, sholat dan makan bersama orang tuaku,” sahutnya dengan ekspresi serius menatap kertas yang ada di tangan.

“Kamu sedang apa? Sudah mulai bekerja, ya?” tanya Restu untuk mencairkan suasana.

Isna diam. Ia merasa tidak perlu memberitahukan perihal pekerjaan pada lelaki yang ia sudah menganggap sebagai orang lain.

“Kenapa tidak menjawab? Aku bertanya padamu.” Restu protes. Ia kini sudah duduk di tepi ranjang, memperhatikan wanita yang rambutnya terurai setengah basah.

Isna menghentikan aktivitas, lalu menatap sejenak Restu yang berada lurus dengan posisinya saat ini. Kepala ia angkat, karena tubuh Restu berada di atas ranjang. “Sepertinya itu tidak perlu kamu tahu, Mas. Urusan kita h
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aini Eny
katax bapak marwah ahli agama ...tp koq pemikiranx kaya gt truz berharap restu jd menantunya padahal sdh tau restu sdh menikah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status