Share

Bab. 13.

  Ivana bersama empat temenya di Bandara. Mereka harus menelan kekecewaan tidak bisa liburan di Pantai Pattaya. Tapi tugas penerbangan berikutnya sudah menanti. Mereka berlima chek in dan harus kembali ke Indonesia. 

Ivana dan temenya sudah di pesawat sekarang. Ia memandang awan yang bergelombang yang  seputih kapas. Saat ini cuaca cerah. Tapi tidak suasana hati ini. Sekedar melepas lelah berlibur ke pattaya pun tak bisa. Semua ulah David. 

'Ya David' Ivana menyebut nama itu enggan. Saat ini benci mengunung kepadanya. Wajah mereka berlima pasrah. Mereka terdiam dengan pikiranya sendiri- sendiri. Ivana melirik mereka. Dan hmmm sudah ke alam mimpi semua. Ivana tak bisa memejamkan matanya. Wajah David mengoda pikiranya. Ia mengedarkan pandangan mencari sosok itu. 

What? 

David tersenyum ke arahnya. Sambil melambaikan tangan. 

Ia menepuk jidatnya sendiri. 

'Ya Tuhan dia seperti hantu?' Tiba- tiba di pesawat ini bersama. Ivana mengucek matanya berulang kali. David yang melihat itu Ketawa cekikikan. Ivana mendelik sewot pada David dan segera memalingkan wajahnya.

"Huuh ... dasar manusia aneh!" Sungut Ivana. 

"Ada apa Van?" Tanya Norma yang terbangun suara Ivana. 

"Itu si David? Kenapa dia ada bersama kita di pesawat ini? Tadi perasan pas berangkat nggak nemu orang kayak gitu!" Gumam Ivana kesal. 

"Ya mungkin kita nggak liat kali pas dia naik!" 

"Udah tidur aja, masih satu jam lagi nih kayaknya sampai di Bandara Soekarno Hatta," 

"Jangan terlalu  membenci seseorang barangkali suatu hari nanti kau menyukainya," Norma meledek Ivana. 

"Aku nggak mungkin menyukainya uzdtazah ...." 

"Aku bukan Ustazah! Aku Norma adalah pramugari maskapai Nasional," 

"Kalian ributin apa sih! Berisik aah! 

Sontak Ivana dan Norma diam sambil ketawa lirih cekikikan. Lisa sewot terganggu tidurnya mendengar ocehan mereka berdua. Norma memejam matanya dan Ivana masih memikirkan ucapan Norma. Benarkah perkataan Norma kalau membencinya suatu  hari bisa jatuh cinta? Saat ini benci begitu mengunung pada David. Tapi dia  seolah senang dengan kebencianya? Mungkin dia Alien kali ya.  'Huuft'batin Ivana. 

Akhirnya pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Jakarta. Ivana bersama empat Temenya turun. Panas menyambut mereka. Dan David masih mengikuti mereka. Emosi naik turun melihat tampang David. Lebih baik ia diamkan saja. Tapi David menyapa Lisa, Ara dan Tina. 

"Hai ... semua," senyum David sembari memamerkan iklan pepsodentnya. 

Mereka bertiga terpana dengan senyum David dan kontan jengkel mereka hilang. 

"Hai ... juga Mas David?" Ara yang punya mata genit tak rela laki- laki menyapa duluan tak di tanggapi. Ivana geli dengan tingkah Ara. Apa aku cemburu? Eeeh . 

"Udah yuk Norma kita jalan! Dua Jam lagi  kita harus terbang ke pontianak!" 

Saat ini pukul sebelas siang dua jam lagi Norma dan Ivana tugas ke Pontianak. 

"Eits tunggu mereka?" 

"Lah di tunggu malah terkena godaan setan!" Gumam Ivana lirih hanya Norma yang mendengarnya. 

"Hahaha ... cemburu nih ye ...." 

"Nggak!" 

Ivana terus melangkah sambil berusaha menahan emosi yang meletup. Melihat Ivana melenggang membuat David kalang kabut. Niat ingin mengoda Ivana malah Temenya yang tergoda. Bagaimana ini? 

"Hmm maaf, aku permisi dulu ya?" Ucap David sambil mengejar Ivana. 

"Napa ngikutin aku?" Mata Ivana mendelik sewot. 

"Ya Allah galak banget Van? Nanti manisnya hilang lho kalau galak- galak!" 

"Bodo!" 

Norma dan temenya tertawa. Akhirnya Ivana jalan duluan ke parkiran. Meninggalkan David yang terpaku melihat punggung Ivana menjauh. ia duluan Masuk ke mobil jemputan. 

"Sabar Mas David, hadapi kucing betina kayak Ivana harus sabar?" 

"Haah ... siapa kucing betina?" 

"Itu Ivana!" Norma dan tiga temenya ketawa lagi. 

"Hehehe ... iya kucing betina yang manis," ucap David dengan mata berbinar. " ehhem"  Mereka kompak mengeluarkan suara. David salah tingkah dan mengaruk kepalanya yang tak terasa gatal.

"Dia itu lagi emosi. Liburanya ke Pattaya terganggu. Kami juga sebenarnya sempet marah saat Mas David menculik Ivana," 

"Lah siapa yang tak  emosi liat calon istriku berpakaian terbuka  begitu!" 

"Ya kami maklum, nanti lagi ajak Ivana ke Pattaya untuk menebus liburan yang gagal, jangan lupa ajak kami eeeh,"  ucapan Lisa di sambut antusias Ara, Norma dan Tina. 

"Udah dulu Mas David kita mau parkiran. Mau pulang. Sedang Norma mau lanjut kerja," 

"Iya silakan. Salam buat Ivana," 

"Siap," jawab mereka kompak.

Mereka berlalu dari David. Sedangkan David menunggu Mang ujang datang. Ia bertekad harus mendapatkan Ivana. 

Bersambung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status