공유

PPRS 10

작가: HaniHadi_LTF
last update 최신 업데이트: 2025-08-26 20:20:39

Barel terdiam sesaat, tetapi wajahnya berubah dingin. Ruang keluarga yang biasanya terasa hangat mendadak seakan membeku. Suara detak jam dinding terdengar lebih jelas, seperti jarum jam itu ikut menegaskan keheningan di antara mereka.

"Aku tetap mencintaimu," ucapnya datar. "Tapi aku tidak bisa mengkhianati hatiku kalau aku ingin memiliki anak, Kenna. Aku merindukan seorang anak yang berlari menyongsongku saat aku pulang kerja dan memanggilku 'Daddi'. Itu saja."

Kata-kata itu jatuh begitu saja, menghantam telinga Kenna seperti petir di siang bolong. Ia mematung di tempatnya. Dada terasa sesak, matanya membesar, sementara jemarinya bergetar hebat. Suasana yang tadinya penuh amarah berubah menjadi kekosongan yang menusuk.

"Apa menurutmu aku juga tak menginginkannya?" suara Kenna pecah, parau, hampir tak terdengar. "Tapi jika kamu terus menjauh, bahkan justru mencari wanita lain, bagaimana mungkin kita bisa memilikinya?"

Kedua tangannya mengepal di sisi tubuh, berusaha menahan gemetar.
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • PESONA PRIA RIVAL SUAMIKU   PPRS 76

    "Teruskan mengawasinya," titah Rangga terdengar berat di seberang telepon. "Aku ingin tahu siapa orang ini, kenapa dia begitu ingin mencelakai Kenna." Nada geram terdengar dari kata-katanya."Baik, Mas Rangga," jawab suara lelaki itu singkat. "Saya akan tetap pantau."Rangga menutup telepon, rahangnya mengeras. Hatinya masih mengulang-ulang pesan yang ia terima sebelumnya. Ada nama, ada petunjuk samar, dan semua mengarah ke sesuatu yang lebih besar dari sekadar gosip di pengajian."Siapa pun kamu," desis Rangga pelan, "aku nggak akan biarkan Kenna dicelakai lagi."Pagi itu, ruang pengajian stasiun Praba ramai. Karpet digelar, remaja putri dan putra duduk dengan wajah penuh semangat. Kenna berdiri di depan, hijab paech lebar membalut tubuhnya. Suaranya lembut, tapi mantap, ketika menjelaskan tafsir ayat yang baru saja ia bacakan.Di sisi kanan panggung kecil, Sasha berdiri dengan senyum khasnya. "Luar biasa! Ternyata bukan cuma ibu-ibu, tapi remaja pun bisa terikat dengan cara penyampa

  • PESONA PRIA RIVAL SUAMIKU   PPRS 75

    "Majelis Hakim memutuskan, mengabulkan gugatan cerai penggugat, Kenna Humairah, terhadap tergugat Barel Herlambang."Suara hakim ketua bergema tenang di ruang sidang itu.Kenna menunduk, jemarinya saling meremas. Jantungnya berdetak tak beraturan. Rasanya seperti mimpi-hari yang ia tunggu sekaligus ia takuti akhirnya datang.Hakim melanjutkan, "Dengan demikian, sejak putusan ini dibacakan, maka perkawinan antara penggugat dan tergugat dinyatakan putus karena perceraian. Sidang dinyatakan selesai."Ketukan palu terdengar tiga kali.Kenna memejamkan mata sejenak. Udara terasa sesak. Tapi dalam sesak itu, ada sedikit ruang lapang yang perlahan membuka. Tanpa banyak kata, perempuan cantik itu segera sujud syukur di tempat itu juga."Kenna..." suara pelan terdengar di sampingnya. Rangga, berdiri tegap dengan wajah tenang, menatapnya terharu dan penuh keyakinan, sekaligus harapan.Kenna menoleh sebentar, lalu buru-buru mengalihkan pandangan. "Sudah... selesai," bisiknya, hampir tak terdeng

  • PESONA PRIA RIVAL SUAMIKU   PPRS 74

    “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” suara Kenna terdengar lembut di dalam aula kecil stasiun Praba.“Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.” Jawaban serentak para ibu mengisi ruangan.Kenna menatap wajah-wajah yang duduk bersila dengan penuh perhatian. Senyum kecil ia tahan, napasnya ditata. “Hari ini, saya ingin kita bersama-sama membahas surat yang ringan, tapi punya makna luar biasa. Surat Al-Insyirah. Ada yang menyebutnya juga surat Alam Nasyrah.”Beberapa ibu mengangguk, ada yang berbisik pelan mengulang nama surat itu.“Surat ini hanya delapan ayat, tapi pesannya dalam sekali,” lanjut Kenna. Tangannya mengusap pelan lembaran mushaf di depannya. “Allah mengingatkan bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Bahkan disebut dua kali. Jadi seolah Allah ingin kita benar-benar yakin, setiap kita terhimpit, selalu ada jalan lapang setelahnya.”Seorang ibu berkerudung biru muda mengangkat tangan. “Berarti surat ini baik dibaca saat kita lagi banyak masalah ya, Mbak Kenn

  • PESONA PRIA RIVAL SUAMIKU   PPRS 73

    "Masuk!" Suara Rangga tajam namun hangat saat menarik tangan Kenna menuju mobilnya.Tangannya kokoh, wajahnya fokus.Kenna kaget dengan genggaman Rangga yang tiba-tiba. "Rangga..." Kenna berbisik, napasnya terputus. "Kamu,..ngapain?""Kabur, ayo,.. yang penting kamu sama aku sekarang. Kamu aman." Rangga membuka pintu, menarik Kenna segera masuk mobilnya, lalu menutup pintu dengan bunyi gedebuk."Aku udah capek ladeni orang yang nggak waras macam dia, bawaannya pingin ngajak berdebat, atau berantem terus. Malu dilihat orang."Dari depannya, Barel masih berteriak, wajahnya merah. "Kenna! Jangan bawa dia, Rangga! Itu istriku!"Rangga menoleh sebentar, tatapan matanya setajam pisau. "Kamu sudah kehilangan hakmu." ucapnya pelan, lebih seperti ancaman dingin.Mesin mobil menyala. Rangga menekan pedal gas. Suara ban mencakar aspal, meninggalkan halaman pengadilan dengan aroma debu panas.Kenna bersandar pada kursi, jemarinya gemetar. "Syukurlah kita lepas dari dia, Rangga. Dia terlihat makin

  • PESONA PRIA RIVAL SUAMIKU   PPRS 72

    "Kenna..." guman Rangga. Tenggorokannya serak saat ia menatap kosong jendela apartemennya.Matahari pagi menembus tirai tipis, namun cahaya itu hanya menambah panas di dadanya. Tangannya mengepal di meja."Kenapa aku terlambat semalam?" ia mendesis, wajahnya menegang. "Kenapa aku biarkan dia sendirian hanya karena menolakku?" Kursi ia tendang kasar. Suaranya berderak memenuhi ruangan. Dahi Rangga berpeluh, napasnya memburu."Barel sudah kelewatan. Dia harus berhenti. Aku nggak akan biarkan lagi Kenna jatuh di tangan dia."Ia menatap cermin kecil di dinding. Sorot matanya tajam, seperti pisau siap menebas."Cerai itu harus segera. Aku yang akan dorong. Aku yang akan pastikan dia bebas."Langkahnya cepat ke kamar mandi, membersihkan dirinya, lalu meraih pakaian kasual. Pikirannya hanya satu: Kenna.Beberapa menit kemudian, Rangga berdiri di depan warung kecil. Aroma nasi uduk mengepul dari panci besar."Mas, bungkus dua ya. Kasih sambel jangan terlalu pedas," katanya cepat.Penjual ter

  • PESONA PRIA RIVAL SUAMIKU   PPRS 71

    “B4jing4n kamu, Rangga! Kamu mengambil kesempatan dalam diri Kenna yang baru rapuh!” Umpatan itu membelah udara malam. Baru saja Barel kembali ke lokasi di mana diameninggalkan Kenna karena marah dengan sikap wanita itu, dia melihat didepannya Rangga memeluk Kenna Darah yang mendidih membuat dia menghentikan mobilnya, roda berdecit kasar di atas aspal. Lampu depannya menyorot punggung Rangga yang sedang memapah Kenna masuk ke mobil lain.Rangga menoleh singkat. Tatapannya tajam, matanya berkilat. Kenna masih meringkuk, tubuhnya lemah, wajahnya sembab.“Pergi, Barel!” Rangga menggeram rendah. “Kamu sudah cukup menyiksanya.”“Dasar munafik! Kamu pura-pura jadi pahlawan, padahal kamu yang paling senangbisa memeluknya!” Barel melangkah maju, suaranya penuh dengusan marah. “Lepaskan dia sebelum aku hancurkan kamu!”Kenna gemetar. Tangan mungilnya mencengkeram lengan Rangga lebih erat. “Jangan, Rangga… tolong jangan lawan dia.”Rangga menahan napas, lalu membuka pintu mobil pelan. Ia menun

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status